Obat Hipoglikemia Oral Obat Hipoglikemia

21

B. Obat Hipoglikemia

1. Obat Hipoglikemia Oral

Menurut PERKENI 2011 terdapat 5 golongan obat antidiabetes oral ADO atau obat hipoglikemia oral OHO berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi 5 golongan. a. Pemicu Sekresi Insulin 1 Sulfonilurea Obat golongan ini memiliki efek utama untuk meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas serta digunakan sebagai pilihan utama bagi pasien dengan berat badan normal dan kurang namun, masih dapat diberikan bagi pasien dengan berat badan lebih PERKENI, 2011. Sulfonilurea memiliki mekanisme kerja utama yaitu meningkatkan pelepasan sekresi insulin atau merangsang pelepasan insulin dari sel-sel beta pankreas Inzucchi et al, 2012. Sulfonilurea generasi pertama yaitu tolbutamid, klorpopamid dan tolazamid sedangkan sulfonilurea generasi kedua terdiri dari glimepirid, gliburid atau glibenklamid, glipizid, glikazid dan gliquidon Inzucchi et al, 2012. Penggunaan sulfonilurea generasi kedua lebih banyak digunakan dibandingkan sulfonilurea generasi pertama karena memiliki efek samping yang lebih jarang terjadi dan jarang terjadi interaksi dengan obat lain Katzung, 2012. Glimepirid dapat diberikan dengan dosis harian 1-6 mghari. Glibenklamid dapat diberikan dengan dosis harian 2,5- 15 mg satu sampai dua kali sehari PERKENI, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 2 Glinid Glinid merupakan obat dengan cara kerja yang sama dengan sulfonilurea, dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari dua macam obat yaitu Repaglinid derivat asam benzoat dan Nateglinid derivate fenilalanin. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi hiperglikemia post prandial PERKENI, 2011. Repaglinid dapat diberikan dengan dosis harian 1,5-6 mg 3 kali sehari sebelum makan sedangkan Nateglinid dapat diberikan dengan dosis harian 360 mg 3 kali sehari sebelum makan PERKENI, 2011. b. Peningkat Sensitivitas Terhadap Insulin 1 Tiazolidindion Obat ini sering disebut juga pioglitazon yang berikatan dengan Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma PPAR- γ yang merupakan suatu reseptor ini di sel otot dan sel lemak. Obat golongan ini memiliki efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa sehingga dapat meningkatkan pengambilan glukosa di perifer dengan mengaktivasi reseptor PPAR- γ PERKENI, 2011. Pengaruh tiazolidindion berupa peningkatan ekspresi GLUT-1 dan GLUT-4, penurunan asam lemak bebas, peningkatan diferensisasi sel-sel preadiposit menjadi adiposit Suzuki and Frye, 2013. Pioglitazone dapat diberikan dengan dosis harian 15-45 mghari PERKENI, 2011. c. Penghambat Glukoneogenesis 1 Metformin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 Obat ini memiliki efek utama mengurangi produksi glukosa hati glukoneogenesis serta memperbaiki pengambilan glukosa perifer. Metformin sering digunakan pada individu dengan berat badan berlebih. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal serum kreatinin 1,5 mgdL dan hati PERKENI, 2011. Metformin digunakan sebagai pilihan terapi utama pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak dapat dikontrol dengan pengaturan pola diet dan gaya hidup. Metformin dapat dikombinasikan dengan obat hipoglikemia oral lainnya dan insulin. Metformin memiliki keuntungan tidak menimbulkan efek hipoglikemia dibandingkan sulfonilurea dan insulin Inzucchi et al , 2012. Metformin dapat diberikan dengan dosis 250-3000 mg satu sampai tiga kali sehari bersamaan saat makan atau sesudah makan PERKENI, 2011. d. Penghambat absorpsi glukosa 1 Akarbose Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus sehingga memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan PERKENI, 2011. Mekanisme akarbose dengan cara menghambat enzim alfa glukosidase pada dinding usus halus. Terjadinya proses inhibisi enzim ini dapat mengurangi absorpsi karbohidrat sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar glukosa pada penderita diabetes melitus tipe 2. Pemberian dosis obat ini harus dimulai dari yang terendah kemudian ditingkatkan secara perlahan Katzung, 2012. Akarbose dapat diberikan dengan dosis harian 100-300 mg 3 kali sehari bersamaan dengan suapan pertama saat makan PERKENI, 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 e. DPP-IV inhibitor 1 Glucagon-like peptide-1 GLP-1 GLP-1 merupakan perangsang kuat pelepasan insulin sekaligus sebagai penghambat sekresi glukagon. Namun, secara cepat GLP-1 akan diubah oleh enzim dipeptidil peptidase-4 DPP-4 menjadi metabolit GLP-1-9,36-amide yang tidak aktif. Maka sekresi GLP-1 akan menurun pada penderita diabetes melitus tipe 2. Peningkatan konsentrasi GLP-1 dapat dicapai dengan pemberian obat yang menghambat kinerja enzim DPP-4 atau analognya GLP-1 agonis. Obat golongan DPP-4 inhibitor mampu menghambat kerja DPP-4 sehingga GLP- 1 tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif sehingga mampu merangsang pelepasan insulin serta menghambat pelepasan glukagon PERKENI, 2011. Terdapat lima senyawa DPP-4 inhibitor yaitu sitagliptin, vildagliptin, saxagliptin, linagliptin, alogliptin Capuano, 2013. Dosis harian sitagliptin yang dianjurkan yaitu 25-100 mghari sedangkan dosis harian vildagliptin yang dianjurkan yaitu 50-100 mg satu sampai dua kali sehari. Saxagliptin dapat diberikan dengan dosis harian 5mghari. Penggunaan obat golongan ini tidak bergantung dengan jadwal makan PERKENI, 2011.

2. Insulin