Teknik Analisis Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square PLS, metode Partial Least Square PLS merupakan factor indeterminacy metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuruan skala ukuran variable tertentu dan jumlah sampel dapat kecil. PLS dapat juga digunakan untuk konfirmasi teori. Model persamaan structural untuk menguji teori atau pengembangan teori dengan tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Dengan pendekatan PLS dapat membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variable laten untuk tujuan prediksi, dan PLS dimaksudkan untuk causal-perdictive analysis dalam situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang rendah. Ghozali, 2011:18-19 1. Inner Model Inner model yang kadang disebut juga dengan inner relation, structural model dan substantive theory. Merupakan model yang menggambarkan hubungan antar variable laten berdasarkan pada substantive theory Ghozali, 2011:23. Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Persamaan Model Struktural: η 1 = γ 11 ξ 1 + γ 12 ξ 2 + γ 13 ξ 3 + γ 14 ξ 4 + ζ Keterangan:  η = Variabel Laten Endogen Variabel Terikat  ξ = Variabel Laten Eksogen Variabel Bebas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen  ζ = Galat model structural Yamin, 2011: 38 2. Outer Model Outer model sering juga disebut outer relation atau measurement model. Merupakan model yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya Ghozali, 2011:23. Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten Yamin, 2011:10 Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen Bebas: X 1 = X 1  1 +  1 X 2 = X 2  1 +  2 X 3 = X 3  1 +  3 X 4 = X 4  1 +  4 X 5 = X 5  1 +  5 X 6 = X 6  1 +  6 X 7 = X 7  1 +  7 dan seterusnya sampai X 18 = X 18  1 +  18 Keterangan:  X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen   adalah variabel laten eksogen Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  X adalah loading faktor variabel eksogen   adalah galat pengukuran pada variabel eksogen Yamin, 2011: 37 Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen Terikat Y 1 = Y 1  1 +  1 Y 2 = Y 2  1 +  2 Y 3 = Y 3  1 +  3 Dan seterusnya sampai Y 5 = Y 5  1 +  5 Keterangan:  Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen   adalah variabel laten endogen  Y adalah loading faktor variabel endogen   adalah galat pengukuran pada variabel endogen Yamin, 2011:38 3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model Dievaluasi berdasarkan substantive theory-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi: a. Convergent Validity Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item scorecomponent score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,7 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian pada tahap awal dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup Ghozali, 2011:25. b. Discriminant Validity Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indicator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai square roof of average variance extracted AVE setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05 Ghozali, 2011:25. c. Composite Reliability Composite reliability blok indicator yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam yaitu internal concistency dan Cronbach Alpha. Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas composite adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,6 untuk semua konstruk Ghozali, 2011:25-26. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model Dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen dan diukur dengan melihat Q-Square predictive relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 nol menunjukkan bahwa model mempunyai nilai predictive relevance Ghozali, 2011:26.

3.4.2. Uji Hipotesis