Peserta menyebutkan ayat yang menunjukkan orang banyak datang kepada Pendamping memberikan tafsiran Mat. 15: 29-31 dan menghubungkannya
145
dalam dirinya dapat bertumbuh menuju kedewasaan iman. Iman berasal dari pendengaran dan pendengaran berasal dari pewartaan sabda dan karya Kristus
Rom. 10:17. Oleh karena itu, tugas orangtua adalah mewartakan Kristus kepada anak-anak mereka sejak dari kandungan sampai dewasa. PPK 31 mengatakan
bahwa “Pendidikan dalam orangtua harus memperhatikan pendidikan iman dan pendidikan moral katolik, karena orangtua adalah sekolah nilai-nilai kemanusiaan
dan iman katolik”. Hasil penelitian penulis terhadap 56 orangtua katolik yang usia
perkawinan 7-15 tahun di Paroki Santa Maria Bunda Karmel Mansalong menemukan orangtua-orangtua katolik yang telah mendidik anak-anak secara
katolik dengan cara mengajarkan: mencintai lingkungan hidup beserta segala isinya, terutama mencintai sesama; menghormati orang yang lebih tua dengan
tidak menyebut nama secara langsung dan mendukung anak-anak terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja seperti, doa rosario, koor, pendalaman iman,
ibadat, SEKAMI, OMK dan retret. Selain itu ditemukan beberapa orangtua katolik mempercayakan tanggungjawab mendidik iman anak-anak kepada guru agama.
Hal ini nampak dari orangtua-orangtua katolik yang kurang dan belum melaksanakan pendidikan iman antara lain: mengajak anak-anak menonton kartun
kisah tokoh-tokoh dalam Kitab Suci, menceritakan kisah-kisah dalam Kitab Suci, kisah para martir dan orang kudus, Sedangkan pendidikan moral yang kurang dan
belum dilaksanakan dalam keluarga mengenai: menyontek saat ulanganujian merupakan perbuatan salah dan dosa, percaya kepada Allah secara total, sehingga
tidak perlu ke dukun meminta pertolongan ketika sakit, dan mengambil barang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
milik orang lain tanpa sepengetahuan pemilik merupakan dosa dan tidak baik, misalnya mengambil buah-buahan tetangga tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Maka dalam upaya membantu orangtua-orangtua katolik melaksanakan atau mewujudkan tujuan perkawinan, terutama pendidikan iman dan moral,
penulis memberikan sumbangan pemikiran berupa program pendampingan dalam bentuk katekese model
Shared Christian Praxis
. Dalam katekese model
Shared Christian Praxis
, orangtua-orangtua katolik dapat saling meneguhkan dan saling
memperkaya melalui sharing pengalaman, serta diteguhkan melalui sabda Tuhan. Selain itu orangtua-orangtua katolik diajak membangun niat konkrit melalui
perbuatan nyata, yakni mendidik iman dan moral anak secara katolik. Dengan demikian mereka semakin menyadari tugas dan tanggungjawab sebagai orangtua
dalam memberikan pendidikan iman dan pendidikan moral yang baik kepada anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada mereka, sehingga anak-anak dapat
bertumbuh dan berkembang dalam iman akan Kristus dan Tradisi Gereja katolik.