Orientasi Penyembuhan Luka Secara Normal Pengelompokkan Hewan Uji

material. Selain itu energi yang dihasilkan juga cukup tinggi sehingga energi ini dapat digunakan untuk merusak struktur sel suatu makhluk hidup. Namun karena keterbatasan dari peralatan yang ada maka proses sterilisasi yang dipilih adalah sterilisasi dengan panas basah. Proses sterilisasi yang digunakan adalah dengan menggunakan panas basah atau autoklaf dengan suhu 121 C selama 15 menit. Prinsipnya adalah uap panas dari autoklaf akan mengkoagulasi protein-protein penyusun dari mikroorganisme sehingga mikroorganisme akan mati.

N. Orientasi Penyembuhan Luka Secara Normal

Orientasi ini bertujuan untuk melihat jangka waktu yang dibutuhkan oleh hewan uji untuk proses penyembuhan lukanya tanpa pemberian perlakuan biomaterial atau membran chitosan atau dapat dikatakan penyembuhan secara alami. Sebelum pembuatan luka, tikus disuntik dengan kombinasi ketamine dan xylazine sebagai anastesi. Dosis yang digunakan adalah dosis yang dapat menimbulkan efek anastesi. Hal ini sesuai dengan langkah kerja yang diungkapkan oleh Frank dan Kämpfer 2000. Selain itu langkah kerja ini juga sesuai dengan proposal yang diajukan dan disetujui oleh Komisi Kode Etik Ethical Clearance . Jangka waktu pengamatan semula direncanakan selama empat belas hari namun ternyata berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ternyata pada hari yang ketujuh sejak luka pada hewan uji ini dibuat sudah menunjukkan pengecilan diameter luka yang cukup signifikan dibandingkan dengan diameter awal ketika luka dibuat dan secara patologi anatomi luka pada hari ketujuh ini sudah kering dan warnanya sudah kecoklatan, sehingga diputuskan jangka waktu pengaplikasian biomaterial sebagai penutup luka ini adalah selama tujuh hari.

O. Pengelompokkan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan ini sebanyak 24 ekor dengan pembagiannya menjadi 4 kelompok hari, yaitu hari ke-1, 3, 5 dan 7. Pemilihan kelompok hari berdasarkan hasil orientasi serta melihat teori yang diungkapkan oleh Price dan Wilson 2001, mengenai proses penyembuhan luka yang terdiri dari empat fase, yaitu fase vascular response, inflamasi, proliferasi dan maturasi. Berdasarkan teori tersebut, maka pada hari ketujuh sejak luka terjadi itu telah terjadi proses penyembuhan hingga tahap proliferasi sehingga kemungkinan ketika akan dibuat preparat histonya maka sudah akan terlihat pembentukan jaringan kembali. Setelah pengelompokan berdasarkan kelompok hari lalu pada punggung satu ekor hewan uji ini dibagi menjadi lima perlakuan penutupan luka, yaitu tiga kelompok ditutup dengan biomaterial selulosa bakteri+gliserol+ chitosan , satu kelompok ditutup membran chitosan sebagai kontrol positif dan satu kelompok tanpa penutupan sebagai kontrol negatif. Lalu kelimanya ditutup kembali dengan hepafix agar lebih merekatkan penutupan dari masing-masing perlakuan kecuali kontrol negatif.

P. Pembuatan Luka pada Hewan Uji

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri acetobacter xylinum dari limbah ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.) dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan.

1 1 136

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah ketela rambat (Ipomea batatas Poir) dengan penambahan chitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan.

1 4 183

Aktivitas antimikroba sediaan biomaterial selulosa bakteri dari limbah ketela rambat ( Ipomoea batatas Poir) dengan penambahan kitosan terhadap Staphylococcus aureus.

0 1 115

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian beras dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan.

0 2 133

Aktivitas antimikroba sediaan biomaterial selulosa bakteri dari limbah ketela rambat ( Ipomoea batatas Poir) dengan penambahan kitosan terhadap Staphylococcus aureus

0 2 113

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri acetobacter xylinum dari limbah ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.) dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan

0 0 134

PENGARUH VARIASI BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum DARI LIMBAH AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA KULIT TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR.

0 0 1

PENGARUH VARIASI BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum DARI SUBSTRAT UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR.

0 0 1

PENGARUH VARIASI BIOMATERIAL SELULOSA BAKTERI Acetobacter xylinum DARI LIMBAH CAIR KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR.

0 0 1

Pengaruh pemberian sediaan biomaterial selulosa bakteri Acetobacter xylinum dari limbah air cucian beras dengan penambahan kitosan sebagai material penutup luka pada tikus galur wistar jantan - USD Repository

0 0 131