Peserta diajak untuk merefleksikan pengalaman atau gambar dengan bantuan Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan

142 6. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit a. Pengantar Bapa ibu yang terkasih, setelah kita mendalami bersama-sama pengalaman hidup melalui gambar dan pengalaman konkrit kita yang disatukan dalam Sabda Allah melalui Injil Matius. Dengan demikian kita dapat melihat betapa besar kuasa Allah menyembuhan berbagai penyakit. b. Memikirkan niat dan bentuk keterlibatan untuk mendoakan orang sakit. Berikut ini adalah pertanyaan penuntun membantu peserta membuat niat-niat: 1 Niat konkret apa yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan iman kepercayaan akan kuasa Allah yang menyembuhkan, sehingga anak-anak semakin percaya kepada Allah bukan dukun ketika sakit? 2 Hal-hal apa yang perlu kita perhatikan untuk mewujudkan niat-niat itu? c. Selanjutnya peserta mengungkapkan niat-niat pribadi agar saling meneguhkan. d. Pendamping mengajak peserta untuk membicarakan dan mendiskusikan bersama guna menentukan niat bersama yang konkrit, yang dapat segera diwujudkan agar memiliki kebiasaan untuk berdoa bersama dalam orangtua. e. Pendamping menyalakan lilin yang sudah dipersiapkan, kemudian mengajak peserta berdoa secara spontan untuk orang sakit sebagai permohonan kepada Tuhan yang dapat memberikan kesembuhan dari berbagai penyakit.

BAB VI PENUTUP

Pada bab penutup, penulis memaparkan rangkuman isi bab-bab sebelumnya, yaitu gagasan penting sebagai kesimpulan dari skripsi, yang ditujukan kepada orangtua-orangtua katolik, para tenaga pastoral dan ketua stasi. Penulis memberikan saran dan usulan bagi Pastor Paroki, Tim Kerasulan Orangtua, Ketua Stasi, dan Orangtua-Orangtua Katolik untuk bekerjasama dalam mewujudkan tujuan perkawinan, yakni pendidikan di bidang iman dan moral.

A. KESIMPULAN

Perkawinan menurut ciri kodratinya memiliki tiga tujuan, yaitu kesejahteraan suami istri bonum coniugum dan kelahiran serta pendidikan anak bonum prolis . Tugas mendidik berakar dalam panggilan utama suami istri untuk berperan serta dalam karya penciptaan Allah. Hak maupun kewajiban orangtua dalam mendidik anak-anak bersifat hakiki, pertama dan utama karena keistimewaan hubungan cinta kasih antara orangtua anak. Maka orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi putra-putrinya terutama berkaitan dengan nilai- nilai dasar, nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai religius. Pendidikan anak mencakup banyak hal, namun akan difokuskan mengenai pendidikan iman dan pendidikan moral dalam keluarga. Pendidikan iman adalah usaha membantu dan mempermudah perkembangan iman seseorang, sehingga benih-benih iman yang ditaburkan Allah 145 dalam dirinya dapat bertumbuh menuju kedewasaan iman. Iman berasal dari pendengaran dan pendengaran berasal dari pewartaan sabda dan karya Kristus Rom. 10:17. Oleh karena itu, tugas orangtua adalah mewartakan Kristus kepada anak-anak mereka sejak dari kandungan sampai dewasa. PPK 31 mengatakan bahwa “Pendidikan dalam orangtua harus memperhatikan pendidikan iman dan pendidikan moral katolik, karena orangtua adalah sekolah nilai-nilai kemanusiaan dan iman katolik”. Hasil penelitian penulis terhadap 56 orangtua katolik yang usia perkawinan 7-15 tahun di Paroki Santa Maria Bunda Karmel Mansalong menemukan orangtua-orangtua katolik yang telah mendidik anak-anak secara katolik dengan cara mengajarkan: mencintai lingkungan hidup beserta segala isinya, terutama mencintai sesama; menghormati orang yang lebih tua dengan tidak menyebut nama secara langsung dan mendukung anak-anak terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja seperti, doa rosario, koor, pendalaman iman, ibadat, SEKAMI, OMK dan retret. Selain itu ditemukan beberapa orangtua katolik mempercayakan tanggungjawab mendidik iman anak-anak kepada guru agama. Hal ini nampak dari orangtua-orangtua katolik yang kurang dan belum melaksanakan pendidikan iman antara lain: mengajak anak-anak menonton kartun kisah tokoh-tokoh dalam Kitab Suci, menceritakan kisah-kisah dalam Kitab Suci, kisah para martir dan orang kudus, Sedangkan pendidikan moral yang kurang dan belum dilaksanakan dalam keluarga mengenai: menyontek saat ulanganujian merupakan perbuatan salah dan dosa, percaya kepada Allah secara total, sehingga tidak perlu ke dukun meminta pertolongan ketika sakit, dan mengambil barang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI