1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peramalan adalah suatu cara untuk memprediksi keadaan yang akan terjadi  di  masa  mendatang.  Analisis  runtun  waktu  merupakan  salah  satu
metode  peramalan  yang  didasarkan  pada  data  kuantitatif  masa  lalu. Analisis runtun waktu pada dasarnya digunakan untuk melakukan analisis
data yang mempertimbangkan pengaruh waktu, dan tidak hanya dapat di- lakukan  untuk  satu  variabel  saja  tapi  juga  dapat  dilakukan  untuk  banyak
variabel. ARIMA  Autoregressive  Integrated  Moving  Average  merupakan
model  yang  digunakan  untuk  peramalan  analisis  runtun  waktu  tunggal. Contohnya,  jika  kita  akan  meramalkan  curah  hujan  di  masa  mendatang,
kita  hanya  menggunakan  data  curah  hujan  saja  untuk  meramalkannya. Data  curah  hujan  tersebut  berperan  sebagai  masukan  sekaligus  keluaran.
Sementara untuk data berganda tidak dapat dilakukan analisis mengguna- kan model ARIMA. Kenyataannya, ada banyak kejadian yang dipengaruhi
oleh lebih dari satu faktor. Jadi untuk meramalkannya juga harus dipertim- bangkan faktor-faktor yang mempengaruhi. Contohnya untuk meramalkan
curah  hujan,  perlu  dipertimbangkan  banyak  faktor,  seperti  kelembaban udara,  suhu,  kecepatan  angin,  dan  lain-lain.  Oleh  karena  itu  diperlukan
model-model  yang  lain  untuk  menyelesaikan  masalah  peramalan  dengan data berganda.
Ada  beberapa  model  yang  dapat  digunakan  untuk  menyelesaikan masalah peramalan dengan data berganda. Salah  satu  di  antaranya adalah
model regresi. Bentuk umum dari model regresi adalah: =
� +
�
1 1,
+ �
2 2,
+ ⋯ + �
,
+ 1-1
= 1,2, ⋯ ,
dengan : pengamatan ke-
dari variabel keluaran
,
: pengamatan ke- dari variabel masukan ke-
�        : koefisien regresi  = 0,1, ⋯ ,
: galat pengamatan ke- : banyaknya variabel masukan
: banyaknya pengamatan Selain model regresi terdapat pula model sistem linear. Bentuk umum dari
model sistem linear untuk masukan tunggal adalah sebagai berikut: =
� +
�
1 −1
+ �
2 −2
+ ⋯ +
= � �  +
di mana � �  =
� �
∞ =0
dengan
: variabel keluaran saat : variabel masukan saat
: galat saat Kesulitan  dalam  pendugaan  parameter  model  ini  adalah
� �   memuat sejumlah tak hingga koefisien dan mempunyai derajat yang tinggi. Artinya
terdapat  sejumlah  tak  hingga  parameter  yang  harus  diduga.  Simbol �
adalah notasi untuk operator backshift yang artinya adalah sebagai berikut: � =
−1
Notasi � yang dipasangkan pada   mempunyai pengaruh menggeser data
satu periode ke belakang, dua penerapan � untuk   mempunyai pengaruh
menggeser data tersebut dua periode ke belakang, yaitu: � �   = �
2
=
−2
dan secara umum �
=
−
Timbul  suatu  masalah  lagi  ketika  kita  menggunakan  data  berganda, yaitu  parameter  yang  muncul  pada  model  akan  lebih  banyak  dibanding
dengan data tunggal. Apabila ada banyak parameter, maka akan kesulitan dalam tahap pendugaan parameter. Oleh sebab itu, diperlukan model yang
tidak  hanya  dapat  menyelesaikan  masalah  peramalan  dengan  data
berganda  tetapi  model  tersebut  juga  harus  dapat  menyelesaikan  masalah munculnya banyak parameter dalam data berganda.
Model  fungsi  transfer  merupakan  salah  satu  model  peramalan  yang dapat  digunakan  untuk  peramalan  data  runtun  waktu  berganda.  Model
fungsi transfer adalah suatu model yang menggambarkan bahwa nilai pre- diksi masa depan dari suatu  runtun  waktu  disebut  deret  keluaran adalah
berdasarkan  pada  nilai-nilai  masa  lalu  runtun  waktu  itu  sendiri  dan berdasarkan  pula  pada  satu  atau  lebih  runtun  waktu  disebut  deret
masukan  yang  berhubungan  dengan  deret  keluaran  tersebut.  Selain  itu, model fungsi transfer adalah model dengan jumlah parameter yang sedikit.
Contoh model fungsi transfer untuk meramalkan curah hujan dengan
mempertimbangkan  kecepatan  angin sebagai faktor yang mempeng-
aruhinya adalah sebagai berikut: = 0,978
−2
− 0,206
−4
− 0,889 + 0,274
−2
− 0,486
−3
+ 0,15
−5
1-2 Artinya, untuk meramalkan curah hujan pada saat   dibutuhkan informasi
mengenai  curah  hujan  itu  sendiri  pada  saat − 2  dan  − 4,  serta
kecepatan angin pada saat  , − 2,  − 3, dan  − 5.
Bentuk dari model fungsi transfer  untuk masukan tunggal adalah:
= ��
��
−�
+ 1-3
� �  adalah polinomial berderajat   dengan � sebagai variabel.
� �  = � − �
1
� − �
2
�
2
− ⋯ − � � �
, �
1
, �
2
, ⋯ , �  adalah parameter model.
��
−�
= �
− �
1
� − �
2
�
2
− ⋯ − � �
−�
= �
−�
− �
1 −�
� − �
2 −�
�
2
− ⋯ − �
−�
� =
�
−�
− �
1 −�−1
− �
2 −�−2
− ⋯ − �
−�−
�� adalah polinomial berderajat   dengan � sebagai variabel. � �  = 1 − �
1
� − �
2
�
2
− ⋯ − � � �
1
, �
2
, ⋯ , �  adalah parameter model.
Bentuk dari model fungsi transfer juga dapat ditulis =
�� �� �
�
+ 1-4
Bandingkan dengan bentuk umum model sistem linear ���
�
�� =
�� 1-5
Dari  persamaan  di  atas  tampak  bahwa �� yang merupakan polinomial
berderajat tinggi dapat ditulis sebagai perbandingan antara dua polinomial berderajat    dan  . Disarankan bahwa nilai    dan    tidak lebih besar dari
dua Box, 1994:  385. Jadi  model sistem linear  dengan jumlah parameter yang banyak dapat disajikan dengan model fungsi transfer dengan jumlah
parameter  yang  lebih  sedikit  dan  bentuk  umum  persamaan  model  fungsi transfer masukan tunggal dapat ditulis menjadi
= ��  +
1-6 Skripsi ini akan membahas tiga hal, yaitu:
1. Fungsi transfer dan teori yang mendasarinya
2. Tahapan membangun model fungsi transfer
3. Aplikasi fungsi transfer dalam peramalan.
B. Rumusan Masalah