65
D. Proporsi Penggunaan Obat Hipoglikemia yang Efektif
Tujuan jangka pendek terapi diabetes melitus tipe 2 yaitu menghilangkan keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai
target pengendalian glukosa darah, sedangkan tujuan terapi jangka panjang untuk mencegah dan menghambat progresifitas komplikasi dan penyakit penyerta. Salah
satu perbaikan kondisi pada pasien diabetes melitus tipe 2 adalah penurunan kadar glukosa darah hingga mencapai target kadar glukosa darah yang disarankan
PERKENI, 2011. Penilaian penggunaan obat yang efektif dilakukan dengan melihat
proporsi perbaikan kondisi pasien yang 0,5 yang artinya pasien mengalami perbaikan kondisi dengan tercapainya target rata-rata kadar gula darah sewaktu
100-180 mgdL paling sedikit 50 dari keseluruhan hari rawatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan penggunaan obat yang efektif dalam
mengatasi kondisi kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2 sebanyak 53 yang dilihat dari perbaikan kondisi pasien, diikuti 47 penggunaan obat
yang kurang efektif. Hasil secara rinci disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Diagram Proporsi Efektivitas Penggunaan Obat Berdasarkan Perbaikan Kondisi Pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015
9 53
8 47
Efektif Kurang Efektif
66
Efektivitas penggunaan obat berkaitan langsung dengan perbaikan kondisi pasien. Semakin tinggi efektivitas penggunaan obat diharapkan akan
membaik pula kondisi pasien. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini bahwa ditemukan penggunaan obat yang efektif sebanyak 53 dan diikuti perbaikan
kondisi pasien sebanyak 53. Hasil penelitian ini hampir serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2013 bahwa terlihat penggunaan obat
hipoglikemia efektif dalam mengendalikan gula darah dengan terjadinya perbaikan kondisi gula darah sesuai target terapi yang terjadi pada 50 dari 97
pasien 52. Proporsi penggunaan obat hipoglikemia yang efektif dihitung dari jumlah
pasien dengan penggunaan obat hipoglikemia yang efektif kemudian dibandingkan dengan total keseluruhan pasien. Hasil penelitian ini terdapat 9
pasien dengan penggunaan obat hipoglikemia yang efektif dari keseluruhan 17 pasien. Dengan demikian, proporsi penggunaan obat hipoglikemia yang efektif
sebanyak 53. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan obat hipoglikemia baik oral maupun injeksi insulin 53 sudah efektif dapat
mengendalikan kadar gula darah sewaktu pada pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Agustus 2015.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Profil penggunaan obat hipoglikemia di Instalasi Rawat Inap Bangsal
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah penggunaan obat hipoglikemia tunggal dan kombinasi.
2. Keamanan penggunaan obat terkait dengan interaksi obat pada pasien di
Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul ditemukan pada 97 60 hari rawat dengan kejadian interaksi obat
seluruhnya bersifat potensial yaitu efek interaksi obat tidak terjadi pada pasien.
3. Waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal
Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan parameter ketercapaian rata-rata pemeriksaan kadar gula darah sewaktu 100-180
mgdL paling banyak terjadi pada hari rawat ke-5. 4.
Proporsi penggunaan obat yang efektif pada pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan parameter
perbaikan kondisi pasien ditemukan sebanyak 53 penggunaan obat yang efektif.
B. Saran
Bagi peneliti selanjutnya, untuk kepentingan publikasi dalam jurnal internasional, disarankan sebaiknya mendapatkan keterangan Ethical Clearance.
Sebelum menyelesaikan pengambilan data disarankan juga untuk melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI