31
prospektif dimaksudkan untuk menemukan insidensi penyakit pada kelompok yang terpajan oleh faktor risiko maupun pada kelompok yang tidak terpajan,
sehingga dapat diketahui apakah terdapat hubungan sebab akibat antara pajanan dan penyakit yang diteliti Budiarto dan Anggraeni, 2003.
Data diperoleh dari lembar rekam medis dan informasi hasil klarifikasi dari tenaga kesehatan yaitu perawat. Pengambilan data pasien dilakukan dengan
cara mengikuti proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu dan memantau kondisi pasien setiap hari melalui lembar pengobatan pasien.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian berupa hasil laboratorium, penggunaan obat hipoglikemia dan kondisi pasien di instalasi rawat inap bangsal bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
2. Definisi Operasional
a. Hasil laboratorium yang dimaksud meliputi hasil pemeriksaan hematologi,
hitung jenis, fungsi hati, fungsi ginjal, glukosa sewaktu, dan elektrolit. b.
Obat hipoglikemia merupakan obat yang mempunyai efek menurunkan kadar gula darah meliputi golongan penghambat glukoneogenesis yaitu biguanida,
golongan pemicu sekresi insulin yaitu sulfonilurea, golongan peningkat sensitivitas terhadap insulin yaitu tiazolidindion, golongan insulin kerja cepat
insulin aspart, insulin kerja panjang insulin detemir dan insulin kombinasi campuran insulin aspart protamineinsulin aspart 7030.
32
c. Kondisi pasien yang dimaksud adalah pemeriksaan tanda vital yang dituliskan
di rekam medis terdiri dari tekanan darah, suhu, denyut nadi dan laju pernapasan.
d. Kasus yang dimaksud adalah hari rawat tiap pasien. Kasus yang dievaluasi
adalah hari rawat pasien yang menerima obat hipoglikemia dan terdapat pemeriksaan kadar gula darah sewaktu pada hari rawat tersebut.
e. Evaluasi penggunaan obat hipoglikemia meliputi kajian keamanan dan
efektivitas. f.
Evaluasi keamanan penggunaan obat merupakan kajian interaksi obat dengan kriteria sifat interaksi obat meliputi minor, signifikan dan serius. Kategori
serius adalah interaksi yang mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis sesegera mungkin. Kategori signifikan adalah apabila memperburuk
keadaan pasien dan memerlukan perubahan terapi. Kategori minor adalah apabila pasien mengalami perubahan pada kondisi klinis tetapi tidak
memerlukan perubahan
terapi dan
kontraindikasi ketika
tidak direkomendasikan pemberian obat bersamaan serta memerlukan monitoring
Albadr et al, 2014. g.
Interaksi obat adalah kemungkinan terjadinya interaksi antara obat hipoglikemia dengan obat lain yang digunakan selama pasien menjalani
perawatan di rumah sakit berdasarkan acuan Medscape 2015. Interaksi obat yang dimaksud meliputi interaksi obat potensial dan interaksi obat aktual.
h. Evaluasi efektivitas penggunaan obat hipoglikemia dengan kajian ketepatan
pemilihan obat dan ketepatan dosis berdasarkan standar PERKENI tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2011, sedangkan perbaikan kondisi pasien dengan parameter tercapainya target penurunan gula darah sewaktu berdasarkan acuan Silvio dan Inzucchi
tahun 2011. i.
Kajian ketepatan pemilihan obat dilakukan dengan melihat kesesuaian pemilihan obat berdasarkan algoritma standar PERKENI tahun 2011 yaitu
pemilihan obat dikatakan tepat jika nilai rata-rata pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dalam sehari 180 mgdL sedangkan pemilihan obat dikatakan
kurang tepat jika nilai rata-rata pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dalam sehari 180 mgdL.
j. Perbaikan kondisi pasien dinilai dengan rata-rata pengukuran kadar gula
darah sewaktu. Kriteria perbaikan kondisi pasien adalah tercapainya rata-rata kadar gula darah sewaktu 100-180 mgdL Silvio and Inzucchi, 2011 pada
tiap hari rawat. Penilaian terhadap waktu terjadinya perbaikan kondisi pasien dilakukan dengan menghitung modus hari terjadinya perbaikan kondisi
pasien. k.
Pengukuran gula darah yang digunakan adalah rata-rata pengukuran kadar gula darah sewaktu dalam satu hari pemberian obat.
l. Proporsi penggunaan obat yang efektif adalah jumlah pasien yang
menggunakan obat hipoglikemia dan mencapai proporsi perbaikan kondisi pasien 0,5 dibandingkan jumlah pasien keseluruhan. Proporsi perbaikan
kondisi pasien adalah perbandingan antara jumlah perbaikan kondisi pasien dengan jumlah hari rawat pasien.
34
m. Komplikasi diabetes melitus meliputi komplikasi mikrovaskuler dan makro
vaskuler. Komplikasi mikrovaskuler terdiri dari neuropati, retinopati dan nefropati. Komplikasi makrovaskuler meliputi penyakit arteri koroner,
penyakit arteri perifer dan stroke. n.
Penyakit penyerta diabetes melitus meliputi osteoarthritis, dislipidemia, hipoalbuminea, anemia, dan hematemesis.
C. Ruang Lingkup Penelitian