putus
elongation at break
dari bahan. Kekuatan atau tegangan tarik diukur dengan menarik sekeping polimer dengan dimensi yang seragam Rosida, 2007.
Contoh data sifat mekanik dari selulosa bakteri ditunjukkan pada Tabel III. Tabel III. Hasil sifat mekanik komposit selulosa bakteri nano kristalpolivinil
alkohol
George, Ramana, Bawa dan Siddaramaiah, 2011.
N. Analisis Kristalinitas dengan Difraksi Sinar X XRD
Difraksi sinar X merupakan metode analisis yang didasarkan pada hamburan cahaya pada kisi kristal yang dikenai sinar X. Metode ini dapat
digunakan dalam penentuan struktur kristal suatu padatan dengan menganalisis pola difraksinya dan juga digunakan untuk penentuan komposisi bahan penyusun
suatu campuran. Pola difraksi sinar X khas untuk setiap material karena masing- masing komponen terdiri dari susunan atom tertentu.
Morfologi dan struktur polimer dapat diperoleh dari pemeriksaan visual serta interpretasi matematika terhadap pola dan intensitas radiasi terhambur,
termasuk derajat kristalinitas Rabek, 1983. Derajat kristalinitas berhubungan dengan struktur rantai polimer. Apabila
suatu polimer memiliki struktur rantai yang semakin linier maka derajat
kristalinitasnya akan semakin besar sehingga bersifat semakin kristalin, demikan pula sebaliknya apabila strukturnya bercabang maka akan cenderung bersifat
amorf. XRD sangat penting untuk analisis polimer karena XRD dapat memperlihatkan indeks dari struktur kristal, dan derajat kristalinitas Rosida,
2007. Menurut Anggraeni 2003, derajat kristalinitas dapat ditentukan bila
difraksi kristalin dipisahkan dari difraksi amorf, dengan cara menghitung perbandingan luas difraksi kristalin terhadap luas total difraksi amorf dan
kristalin seperti ditunjukkan oleh Persamaan 4. Derajat kristalinitas = Luas kristalin ×100
………………. 4 Luas kristalin+amorf
Contoh hasil difraksi sinar-X dari selulosa bakteri dan
chitosan
ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Difraktogram XRD dari selulosa bakteri dan
chitosan
Stefanescu,
et. al.,
2012.
O. Analisis Sifat Termal dengan
Differential Thermal Analysis
DTA
Differential Thermal Analysis
DTA merupakan teknik yang cukup tua untuk analisis terhadap transisi termal dalam polimer. DTA memiliki kemiripan
dengan
Differential Scanning Calorimetry
DSC karena memberikan tipe informasi yang sama. Termogram yang dihasilkan keduanya mempunyai kaitan
dengan ka pasitas panas ΔT untuk DTA dan ΔQdt untuk DSC, sehingga
termogram-termogram DSC dan DTA memiliki bentuk yang sama. Instrumentasi alat DTA memiliki perbedaan yang signifikan dengan
DSC. Perbedaannya yaitu dalam DTA, sampel dan referensi keduanya dipanaskan oleh sumber pemanasan yang sama dan dicatat perbedaan temperatur antar
keduanya. Ketika terjadi suatu transisi dalam sampel tersebut, misalnya, transisi gelas atau reaksi ikat silang
–temperatur sampel akan tertinggal di belakang temperatur referensi jika transisi tersebut endotermik dan akan mendahului jika
transisi tersebut eksotermik Stevens, 2001. Secara skematik termogram DTA untuk polimer semikristalin
ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Termogram DTA untuk polimer semikristalin Stevens , 2001.
P. Analisis Sifat Termal dengan