antara 21 –27º C yang mendapat sinar matahari 11–12 jamhari dengan
kelembaban udara RH 50 –60 dan curah hujan 750–1500 mmtahun.
Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk usaha tani ketela rambat tercapai pada musim kemarau karena tanaman ini tahan terhadap panas dan
kering Rukmana, 1997.
4. Golongan Ketela Rambat
Menurut Juanda dan Cahyono 2004, ketela rambat dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:
a. Ketela rambat putih, yakni jenis ketela rambat yang memilki daging umbi berwarna putih.
b. Ketela rambat kuning, yakni jenis ketela rambat yang memiliki daging umbi berwarna kuning, kuning muda atau putih kekuning-kuningan
c. Ketela rambat orange, yakni jenis ketela rambat yang memiliki daging umbi berwarna orange.
d. Ketela rambat jingga, yakni jenis ketela rambat yang memilki daging umbi berwarna jingga jingga muda.
e. Ketela rambat ungu, yakni jenis ketela rambat yang memilki daging umbi berwarna ungu hingga ungu muda.
5. Kandungan Kimia
Contoh komposisi zat gizi ketela rambat disajikan pada Tabel I. Komposisi zat gizi ketela rambat bervariasi tergantung pada cara penanaman,
iklim, tingkat kematangan dan lama penyimpanan. Ketela rambat memiliki kadar air yang cukup tinggi berkisar 61,2-89,0 bb sehingga bahan kering
yang terkandung didalamnya relatif rendah. Kandungan rata-rata bahan kering ketela rambat yaitu 30 dan sangat bervariasi tergantung pada
kultivar, lokasi, iklim, tipe tanah, serangan hama dan penyakit serta cara menanamnya Juanda, 2004.
Tabel I. Kandungan kimia ketela rambat Komponen
Jumlah Kadar air
72,84 Pati
24,28 Protein
1,65 Gula reduksi
0,85 Mineral
0,95 Asam askorbat mg100 g
22,7 K mg100 g
204,0 S mg100 g
28,0 Ca mg100 g
22,0 Mg mg100 g
10,0 Na mg100 g
13,0 Fe mg100 g
0,59 Mn mg100 g
0,355 Vitamin A IU100 g
20063,0 Energi kJ100 g
441,0 Kotecha dan Kadam, 1998.
6. Waktu Panen Ketela Rambat
Waktu panen ketela rambat yang baik berkisar sekitar umur 3-4 bulan setelah penanaman. Pada umur tersebut ketela rambat telah matang. Ciri fisik
ketela yang matang, antara lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus dikukus rasanya
enak Rukmana, 1997.
F.
Chitosan
Chitosan
merupakan senyawa hasil deasetilasi kitin, terdiri dari unit N- asetil glukosamin dan N glukosamin. Adanya gugus reaktif amino pada atom C-2
dan gugus hidroksil pada atom C-3 dan C-6 pada
chitosan
bermanfaat dalam aplikasinya yang luas yaitu sebagai pengawet hasil perikanan dan penstabil warna
produk pangan, sebagai flokulan dan membantu proses
reverse
osmosis dalam penjernihan air, aditif untuk produk agrokimia dan pengawet benih Muzzarelli
,
1997; Shahidi, Arachchi dan Jeon, 1999.
Chitosan
sebagai bahan yang dapat diperbarui secara alami mempunyai sifat yang unik seperti biokompatibel,
biodegradable
, non-toksik, dan kemampuan untuk pembentukan lembaran yang bagus.
Chitosan
mempunyai dua gugus reaktif, yaitu amino dan hidroksil yang secara kimia dapat melakukan
interaksi pada temperatur ruangan. Adanya gugus amino memungkinkan untuk dilakukan beberapa modifikasi kimia Xiaoxiao, Wang dan Bai, 2009.
Berdasarkan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya,
chitosan
banyak digunakan dalam bidang farmasi, produk kosmetik, penyaringan air, perawatan
kulit, dan perlindungan tanaman. Selain itu,
chitosan
dapat juga digunakan sebagai pasta gigi, pencuci mulut, dan permen karet kunyah. Hal ini karena
chitosan
dapat menyegarkan nafas, mencegah terjadinya plak pada mulut, dan mencegah kerusakan gigi. Dalam bidang teknologi jaringan,
chitosan
dan turunannya diaplikasikan sebagai penutup luka, sistem pengiriman obat, dan
pengisi
implant
Kumar, dkk., 2004. Struktur
chitosan
ditunjukkan melalui Gambar 2.
Gambar 2. Struktur
chitosan
Pardosi, 2008. Berdasarkan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya,
chitosan
banyak digunakan dalam bidang farmasi, produk kosmetik, penyaringan air, perawatan
kulit, dan perlindungan tanaman. Selain itu,
chitosan
dapat juga digunakan sebagai pasta gigi, pencuci mulut, dan permen karet kunyah. Hal ini karena
chitosan
dapat menyegarkan nafas, mencegah terjadinya plak pada mulut, dan mencegah kerusakan gigi. Dalam bidang teknologi jaringan,
chitosan
dan turunannya diaplikasikan sebagai penutup luka, sistem pengiriman obat, dan
pengisi
implant
Kumar,
et.al,
2004.
G. Karakteristik