16. Pembuatan Luka pada Hewan Uji
Hewan uji dicukur bulunya terlebih dahulu hingga bersih dengan alat cukur steril kemudian hewan uji ditimbang. Setelah ditimbang, hewan uji lalu
diberi
ketamine
dan
xylazine
secara
intra peritonial
. Dosis
ketamine
dan
xylazine
yang digunakan adalah dosis yang dapat menimbulkan efek anastesi pada hewan uji. Setelah hewan uji teranastesi kulit hewan uji dibersihkan
dengan etanol 70 lalu dibuat luka eksisi menggunakan seperangkat gunting bedah steril pada lapisan kulit hewan uji yang digunakan hingga ini
membentuk luka eksisi dengan kedalaman tertentu dengan diameter kurang lebih satu cm lalu diameter lukanya diukur dengan jangka sorong.
17. Pengamatan Penyembuhan Luka dan Pengukuran Diameter Luka
Setelah biomaterial ini diaplikasikan pada luka di kulit hewan uji sampai pada hari yang ditentukan, maka perlakuan ini dihentikan. Penutup
pada luka hewan uji ini dibuka secara perlahan lalu luka pada punggung hewan uji ini diamati secara visual dan difoto dengan kamera kemudian
diameter lukanya diukur dengan jangka sorong.
F. Analisis Data
1. Analisis karakteristik dari biomaterial yang terbentuk ini meliputi analisis sifat fisik secara makroskopik dan organoleptis, gugus fungsi, sifat mekanik,
uji DTA dan TGA untuk selulosa bakteri, selulosa bakteri+gliserol dan selulosa bakteri+gliserol+
chitosan
; uji struktur morfologi dan uji kristalinitas untuk selulosa bakteri dan selulosa bakteri+gliserol+
chitosan
.
2. Sifat mekanik dari selulosa, selulosa bakteri+gliserol dan selulosa bakteri+gliserol+
chitosan
dianalisis secara statistik menggunakan Uji Normalitas, Uji Kesamaan Varians
Levene’s Test dan Uji ANOVA Satu Arah.
3. Analisis hasil untuk penyembuhan luka dilakukan dengan pengamatan luka secara visual berupa pengamatan patologi anatomi yang meliputi ada tidaknya
keropeng, kekeringan luka dan warna luka yang kemudian dideskripsikan beserta mengukur diameter dari luka tersebut dengan jangka sorong untuk
melihat pengaruh dari pemberian biomaterial pada luka. 4. Hasil pengukuran diameter luka dikonversikan menjadi luas lalu dihitung
penurunan luas lukanya. Penurunan luas luka lalu dianalisis secara statistik menggunakan Uji Normalitas, Uji Kesamaan Varians
Levene’s Test dan Uji ANOVA Satu Arah.
52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri
Acetobacter xylinum
dari Limbah Ketela Rambat
Ipomoea batatas
Poir dengan Penambahan
Chitosan
sebagai Material Penutup Luka pada Tikus Galur Wistar
Jantan” bertujuan untuk mengetahui karakteristik biomaterial selulosa bakteri dari limbah cair ketela rambat
Ipomoea batatas
Poir dengan penambahan
chitosan
sebagai material penutup luka dan mengetahui pengaruh pemberian biomaterial selulosa bakteri dari limbah cair ketela rambat dengan
penambahan
chitosan
dan gliserol sebagai material penutup luka pada tikus jantan galur Wistar dilihat secara makroskopis. Penelitian ini merupakan bagian dari
suatu rangkaian penelitian besar yang bertujuan untuk melihat kemampuan suatu biomaterial selulosa bakteri yang dihasilkan dari limbah cair ketela rambat dengan
penambahan
chitosan
dan gliserol dapat memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan mempercepat penyembuhan luka.
A. Hasil Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman
merupakan langkah
awal apabila
akan menggunakan bagian dari tanaman sebagai sampel penelitian. Determinasi
bertujuan untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas tanaman yang akan digunakan dalam penelitian. Kebenaran dari identitas tanaman ini sangat
penting karena untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengambilan