Skrip Tematik latar informasi

pengutipan sumber berita dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun obyektifitas-prinsip keseimbangan dan tidak memihak Eriyanto, 2004:259. Ini juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang mempunyai otoritas tertentu.

2. Skrip

Struktur skrip berhubungan dengan bagaimana media mengisahkan atau menceritakan peristiwa dalam bentuk berita. Pola pengorganisasian peristiwa dapat dilihat dari hadirnya komponen-komponen atau unsur kelengkapan berita yang sejalan dengan kaidah-kaidah jurnalistik yaitu bentuk 5W+1H. penerapan penulisan berita yang disusun sebagai suatu cerita dengan strategi cara bercerita tertentu, dilakukan institusi media, dalam hal ini oleh wartawan tidak lain untuk menarik perhatian pembaca. Segi cara bercerita dan unsure kelengkapan berita dapat menjadi penanda framing yang penting dan ingin ditampilkan. Skrip merupakan salah satu strategi wartawan dalam mengkontruksi berita dan skrip memberi tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang kemudian menjadi strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Bentuk umum dari struktur skirp adalah pola 5W+1H yaitu what, who, when, where, why, and how. 1. What : peristiwa apa yang sedang terjadi? 2. Who : siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut? 3. When : kapan peristiwa itu terjadi? 4. Where : dimana peristiwa itu terjadi? 5. Why : mengapa peristiwa itu terjadi? 6. How : bagaimana terjadinya peristiwa itu?

3. Tematik

Struktur tematik berhubugan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangan atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat, atau hubungan antar kalimat yang membentuk secara keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam bentuk yang lebih kecil. Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini, antara lain : a. Detail elemen detail berhubungan dengan control informasi yang ditampilkan seseorang komunikator. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau cetra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit bahkan kalau tidka perlu disampaikan kalau hal ini merugikan kedudukannya. Detail berhubungan dengan apakah sisi informasi tertentu diuraikan secara panjang atau tidak. Sobur,2001:79. b. Maksud kalimat, hubungan elemen maksud kalimat melihat apakah teks itu disampaikan secara eksplisit atau tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang ataukan tidak. Umumnya, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas, sebaliknya informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implicit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah kepada public hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator Sobur,2001:79. c. Nominalisasi antar kalimat dengan melakukan nominalisasi dapat memberikan sugesti kepada khalayak adanya generalisasi. Hal ini berhubungan dengan pernyataan apakah komunikator memandang obyek sebagai sesuatu yang tunggal berdiri sendiri ataukan sebagai suatu kelompok Sobur,2001:81. d. Koherensi koherensi adalah pertalian antar kata, proposisi atau kalimat, dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Pertama, koherensi sebab- akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Proposisi disebabkan akibat umurnya ditandai dengan kata hubung “sebab” atau “karena”. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat sati dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Koherensi ditandai dengan pemakaian kata hubung “dan” atau “lalu”. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain. Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubung “dibandingkan” atau “sedangkan” Eriyanto,2004:263. e. Bentuk Kalimat berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Logika kausalitas kalau diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subyek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang yang menjadi subyek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif, seseorang menjadi obyek dari pernyataannya Sobur,2001:81. f. Kata Ganti elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imakinatif. Pengulangan kata yang sama tanpa suatu tujuan yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak. Pengulangan hanya diperkenankan kalau kata itu dipentingkan atau mendapat penekanan Sobur,2001:82.

4. Retoris

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS BERITA RENCANA KENAIKAN GAJI PRESIDEN (Analisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Republika edisi 22-28 Januari 2011)

0 14 55

Konstruksi Pemberitaan Media Massa " Kasus Skandal Bank Century " ( Analisis Framing Surat Kabar Jawa Pos dan Republika Edisi 9 Desember 2009 - 20 Desember 2009 )

1 5 74

KONSTRUKSI MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN BOM SOLO (Analisis Framing Berita Harian Jawa Pos dan Republika Edisi 26-29 September 2011)

0 2 43

Analisis framing pemberitaan kasus gayus tambunan di Republika dan Media Indonesia periode November 2010

0 19 141

Pro kontra undang-undang pornografi di media cetak : analisis framing terhadap pemberitaan media Indonesia dan republika

0 6 101

Konstruksi Media Cetak Atas Berita Meninggalnya Soeharto : Analisis Framing Pada Koran Republika

0 5 100

PEMBINGKAIAN BERITA MEDIA ONLINE (Analisis Framing Dugaan Kasus Perkosaan Oleh Sitok Srengenge di Tempo Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Dugaan Kasus Perkosaan Oleh Sitok Srengenge di Tempo Online dan Republika Online Periode November-D

0 3 15

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Dugaan Kasus Perkosaan Oleh Sitok Srengenge di Tempo Online dan Republika Online Periode November-Desember 2013).

0 2 14

ANALISIS FRAMING PERISITIWA TERROR DI JALAN MH. THAMRIN, JAKARTA PADA MEDIA ONLINE : STUDI DESKRIPSTIF PADA MEDIA JAWAPOS.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID.

0 1 104

PEMBINGKAIAN BERITA KASUS ANGGODO PADA MEDIA JAWAPOS DAN REPUBLIKA (STUDI ANALISIS FRAMING KASUS ANGGODO PADA MEDIA CETAK JAWA POS DAN REPUBLIKA)

0 0 23