10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1 IG.K.A. Ulupui 2006
a Judul: Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi
Di BEJ b
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan temuan empiris tentang pengaruh variabel akuntansi, khususnya yang berkaitan
dengan rasio keuangan pada tingkat individual terhadap return saham perusahaan-perusahaan yang masuk kategori industri
makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1999— 2005.
c Hasil Penelitian:
Variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya semakin tinggi.
11
Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan.
Variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio
utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan.
Variabel total asset turn over menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Manajemen Keuangan
Peranan manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang pesat
dalam bidang ekonomi dan bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Secara tradisional
peranan manajer keuangan ialah mencari dana untuk perusahaan bila diperlukan oleh perusahaan dan membelanjakannya. Dengan
perkembangan itu manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke arah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua
aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan
kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur kapital yang rasional.
Gitosudarmo dan Basri, 2002:3
12
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan keseluruhan yaitu kemakmuran yang maksimal, manajer keuangan haraus menjabarkan
tujuan perusahaan itu ke dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci. Gitosudarmo dan Basri, 2002:7
Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai value perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan
perusahaan. Value atau nilai perusahaam dimaksud, nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya perlu
pertimbangan nilai waktu dan uang. Gitosudarmo dan Basri, 2002:7 Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk menilai
pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang, sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang
present value. untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto dalam pengeluaran atau pemasukan yang akan datang.
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk dari akuntansi yang menyajikan data-data kualitatif keuangan atas semua transaksi-transaksi
yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Laporan keuangan dibuat untuk mempertanggung jawabkan atas
aktivitas perusahaan terhadap pemilik juga menambahkan informasi mengenai posisi perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan
terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan.
13
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1 1997:07: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti misalnya sebagai arus kas aau laporan arus dana, catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan”. Menurut Baridwan 1997: 17 laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencataan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang utama adalah perhitungan laba- rugi, laporan modal pemilik, neraca, dan laporan arus kas.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses pembukuan yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi yang dinyatakan dalam satuan uang yang disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Menurut SAK 1999, tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
14
2.2.2.2.Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai sumber informasi keuangan sangat diperlukan oleh pemakai laporan keuangan guna pengambilan suatu
keputusan ekonomi yang tepat. Karakteristik kualitatif ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Menurut SAK 1999 : 7, terdapat karakteristik-karakteristik kualitatif
laporan keuangan, yaitu : 1.
Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh pemakai. 2.
Relevan, agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
3. Materialitas, tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan omission atau kesalahan dalam mencatat misstatement.
4. Keandalan, informasi memakai kualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau wajar
diharapkan dapat disajikan. 5.
Penyajian jujur, agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
15
6. Substansi mengungguli bentuk, jika informasi dimaksudkan untuk
menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai
dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai
dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. 8.
Pertimbangan sehat, mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva
atau pengahasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
9. Kelengkapan, agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan
keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. 10.
Dapat dibandingkan, pemakai harus mendapatkan informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.
2.2.3. Analisis Rasio
2.2.3.1.Pengertian Rasio
Jumingan 2008:118 mendefinisikan rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur
lainnya dalam laporan keuangan. Selain itu menurut Harahap 2001:297 berpendapat rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
16
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti.
Arifin 2007:32 memberikan definisi Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam arti relative maupun absolute untuk
menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yag satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan keuangan.
2.2.3.2.Keunggulan Rasio Keuangan
Analisa rasio ini memiliki keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya. Keunggulan tersebut menurut Harahap 2001:298 adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan. 2.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi Z score. 5.
Menstandarisir size perusahaan. 6.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time
series”. 7.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
17
2.2.3.3.Jenis Rasio
Jenis–jenis rasio yang sering digunakan dalam bisnis menurut Harahap,2001:301-311.
Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah: 1.
Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar. 2.
Rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos
yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
3. Rasio Rentabilitas Profitabilitas.
Rasio rentabilitas atau juga disebut profitabilitas ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating rasio.
18
4. Rasio Leverage.
Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal equity. Perusahaan yang
baik mestinya memiliki komposisi modal lebih besar dari hutang. Rasio ini bisa juga diangggap bagian dari rasio solvabilitas.
5. Rasio Aktivitas.
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasi baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan
kegitan lainnya. 6.
Rasio Pertumbuhan. Rasio ini menggambarkan persentasi pertumbuhan proses perusahaan
dari tahun ke tahun. 7.
Market Based Ratio Penelitian Pasar. Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan
dipasar modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Tidak berarti rasio lainnya tidak dipakai.
8. Rasio Produktivitas.
Jika perusahaan ingin dinilai dari segi produktivitas unit-unitnya maka bisa dihitung rasio produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat
produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai
19
2.2.4. Rasio Likuditas
2.2.4.1.Pengertian Likuiditas
Likuiditas merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar
Harahap,2001:301-302 . Konsep modal kerja atau operasi ini didasarkan atas klasifikasi aset
dan liabilities dalam bentuk kategori lancar dan tidak lancar. Perbedaan secara tradisional atau current asset dan liabilities didasarkan pada jatuh
tempo kurang dari satu tahun atau berdasarkan siklus operasi perusahaan yang normal jika lebih. Terdapat tiga rasio membandingkat kas dengan
hutang lancar untuk mengukur kewajiban perusahaan cash obligastions: current ratio, cash ratio, cash flow from operations ratio. Ulupui, 2006:5
2.2.4.2.Current Ratio
Rasio yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah rasio lancar current ratio yang memberikan ukuran kasar tentang
tingkat likuiditas perusahaan. Current ratio diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar. Current ratio
200 kadang-kadang dipertimbangkan sebagai current ratio yang memuaskan bagi perusahaan
industri atau perusahaan komersial, sedang bagi perusahaan jasa angka 100 dikatakan sudah mencukupi. Jumingan, 2008:123
20
Sebenarnya angka current ratio ini hanya merupakan titik tolak untuk analisis lebih lanjut. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ukuran
current ratio. Perlu dianalisis lebih lanjut misalnya apakah surat-surat berharga yang dimiliki dapat segera diuangkan, bagaimana tingkat
pengumpulan piutang bagaiaman tingkat perputaran persediaan. Jumingan, 2008:124
Current Ratio
ancar KewajibanL
ar AktivaLanc
=
Harahap, 2001:301 Aktiva lancar menunjukkan sejauh mana kativa lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya. rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali dalam atau dalam bentuk presentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau
100 ini berarti bahwa aktiva lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 tahun di atas 100. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas
jumlah hutang lancar Harahap, 2001:301
2.2.5. Rasio Leverage
2.2.5.1.Pengertian Leverage
Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya
tetap atau membayar beban tetap Riyanto, 2001 : 375. Rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan
terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh
21
perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal equity. Perusahaan yang baik
mestinya memiliki komposisi modal lebih besar dari hutang. Harahap Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh
perusahaan di danai dengan hutang untuk memaksimalkan laba perusahaan. Menurut Brealey et al. 2001:490 “Leverage ratio is measure
how much financial leverage the firm has taken on debt to equity”. Para kreditur memperhatikan equity yang memberi batas keamanan, akan tetapi
dengan bertambahnya dana melalui hutang para pemilik memperoleh manfaat yakni dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan
dengan suatu investasi yang terbatas. Debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total
hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak terbayarkan suatu hutang.
Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian uncertainty dari return yang akan diperoleh
akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage
ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu
perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan
22
semakin tinggi risiko yang dihadapi semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan.
Dengan menggunakan rumus : Debt to equity ratio =
sendiri modal
jumlah panjang
jangka kewajiban
lancar kewajiban
+
Arifin, 2007:34
2.2.5.2.Leverage Operasi
Operating leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau membayar beban tetap. Operating leverage bersangkutan
dengan penggunaan aktiva atau operasinya perusahaan yang disertai dengan biaya tetap. Dikatakan bahwa operating leverage itu menghasilkan
leverage yang favorable atau positf kalau revenue setelah dikurangi biaya lebih besar daripada biaya tetapnya. Dikatakan bahwa operasi perusahaan
yang disertai dengan biaya tetap itu operating leverage merugikan atau menghasilkan leverage yang negatif kalau contribution to fixed cost-nya
lebih kecil daripada biaya tetap Riyanto, 2001 : 360. Leverage operasi lebih tepat didefinisikan dalam bentuk seberapa
jauh perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh pada laba operasi Net Operating Income. Menurut Wetson and Copeland 1992 :
268, leverage operasi adalah cara untuk mengukur resiko usaha dari suatu perusahaan. Faktor penting yang diperhatikan oleh manajemen suatu
perusahaan dalam perkembangan operasi leverage adalah dalam memilih
23
cara produksi apakah akan menggunakan pada capital capital intensive atau pada tenaga labor intensive.
2.2.5.3 DER Debt to equity ratio
Merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Ross et al.2003:66 yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”.
Rasio ini membandingkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Dinyatakan dalam rasio ini :
Debt to equity ratio = sendiri
modal jumlah
panjang jangka
kewajiban lancar
kewajiban +
Arifin, 2007:34
2.2.6. Rasio Profitabilitas
2.2.6.1.Pengertian Rasio Profitabilitas
Profitabilitas ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
dalam perusahaan. Harahap, 2001:301. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Pemilik,
kreditor, dan manajemen menaruh perhatian lebih banyak pada pencapaian keuntungan karena berhubungan dengan earnings yang akan mereka
peroleh di pasar.
24
Menurut Gibson 2004: 251, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan earnings. Analisis laba merupakan hal
yang penting bagi pemegang saham untuk mengetahui revenue yang akan diperoleh dari pembagian dividen. Lebih jauh, kenaikan laba dapat
menyebabkan peningkatan harga pasar, yang akan menghasilkan capital gains. Laba juga penting bagi kreditor karena laba merupakan sumber
pendanaan untuk melunasi hutang. Manajemen menggunakan analisis laba untuk mengukur kinerja perusahaan.
Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektivitas pelaksanaan operasi serta sumber daya yang
tersedia untuk melakukannya. Karena itu, analisis rasio profitabilitas secara umum memfokuskan pada hubungan antara hasil operasi, seperti
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi, dan sumber daya yang tersedia, seperti yang dilaporkan dalam neraca.
Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang dan meningkatkan profit.
Profitabilitas dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pertama, terdapat hubungan antara profit
dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per rupiah penjualan. Pengukuran lainnya adalah return on investment ROI atau
disebut juga return on asset ROA, yang berakitan dengan profit dan investasi atauaset yang digunakan untuk menghasilkannya. Ulupui,
2006:6
25
2.2.6.2.ROA Return On Assets
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba Harahap, 2001:305. Return on assets juga sering disebut sebagai rasio rentabilitas
ekonomi yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Return on assets dapat dihitung dengan rumus Arifin, 2007: 305:
Return On Assets =
Aktiva Total
Hutang Total
Return on assets mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bagi semua investor. 2.2.7.
Return Saham 2.2.7.1.Pengertian Return
Menurut Jogiyanto 2003:109, return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah
terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang.
1. Return realisasi
26
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di
masa mendatang. 2.
Return ekspektasi Merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di
masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
2.2.7.2.Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Secara
fisik, saham berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Arifin, 2007:127 Menurut Gitosudarmo dan Basri 2002:265, saham adalah tanda
penyertaan modal pada perseroan terbatas. sedangkan menurut Riyanto 1999:240, bahwa saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau
peserta dalam suatu perseroan terbatas.
2.2.7.3.Return Saham
Pada dasarnya, harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran saham. Untuk melakukan penilaian harga saham dengan baik,
27
maka diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang telah diaudit, kinerja perusahaan di masa yang akan datang, dan
kondisi ekonomi. Dalam penelitian ini, penilaian saham dilakukan dengan menggunakan fundamental approach yang menitikberatkan pada nilai
intrinsik saham, yaitu kemampuan perusahaan di masa yang akan datang dilihat dari keadaan aktiva, produksi, pemasaran, dan pendapatan, yang
kesemuanya itu menggambarkan prospek perusahaan. Wijaya, 2008:139 Fuller dan James 1987 dalam Wijaya 2008:139, mengatakan
bahwa variabilitas harga saham tergantung pada bagaimana laba dan deviden yang terjadi pada suatu perusahaan. Senada dengan Fuller dan
Farrell 1987, Cahyono 2000 dalam Wijaya 2008:139mengemukakan bahwa harga saham mencerminkan ekspektasi investor pada laba emiten di
masa yang akan datang dan berapa besarnya potensi laba tersebut harus didiskon. Perhitungan return saham dapat ditunjukkan dalam persamaan
berikut ini: Return =
Rt Rt
- 1
Rt +
Ulupui, 2006:9
2.2.8. Pengaruh Rasio Likuiditas current ratio Berpengaruh Terhadap
Return Saham
Current Ratio juga merupakan salah satu ukuran rasio likuiditas Liquidity ratio yang dihitung dengan membagi aktiva lancar current
assets dengan hutang atau kewajiban lancar current liability. Semakin besar current ratio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan
28
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya termasuk didalamnya kewajiban membayar deviden kas yang terhutang, maka tingginya current
ratio juga menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan membayar deviden yang dijanjikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui 2006:15, menemukan bahwa variabel current ratio memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang
lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi.
29
2.2.9. Pengaruh Rasio Leverage debt to equity ratio Berpengaruh Terhadap
Return Saham
Semakin tinggi proporsi debt relatif terhadap ekuitas meningkatkan risiko perusahaam. Sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi
sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel. Misalnya industri dengan modal
insentif cenderung untuk menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk mendanai property, plan, and equipment-nya. Debt untuk mendanai
kegiata semacam itu harus bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh. Debt rastio ditunjukkan dengan
perbandingan debt total capital, debt to equity. Ulupui, 2006:5 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asyik 1999
dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio leverage, debt to equity ratio memberikan hubungan yang nyata dengan
return saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui
2006:15, menemukan bahwa variabel debt to equity rasio menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa
rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Natarsyah yang
menyatakan bahwa DTE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel dan
variabel dependen yang digunakan.
30
2.2.10. Pengaruh Rasio Profitabilitas return on asset Berpengaruh
Terhadap Return Saham
Surat berharga penghasilan tetap adalah surat berharga yang memberikan sejumlah penghasilan tertentu yang jumlah tetap kepada
para investor setiap periodenya sampai saat dilunasinya surat berharga tersebut. Husnan, 1992:57
Karena tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, seorang investor tidak akan mampu untuk merencanakan pola
konsumsi selama hidupnya dengan pasti. Karena keuntungan investor dan waktu dari keuntungan tersebut tidak pasti, ia mencoba mengkompensir
ketidakpastian ini dengan mengharapkan keuntungan yang cukup tinggi dari investasi tersebut. Keuntungan investasi dalam saham akan terdiri dari
deviden yang diterima ditambah dikurangi dengan “capital gains loss”, yaitu selisih antara harga saham pada saat ini dengan harga pada waktu
pembelian. Husnan, 1992:59 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asyik 1999
dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio return on asset memberikan hubungan yang nyata dengan return saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulupui 2006:15, menemukan bahwa variabel return on asset berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hasil ini konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller MM yang
31
menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi
earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada
peningkatan nilai perusahaan yang tentunya dapat mempengaruhi return saham satu tahun ke depan.
2.3. Kerangka Pikir
Ulupui 2006:15, menemukan bahwa variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham
Asyik 1999 dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio leverage, debt to equity ratio memberikan hubungan yang nyata dengan return saham.
Asyik 1999 dengan menggunakan teknik analisis regresi diperoleh bahwa rasio return on asset memberikan hubungan yang nyata dengan return saham.
Return Saham Y Likuiditas
X
1
Leverage X
2
Analisis Regresi Berganda
Ada Pengaruh Tidak ada Pengaruh
Uji t Profitabilitas
X
3
32
2.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Diduga rasio likuiditas berpengaruh terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
2. Diduga rasio leverage berpengaruh terhadap return saham perusahaan
textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia. 3.
Diduga rasio profitabilitas berpengaruh terhadap return saham perusahaan textile yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
31
BAB III METODE PENELITIAN
2.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
2.1.1. Definisi Operasional
Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan, maka variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini dijelaskan sebagai
berikut:
Variabel bebas:
1. Rasio Likuditas X
1
2. Rasio Leverage X
merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
2
3. Rasio Profitabilitas X
didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup
biaya tetap atau membayar beban tetap.
3
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
dalam perusahaan.