Pembelajaran Matematika Pengajaran Remedial

b Menandai dan menunjukkan bagian-bagian yang dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan. c Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud mengarahkan siswa dalam mempelajari bahan tersebut. d Memberi dorongan dan semangat untuk belajar. e Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar mempermudah pemahaman terhadap bahan yang sedang dipelajari. f Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan. 2 Diminta mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek pengiring. Demikian pula hendaknya guru memberikan pengarahan tentang : a Kegiatan apa yang harus dikerjakan siswa. b Bahan apa yang dapat menunjang kegiatan yang sedang dilakukannya. c Bagian mana yang harus mendapat penekanan khusus. d Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih memusatkan perhatian terhadap inti masalah. e Cara yang sebaiknya untuk menguasai bahan tersebut, dan sebagainya. 3 Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-mata kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena hal lain seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang salah atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman sebayanya dan sebagainya, maka : a Kepada siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Layanan bimbingan ini bisa dalam bentuk pelayanan individual maupun bentuk kelompok. Tentu saja dalam hal ini tidak bisa seluruhnya ditangani oleh guru bidang studi tetapi membutuhkan seorang konselor, psikiater atau ahli lainnya. b Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah dilaksanakan pengajaran remedial. Dalam penelitian tahap alternatif tindakan dilaksakan mulai dari tahap tes kemampuan awal kemudian dilanjutkan proses pengajaran remedial yang dilakukan oleh peneliti. Tes kemampuan awal digunakan untuk melihat kesulitan apa saja yang dialami siswa dan untuk menggali lebih dalam teknik pembelajaran yang tepat digunakan untuk proses remedial. Pengajaran remedial dalam penelitian ini dilakukan di kedua kelas yang berbeda. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran remedial dengan Program Cabri 3D dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran remedial konvensional. c. Evaluasi Pengajaran Remedial Pada akhir kegiatan pengajaran remedial, hendaknya dilakukan evaluasi kembali re-evaluasi sampai sejauh mana pengajaran remedial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling utama adalah dipenuhinya kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. Bila ternyata masih belum berhasil maka hendaknya dilakukan kembali diagnosis re-diagnosis, prognosis, dan pengajaran remedial berikutnya. Dengan demikian daursiklus ini akan berulang terus. Dalam penelitian ini tahap evaluasi pengajaran remedial dengan diberikannya tes kemampuan akhir pada kedua kelas. Hasil dari tes kemampuan akhir inilah yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dalam pengajaran remedial yang diberikan.

3. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran Kosasih, 2007 : 10-11. Menurut Daryanto 2010 : 4 media dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi atau penyampaian pesan baik verbal maupun non verbal dari pengantar pesan guru kepada penerima pesan siswa. Proses penyampaian pesan ini ada kalanya berhasil tapi ada kalanya juga mengalami kegagalan. Adapun kegagalan itu disebabkan oleh gangguan yang menjadi penghambat komunikasi yang dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran antara lain seperti verbalisme artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya, selain itu juga adanya salah tafsir, dan perhatian siswa yang tidak terpusat. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima. Piaget dalam Suwarsono, 2001 : 96 menyebutkan bahwa salah satu tahap dalam perkembangan keruangan pada manusia adalah tahap ruang formal-operasional, yang berlangsung dari sekitar usia 12 tahun ke atas. Pada taraf ini, anak individu telah mampu untuk membayangkan dan melakukan operasi–operasi keruangan yang lepas dari adanya benda-benda kongkret atau perbuatan–perbuatan kongkret. Individu pada taraf ini sudah mampu melakukan pembayangan visual dari objek-objek dan mampu melakukan manipulasi mental atas objek-objek, tanpa kehadiran objek tersebut secara kongkret. Siswa taraf SMA termasuk dalam tahap ruang formal-operasional, siswa dapat membayangkan objek tanpa melihat objek kongkret. Seorang guru sebaiknya dapat mendesain pembelajaran dengan menyesuaikan metode dan media yang sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa. Oleh karena itu diperlukan media yang tepat agar proses pembelajaran ini dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto 2011:9 media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran ini dapat berupa slide, foto, diagram buatan guru, objek nyata, dan yang terkini dapat berupa program atau software. Selain itu, media pembelajaran meliputi berbagai jenis, antara lain : Pertama, media grafis atau dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik atau diagram; Kedua, media model solid atau tiga dimensi, seperti model-model benda ruang, diorama, dan sebagainya; Ketiga, media proyeksi, seperti film, filmstrip, OHP; Keempat, media informasi, komputer, internet; Kelima, lingkungan. Media pembelajaran tersebut juga dapat memberikan manfaat antara lain : a. Bahan yang disajikan menjadi jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik. b. Metode pembelajaran menjadi lebih bervariasi. c. Pembelajaran lebih menarik. d. Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman. e. Menimbulkan persepsi akan sebuah konsep yang sama. f. Siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktifitas. g. Mengatasi keterbatasan ruang, terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sangat sulit dipahami secara langsung oleh siswa. Contohnya : 1 Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa kedalam kelas. 2 Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata telanjang. 3 Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat diperlihatkan dalam jangka waktu yang relatif lebih cepat. 4 Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat. 5 Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks. Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah sehingga dapat ditangkap oleh telinga. Dalam proses pembelajaran kini dikenal istilah e-learning, yaitu yang dimaksud adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran Daryanto, 2010: 168. Media elektronik yang dimaksudkan adalah teknologi komputer dan internet. Proses pe,mbelajaran ini dengan kata lain dapat disebut dengan pembelajaran berbasis komputer. Pembelajaran berbasis komputer Daryanto. 2010 : 146 adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu. Keberadaan alat bantu ini dipadukan dengan program atau software yang sesuai dengan tujuan belajar sehingga tercipta media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam perkembangan teknologi, matematika juga memiliki program atau software yang diperuntukan mendukung media pembelajaran seperti : GeoGebra, Cabri 3D, Maple, Win Plot, Wingeom, dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan program Cabri 3D dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga seperti yang telah dijelaskan pada paparan sebelumnya.

4. Program Cabri 3D

Salah satu media pembelajaran matematika yaitu dengan menggunakan program atau software. Program atau software yang dapat memecahkan masalah matematika, misalnya : Program Cabri 3D, GeoGebra, Maple, Win Plot, Wingeom, dan sebagainya. Dalam penelitian ini media yang digunakan penulis yaitu program Cabri 3D.

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan program Cabri 3D terhadap pemahaman siswa dalam menentukan jarak titik ke garis pada ruang dimensi 3 untuk siswa kelas X SMA N 1 Jogonalan Klaten.

0 0 225

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan kedudukan titik garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga kelas X SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 2 243

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri Banyuurip Purworejo pada pokok bahasan volume kubus dan balok.

1 5 147

Upaya mengatasi kesulitan belajar topik menentukan jarak dalam ruang dimensi tiga dengan pembelajaran remedial yang memanfaatkan program CABRI 3D untuk siswa kelas X.3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 11

Pengaruh penggunaan program Cabri 3D terhadap pemahaman siswa dalam menentukan jarak titik ke garis pada ruang dimensi 3 untuk siswa kelas X SMA N 1 Jogonalan Klaten

8 48 223

B. KEDUDUKAN TITIK TERHADAP GARIS DAN BIDANG - Geometri Dalam Ruang 3D

1 1 12

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM CABRI 3D DIBANDING PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA TOPIK JARAK GARIS DENGAN BIDANG DALAM BANGUN RUANG KELAS X SMA N 1 DEPOK YOGYAKARTA

0 0 183

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan menentukan besar sudut antara dua garis dalam ruang dimensi tiga di kelas X semester II SMA Marsudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 0 163

Pemanfaatan program Cabri 3D dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa kelas V SD Negeri Banyuurip Purworejo pada pokok bahasan volume kubus dan balok - USD Repository

0 1 145

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X-A SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 SUBMATERI KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG DALAM RUANG DIMENSI TIGA

0 0 212