L. Analisis Karakteristik Biomaterial
1. Analisis Sifat Fisik Secara Makroskopis dan Organoleptis
Analisis ini merupakan uji pendahuluan untuk melihat pengaruh pemberian gliserol dan
chitosan
pada selulosa bakteri. Tujuan dari analisis ini adalah melihat sifat fisik dari masing-masing biomaterial. Melalui sifat fisik ini juga dapat
dibedakan pula karakteristik dari masing-masing biomaterial yang dihasilkan. Hasil analisis sifat fisik dari masing-masing biomaterial disajikan dalam Tabel V.
Tabel V. Hasil pengamatan sifat fisik sampel biomaterial No
Sifat Fisik Selulosa Bakteri
Selulosa Bakteri + Gliserol
Selulosa Bakteri + Gliserol +
Chitosan
1 Warna
Kuning kecoklatan dan
agak putih keruh Kuning
kecoklatan dan agak putih keruh
Kuning kecoklatan
2 Tekstur
Kasar Kasar
Halus 3
Bentuk Lembaran seperti
kertas Lembaran seperti
kertas Lembaran seperti
kertas 4
Transparansi Tidak
Tidak Tidak
Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik dari masing-masing sampel biomaterial seperti yang ditunjukkan pada Tabel V, maka dapat dilihat bahwa
adanya penambahan gliserol ini tidak begitu mempengaruhi sifat fisik dari selulosa bakteri karena dilihat dari sisi tekstur, transparansi, warna dan bentuk
baik itu selulosa bakteri maupun selulosa bakteri yang diberi gliserol ini memiliki karakter yang sama. Berdasarkan pengamatan terhadap sifat fisik selulosa bakteri
yang dilakukan ternyata memiliki kemiripan dengan pengamatan sifat fisik selulosa bakteri yang dilakukan oleh Pratomo dan Rohaeti 2011.
Selain itu secara makroskopik memang dengan penambahan gliserol ini tidak akan terlihat adanya perbedaan namun kemungkinan untuk terjadinya
interaksi antar senyawa itu tetap ada. Hal ini akan diperjelas jika membandingkan profil spektra IR masing-masing sampel.
Adanya tekstur yang kasar pada selulosa bakteri ini kemungkinan dikarenakan akibat adanya rongga-rongga pada selulosa bakteri akibat adanya
pembentukan mikrofibril yang tidak merata yang dilakukan oleh bakteri
Acetobacter xylinum
saat proses fermentasi. Adanya rongga-rongga pada selulosa bakteri ini akan terlihat jika dilakukan analisis morfologi permukaan
menggunakan SEM. Adapun penambahan
chitosan
ini mempengaruhi tekstur dari selulosa bakteri yang semula kasar menjadi lebih halus. Adanya tekstur yang halus pada
permukaan selulosa bakteri akibat adanya penambahan
chitosan
ini kemungkinan dikarenakan adanya pengisian rongga-rongga dari selulosa bakteri oleh material
chitosan
. Adanya perubahan tekstur dari selulosa bakteri akibat adanya penambahan
chitosan
ini juga dapat menyebabkan kemungkinan adanya interaksi antara selulosa bakteri dengan
chitosan
. Interaksi antara selulosa bakteri dan
chitosan
dapat terlihat dan teramati dari profil spektra IR-nya. Lalu untuk melihat adanya pengisian dari rongga-rongga pada selulosa bakteri oleh material
chitosan
ini, tidak dapat diamati melalui pengamatan secara makroskopik namun harus dengan menggunakan suatu instrumen khusus, salah satunya adalah dengan
menggunakan SEM. Melalui analisis dengan SEM ini maka adanya perubahan tekstur dari selulosa bakteri dari yang semula kasar menjadi lebih halus akibat
adanya penambahan
chitosan
dapat lebih diperjelas dan diamati dengan mudah Freire
et. al.
, 2011.
Adanya warna yang agak putih keruh pada selulosa bakteri dan selulosa bakteri+gliserol ini kemungkinan dikarenakan pengaruh tumbuhnya jamur pada
permukaan sampel. Namun menurut Pratomo dan Rohaeti 2011, hal ini dapat diatasi dengan mencuci sampel tersebut dengan larutan alkohol 70.
2. Analisis Gugus Fungsi dengan Instrumen FT-IR