41
Ho ditolak jika F
hitung
F
tabel
b. Uji t
atau apabila nilai probabilitas 0,05
Pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial X
1,
X
2
dan X
3
1. H
terhadap Y digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut:
: b
1
H = 0 tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan
variabel terikat secara parsial
a
: b
1
bj se
bj t
hit
= ≠ 0 ada pengaruh yang nyata antara variabel bebas dengan variabel
terikat secara parsial 2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat bebas
n-k, dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah variabel. 3. Dengan nilai t hitung :
Keterangan : t
hit
= t hasil perhitungan b
j
= Koefisien regresi se bj = Standart error
3. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : Ho diterima jika t
hitung
≤ t
tabel
atau apabila nilai probabilitas ≥ 0,05
Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
atau apabila nilai probabilitas 0,05
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia
Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia pernah dibentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada
tanggal 11 Januari 1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta 1912. Kemudian pada tahun 1927 dibentuk bursa-
bursa efek di tiga kota besar di Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya. Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan di bursa-bursa
efek tersebut praktis terhenti karena situasi politik saat itu. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya tahun 1951, pemerintah
memberlakukan Undang-Undang Darurat No.13 Tahun 1951 yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang. Yaitu Undang-Undang No.15 Tahun 1952
tentang Bursa Efek. Pasar modal di Indonesia dari tahun 1977 sampai tahun 1987 kurang
memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari
pasar modal. Tersendat-sendatnya perkembangan pasar modal selama ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain mengenai prosedur emisi saham dan
obligasi yang terlalu ketat. Adanya batasan fluktuasi harga saham dan saham campur tangan pemerintah dalam penetapan harga saham pada pasar perdana.