19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Agar variabel yang digunakan dapat diukur serta-menghilangkan dan menghindari penafsiran makna, maka perlu adanya definisi yang jelas
mengenai variabel yang akan diteliti, variabel tersebut sebagai berikut :
1. Experiential Marketing X
Experiential marketing adalah upaya pemasaran yang
menggunakan peristiwa-peristiwa pribadi yang terjadi sebagai tanggapan atas beberapa jenis stimulus sebagai penghubung antara
produk atau jasa yang diberikan perusahaan dengan konsumen. Schmitt 1999:231-232 dalam Kustini 2007:52-53, mengemukakan
bahwa experiential marketing diidentifikasikan oleh 5 dimensi yaitu :
a. Sense X1
Yaitu panca indra yang akan didapatkan konsumen melalui pengalamannya. Indikator dalam penelitian ini menurut Schmitt
1999:231-232 dalam Kustini 2007:52-53 adalah: 1. Aroma Makanan X1.1
Merupakan aroma dari makanan yang disajikan di restoran Hanamasa Gubeng Surabaya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2. Rasa Makanan X1.2 Merupakan rasa dari makanan yang disajikan di restoran Hanamasa
Gubeng Surabaya. 3. Penataan Letak Makanan X1.3
Merupakan penataan letak makanan yang disajikan oleh karyawan di restoran Hanamasa Gubeng Surabaya.
4. Musik Yang Diperdengarkan X1.4 Merupakan musik yang diperdengarkan di restoran Hanamasa
Gubeng Surabaya. 5. Pencahayaan Ruangan X1.5
Merupakan pencahayaan yang ada di ruangan restoran Hanamasa Gubeng Surabaya.
b. Feel X2
Yaitu perasaan yang berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa seseorang yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan
kesedihan. Indikator dalam penelitian ini menurut Schmitt 1999:231- 232 dalam Kustini 2007:52-53 adalah :
1. Image X2.1 Merupakan citra restoran Hanamasa Gubeng Surabaya di mata
pelanggan. 2. Kesan X2.2
Merupakan kesan yang diberikan restoran Hanamasa Gubeng Surabaya seperti tampilan papan nama dan logo menarik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
c. Act X3
Yaitu tindakan pelanggan apabila mereka sudah tertarik dan penasaran dengan apa yang mereka lihat. Indikator dalam penelitian ini menurut
Schmitt 1999:231-232 dalam Kustini 2007:52-53 adalah : 1. Sistem Pembayaran X3.1
Merupakan cara pembayaran yang dilakukan di restoran Hanamasa Gubeng Surabaya.
2. Pemilihan Makanan X3.2 Merupakan kemudahan yang diberikan karyawan restoran
Hanamasa Gubeng Surabaya di dalam memilih makanan.
d. Think X4
Yaitu mendorong pelanggan untuk berpikir secara kreatif dengan menilai lebih baik akan produk atau jasa dan mengingatnya. Indikator
dalam penelitian ini menurut Schmitt 1999:231-232 dalam Kustini 2007:52-53 adalah :
1. Keadaan Ruangan X4.1 Merupakan keadaan ruangan di restoran Hanamasa Gubeng
Surabaya seperti AC sejuk dan dingin yang diberikan. 2. Pelayanan Karyawan X4.2
Merupakan pelayanan penyajian makanan secara cepat oleh karyawan
restoran Hanamasa Gubeng Surabaya kepada pelangggan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
3. Inovasi Baru Makanan X4.3 Merupakan banyaknya inovasi menu makanan baru yang diberikan
restoran Hanamasa Gubeng Surabaya kepada pelanggan.
e. Relate X5