Gambaran Umum Objek Penelitian .1 Surat Kabar Jawa Pos

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Surat Kabar Jawa Pos Surat kabar Jawa Pos diterbitkan pertama kali tanggal 1 juli 1949 dengan nama Java Post, oleh PT. Java Post Concern Ltd. Surat kabar yang berlokasi di jalan kembang jepun 166-169 surabaya, didirikan oleh The Cung Sen alias Soesono Tedjo, seorang WNI keturunan, kelahiran bangka. Pada saat itu Jawa dikenal dengan harian melayu-tionghoa dengn pemimpin redaksi pertama Got Tjing Hok. Hingga tahun 1951 pemimpin redaksi diganti oleh Thio Oen Sik. The Chung Sen dikenal sebagai raja Koran karena memiliki tiga 3 buah surat kabar yang diterbitkan dengan tiga bahasa yang berbeda. Surat kabar yang berbahasa Indonesia bernama Java Post, surat kabar berbahasa tionghoa Hung Chiau Shin Wan dan berbahasa belanda bernama DE Vrije Pers. Surat kabar De Vrija Pers dibeli oleh PT. Java Post pada tahun 1954, awalnya dimiliki oleh Vit Ger Es Maatschappij de Vrije Pers. Akan tetapi pada tahun 1962 surat kabar ini dilarang beredar dikarenakan saat peristiwa trikora untuk merebut kembali irian barat dari tangan belanda. Sebagai penggantinya diterbitkan surat kabar berbahasa inggris dengan nama Indonesia Daily News. Pada tahun 1965 Hou Chin Shin Wan dilarang terbit karena adanya peristiwa G30sPKI. Hal ini dialami oleh surat kabar Indonesia Dail News yang pada tahun 1981 tidak beredar lagi dikarenakan minimnya iklan yang masuk. Maka sejak tahun 1981 hanya Java Post yang beredar dalam kondisi yang memprihatinkan karena oplah yang sangat minim hanya 10.000 eksemplar, Java Post memiliki cirri utama yaitu terbit pagi hari dengan menampilkan berita-berita utama. Terbitan Java Post di cetak percetakan Agil, JL Kyai masmansur Surabaya, dengan oplah 10.000 eksemplar sejak 1 April 1954, Java Post dicetak dipercetakan De Vrije Pers, JL.Kaliasin 52 Surabaya, dari tahun- ketahun jumlah oplah Java Post mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 1954-1964 oplah sebesar 10.000 eksemplar. Pada tahun 1958 Java Post berganti berubah menjadi Jawa Pos berganti ejaan menjadi Djava Post dan pada tahun 1961 nama Djava Post berubah menjadi Jawa pos. pada tahun 1971-1981 Jawa pos semakin membaik dan upah meningkat, akan tetapi pada tahun 1982 oplah Jawa pos mengalami penurunan oplah menjadi 6700 eksemplar dengan jumlah pendistribusian 2000 eksemplar pada kota Surabaya, malang beredar hanya 350 eksemplar dan sisanya beberapa kota di jawa timur. Penurunan jumlah oplah tersebut dikarenakan system management yang diterapkan semakin kacau. Terlebih lagi teknologi cetak juga kian sulit diikuti kemajuannya. Hal ini menyebabkan The Cuang Sen sebagai pemilik perusahaan menerima tawaran untuk menjual mayoritas saham perusahaan PT Graviti Pers penerbit TEMPO pada tanggal 1 april 1982. dengan pertimbangan bahwa pak the panggilan untuk The Cung Sen, sudah tidak mungkin mengembangkan Jawa pos serta tidak mungkin Jawa pos mati maka pak the memilih TEMPO karena TEMPO belum memiliki surat kabar. Dengan pertimbangan seperti itu pak the ingin perkembangan Jawa pos tidak terhambat dan semakin terpuruk, pak the ingin Jawa Pos terus maju dan berkembang. Melihat adanya yang terjadi PT. Java Pos Concern Ltd, maka direktur utama PT. Greviti PErs, Bapak Eric Samola, S.H menugaskan bapak Dahlan Iskan untuk membenahi PT Java Post Concern Ltd, dengan melakukan perbaikan. Pada april 1982 pengelolaan Jawa pos diserahkan pada Dahlan Iskan yang pada saat itu menjabat sebagai pimpinan umum dan pimpinan redaksi Jawa pos. dalam waktu dua tahun oplah Jawa pos sudah mencapai 250.000 eksemplar. Padahal sebelumnya untuk meraih 100.000 saja rasa tidak mungkin. Sejak saat itu perkembangan harian Jawa Pos semakin menakjubkan dan menjadi surat kabar terbesar di Surabaya. Pada tahun 1999 oplahnya menjadi 320.000 eksemplar. Pada 29 mei 1985 sesuai dengan akta Notaris Liem Shin Hwa, SH no. 8 pasal 4 menyatakan PT Java Post concetn Ltd diganti dengan nama Jawa Pos dan sesuai dengan MENPEN No.1permenpen 84 mengenai SIUP, khususnya pemilik saham maka 20 dari saham harus dimiliki karyawan untuk menciptakan rasa saling memiliki. Meskipun telah terjadi perubahan kepemilikan, Jawa Pos tidak berubah secara esensial isi pemberitaannya. Surat kabar Jawa Pos tentang perkembangannya sebagai surat kabar yang meyajikan berita-berita umum ini meliputi peristiwa-peristiwa penting nasional yang merupakan peristiwa ekonomi,politik, hukum sosial budaya, pemerintahan, olahraga,hiburan dan sebagainya. Selain itu juga berita-berita lainnya seputar peristiwa yang terjadi di daerah jawa timur. Melejitnya oplah Jawa Pos ini, tak lepas dari perjuangan dan kepeloporan Jawa Pos merubah budaya masyarakat Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur umumnya. Pada waktu itu budaya masyarakat Surabaya membaca Koran adalah sore hari, ketika Jawa Pos mempelopori terbitnya pada pagi hari, banyak orang yang menertawai “Koran kok pagi,” banyak diantaranya menolak kehadiran, banyak agen dan loper Koran yang tidak mau menjual Jawa Pos. management Jawa Pos kemudian memutar otak, kalau tidak ada loper Koran dan agen, lewat apa Koran ini dipasarkan? Akhirnya ditemukan cara lain yaitu istri-istri atau keluarga wartawan diminta menjadi agen atau loper Koran. Cara ini ditempuh dengan banyak tujuan, sebab kendala utamanya adalah dipemasaran. Kedua menambah income keluarga wartawan. Waktu itu gaji wartawan masih kecil. Dengan cara ini, keluarga wartawan ada tambahan pendapatan. Yang ketiga memberikan kebanggaan kepada keluarga istri atau keluarga wartawan ini menjadi agen-agen besar Koran Jawa Pos. perjuangan dan pelopor ini ternyata membuahkan hasil termasuk perubahan mendasar keredaksian. Jawa Pos sanggup mengalahkan tiras penerbit-penerbit lain yang berada di Surabaya sejak lama dan bahkan mendominasi pasar Surabaya seperti Surabaya Post. Banyak strategi yang dilakukan Jawa Pos untuk mencapai kondisi seperti ini, diantaranya dengan melakukan beberapa hal-hal baru untuk pertama kalinya di indonesia seperti terbit hari libur nasional dan moneter terjadi di Indonesia. Satu hal yang membuat kelompok Jawa Pos menjadi sebuah kelompok media yang sangat besar yaitu dengan adanya JJPN Jawa Pos news networking. JJPN ini dibentuk sebagai salah satu sarana untuk menampung berita dari seluruh daerah di Indonesia dan untuk keperluan sumber berita berbagai media cetak yang berada di satu daerah di luar Surabaya tidak perlu di lay out di Surabaya melainkan langsung dikerjakan dikota yang bersangkutan dan hasil dikirim je JPNN untuk diambil oleh redaksi yang berada di Surabaya, saat ini media online sedang berkembang, Jawa Pos tidak mau ketingalan untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan fasilitas Jawa Pos yang bisa di akses melalui internet dengan alamat situs. Dalam waktu singkat Jawa Pos mampu menembus oplah 100.000 yang dianggap penting. Jawa Pos ingin berambisi menembus oplah 1.000.000, maka berbagai caraupaya dilakukan baik dari redaksi, pemasaran atau lainnya. Akan tetapi hal itu masih sulit dilakukan oleh Jawa Pos yang masih bertahap pada oplah 400.000. managemen lantas memutar otak agar sumber daya dan sumber dana yang dimiliki tetap optimal, lantas munculah ide untuk ekpansi, yakni dengan membuat Koran daerah-daerah di Indonesia. Ide tersebut muncul dari Dahlan Iskan usai studi di Amerika. Berdasarkan studi di Amerika dan Negara maju lainnya setiap kota mempunyai satu Koran. Dari kencataan itu maka Dahlan Iskan berasumsi bahwa kota-kota besar seperti di Indonesia bisa didirikan satu Koran. Untuk mewujudkan hal ini maka dikirim orang-orang terbaik Jawa Pos untuk mendirikan Koran di berbagai daerah di Indonesia. Berbagai usaha dilakukan oleh Jawa Pos antara lain dengan cara menghidupkan usaha Koran yang akan gulung tikar atau tinggal SIUPP nya saja. Ada yang kerja sama dan banyak diantara yang didirikan Jawa Pos. Melihat perkembangan Jawa Pos yang berhasil di suatu kota, maka Jawa Pos membuka di kota lain. Dan pada april 2001, anak perusahaan Jawa Pos sudah mencapai 90 group. Koran-koran yang dulu menjadi anak-anak perusahaan Jawa Pos sekarang telah mendirikan Koran-koran, majalah atau tabloid yag menjadi cucu Jawa Pos. Berbagai media cetak yang dikelola oleh Jawa Pos di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya Suara Indonesia yang telah berganti nama menjadi Radar Surabaya, Riau Pos, Harian Rakyat Merdeka, Cendrawasih Pos, Harian Sumatra Ekspress, Harian Bangsa, Suara Nusa, Memorandum, Dharma, Nyata, Manutung, Akcaya, Fajar, Bhirawa, Mercusuara, Komputek, agrobis, Liberti, Mentari, Oposisi, Gugat, Posmo, Amanat, Demokrat, Harian Duta Masyarakat Baru, Idependent dan masih banyak lagi. Kerja sama dengan berbagai media cetak maupun sumber daya manusia. Jawa Pos group hampir di setiap Propinsi di Indonesia kecuali di Aceh dan NTT.

4.1.2 Kebijakan Redaksional Jawa Pos

Dalam menulis berita, Jawa Pos harus terlebih dahulu melewati penyeleksian dengan melihat situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan, pemuat berita tergantung pada bobot berita tersebut, secara tidak langsung bahwa berita yang besar atau mendapat perhatian masyarakat banyak dan sedang menjadi isu pembicaraan masyarakat akan mendapat porsi yang lebih banyak untuk dimuat dan diulas dari berbagai aspek oleh Jawa Pos. hal ini dilakukan Jawa Pos untuk memenuhi keingintahuan masyarakat akan informasi-informasi yang dibutuhkan, Jawa Pos mempunyai keinginan untuk memberikan kepuasan informasi kepada masyarakat. Untuk itu pada halaman Jawa Pos menyajikan satu tema dengan berbagai ulasan dati berbagai aspek sudut pandang. Dibanding keredaksian, kepeloporan Jawa Pos adalah membuat berita berdasarkan dengan cara judul-judul berita pada Jawa Pos dimuat dalam ukuran besar menjadi empat atau lima kolom bahkan memenuhi seluruh kolom. Pemberitaan Jawa Pos pun berangel-angel sehingga pembaca mendapatkan informasi yang dalam dengan berbagai perspektif. Tidak kalah radikalnya Jawa Pos mempelopori penulisan feature yang berisi berita-berita unik dan human interest. Menurut Jawa Pos dibutuhkan kemampuan untuk menyajikan fakta yang sama sekaligus mengaduk-aduk emosi pembaca, semua itu tergantung cara reporter dalam mencari berita, menentukan sumber berita yang tepat sesuai dengan kriteria seperti kredibilitas, kompleksitas nara sumber serta kemampuan menulisnya dan kesanggupan menyeleksi, mengedit berita yang layak muat. Megitulah proses sebuah berita dalam sebuah intuisi Jawa Pos. selain itu Jawa Pos juga mengalami perubahan dalam halaman yang lainnya di Jawa Pos kini diberi judul lagi, yang dimaksudkan untuk memudahkan pembaca mencari sambungan berita. Hal ini merupakan kebijakan dari layout Jawa Pos. Pemuatan halaman metropolis disebabkan sebagian besar pasar Jawa Pos ada di kota Surabaya. Metropolis adalah berita-berita kota Surabaya yang tempat kejadiannya di Surabaya. Metropolis juga memuat berita-berita yang sedang berkembang di masyarakat Surabaya. Yang dimaksud dengan berita Surabaya oleh Jawa Pos adalah berita yang tempat kejadiannya di kota Surabaya. Namun jika bahasanya terlalu menasional, naka berita tersebut bukan termasuk berita yang masuk dalam metropolis. Pengaruh berita Surabaya bagi Jawa Pos sangat besar sekali, dalam mengejar berita, terdapat kerjasama antara wartawan dan redaktiur berita. Bisa jadi sari berita diliput karena pemerintah redaktus atau inisiatif wartawan sendiri yang menganggap bahwa peristiwa tersebut memang layak dimuat. Cara memandang berita yang dilakukan Jawa Pos adalah dengan menempatkan wartawan di pos masing-masing. Ada yang di pos kriminal, pos pemda, pos hankam dan lain-lain. Pemberitaan Jawa Pos berkenaan dengan peristiwa sangatlah fleksibel, baik bersifat mendadak. Dalam memperkuat fakta pemberitaannya disertakan pula berbagai narasumber, pendapat pakar yang terkait dengan cara investigasi langsung. Setiap hari Jawa Pos ada rapat perencanaan yang selalu menentukan apa yang diberikan besok atau tentang kelanjutan berita sebelumnya. Dengan penampilan baru Jawa Pos memiliki format umum pemberitaan sebagai berikut : Tabel 4.1 Format Umum Pemberitaan Jawa Pos koran 1 berita dari halaman 1-16 Halaman 1-3 Memuat berita-berita utama yang bernilai berita tinggi dan menyangkut kepentingan ansional ditambah kolom feature Halaman 5-7 Memuat jati diri, opini, surat pembaca, dan pojok, iklan kolom Halaman 8-9 Memuat berita yang terjadi di manca Negara dalam rubric “internasional” Halaman 9-10 Berita-berita ekonomi dan bisnis Halaman 11-13 Memuat berita-berita yang terjadi di nusantara dan kriminal Halaman 14 Memuat mengenai pembahasan khusus suatu peristiwa dalam rubrik “show selebritis” Halaman 15 Memuat sambungan berita-berita dari halaman satu Halaman 16-18 berita-berita, foto tokoh berbagai peristiwa baik nasional maupun internasional Koran II Olahraga Dari halaman 19-28 Halaman 19-20 Memuat berita-berita seputar peristiwa olahraga secara nasional dan internasional Halaman 21-23 Memuat berbagai iklan komersial iklan jitu yang memuat secara rutin, terutama hari sabtu. Berita tersebut antara lain mengenai lowongan pekerjaan, jual beli kendaraan, rumah dan aneka kebutuhan lainnya Halaman 24-28 Halaman yang memuat tentang berita-berita mengenai peristiwa olahraga yang terjadi di dalam ruang hukum dan kriminalitas Koran bagian III mulai halaman 29-40 Halaman 29-30 Memuat metropolis mengenai bermacam liputan peristiwa seputar sidoarjo dan gresik Halaman 31-32 berisi tentang berita mengenai parpol, kriminalitas, hukum di daerah Surabaya Halaman 33 mengulas mengenai evera reen life begins aT 50. cerita-cerita seseorang tempo dulu Halaman 34 Bersi detektif Halaman 35 Mengulas mengenai otomotif mobil Halaman 36-37 Metropolis mengulas berita wilayah Surabaya Halaman 38 Metropolis, mengupas tentang berita sidoarjo-gresik Halaman 39 Memuat mengenai sambungan dari halaman 29 Halaman 40 Memuat mengenai bermacam liputan peristiwa seputar surabaya

4.2.1 Gambaran Umum Republika

Kelahiran Republika tidak dapat dipisahkan dari eksistensi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia ICMI. Surat kabar Republika lahir sebagai perwujudan program ICMI, yang pada saat itu diketuai oleh BJ Habibie yang menjabat sebagai menteri Riset dan Teknologi. Dengan ambisi komersial, perspektif politik, koneksi yang baik, Republika muncul menghadapi tantangan yang diidentifikasikan pada seminar ICMI. Melalui Yayasan Abdi Bangsa yang dibentuk pada 17 agustus 1992, ICMI menetapkan tiga program utama, yaitu : 1 pengembangan Islamic Center, 2 pengembangan CIDES center for information and development studies dan 3 penerbitan harian umum Republika. Sesuai UU pokok pers, penerbitan pers haruslah berbadan usaha. Untuk itu Yayasan Abdi Bangsa mendirikan PT. Abdi Bangsa pada tanggal 28 November 1992. sebulan kemudian, pada tanggal 19 desember 1992, Republika memperoleh SIUPP. Dengan dukungan ICMI, surat ijin usaha penerbitan pers SIUPP dengan mudah diraih, sedangkan saat itu media lain sangat sulit mendapatkannya. Habibie sebagai ketua ICMI dan menristek, mendapatkan kemudahan dari presiden suharto, pada waktu itu beliaulah yang mengubah nama “Republik” menjadi “Republika”. Dan pada tanggal 4 Januari 1993, Republika resmi berdiri. Perusahaan surat kabar ini mewakili konsep baru yang tegas dalam proses produksi dan pemasaran surat kabar. Republika mengesankan membawa aspirasi mayoritas jurnalis Islam yang liberal dan sekuler dalam mengangkat isu maupun peristiwa tapi secara ideologis menginformasikan nilai-nilai islam. Begitu eratnya hubungan Republika dengan ICMI, maka untuk memahami Republika kita mesti mengetahui ICMI. Organisasi ini bukanlah sekedar perkumpulan cendikiawan muslim, tetapi juga sebagai perhimpunan kekuatan poltik islam pada masa 70-an dan 80-an banyak dipinggirkan oleh rezim Golkar dan militer. Dengan motor penggerak BJ. Habibie, ICMI lahir dan bergerak penuh dengan muatan penuh politik islam. Menyadari bahwa umat islam sering kalah dalam bidang politik karena lemah dalam pemikiran dan opini, maka ICMI mendirikan CIDES sebagai tandingan terhadap lembaga think-thank Golkar, CSIS Center Studies for Indonesian Strategies dan menerbitkan surat kabar Republika sebagai pengimbang dan pers non- islam hamad, 2002 : 120. Republika memilih barisan penasehatnya dengan melibatkan tokoh organisasi lembaga studi pembangunan Adi Sasono, intelektual Nurkolis Madjid, para akademisi, sera pakar ilmiah UGM, M. Amien Rais, Prof. Edy Setyawati dari UI, ahli hukum islam Quraish Shihab. Indikasi pengaruh koneksi lain juga dapat dilihat dari adanya fakta diantara dewan komisaris yang bertanggung jawab atas modal perusahaan PT. Abdi Bangsa adalah Wardiman Joyonegoro yang menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan pada tahun 1993, menyokong gagasan berdirinya ICMI sekaligus loyalitas BJ Habibie. Pimpinan redaksi Parni Hadi adalah redaktur senior kantor berita ANTARA, seorang koresponden yang menghabiskan waktunya di jerman, yaitu saat dia menjalani hubungan baik dengan BJ Habibie. Di sekeliling Parni Adi terdapat jurnalis yang berpengalaman dan professional seperti Nasir Tamara mantan wartawan TEMPO, Sinar Harapan dan Warta Ekonomi dan S. Sinar Sari Ecip mantan koresponden senior TEMPO dan dosen Universitas Hasanudin

4.2.2 Oplah, distribusi dan profil pembaca Republika

Oplah yang dicapai Republika pada bulan Agustus 1993 adalah 125.000 eksemplar, hasil yang cukup baik di tahun pertama. Pada tahun 2000 oplah Republika di kawasan edar Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar, meningkat sebesar 335.000 eksemplar. Hasil ini belum mencapai keseluruhan daerah edar. Republika terus berupaya memperluas jangakauan distribusinya mulai dari DKI Jakarta, Jabar, Jateng, hingga sampai Sumatra, Maluku, Bali, NTB, Kalimantan, dan Sulawesi. Persentase distribusi terbesar daerah edar adalah Jabotabek 58, Jawa Barat 18, Jawa Tengah 12, Jawa Timur 6, dan luar pulau jawa 6. Untuk kepentingan pemasaran distribusi, Republika menggunakan system jarak jauh dan bisa dikatakan merupakan sebagai harian pelopor yang menggunakan system ini. Dalam pendistribusian, Republika tidak menggunakan orang dalam, tetapi diserahkan ke agen besar di setiap daerah pemasaran. Untuk mendongkrak pemasaran, harian ini melaksanakan program barter dengan media lain baik cetak atau elektronik di samping membuka Republika Online. Sebagai badan usaha, Republika termasuk kategori marginal press bersama media islam lain. Sebagai koran nasional terbesar ketiga di Indonesia, Republika terus melakukan serangkaian peningkatan kualitas. Usaha itu dilakukan untuk demi pemenuhan kebutuhan pembaca informasi yang lebih komplit, berbobot dan akurat. Profil pembaca Republika mayoritas berusia muda. Menurut penelitian polling center juni 2005, pembaca tetap Republika 59,5 adalah laki-laki dan 40,5 adalah wanita. Sedangkan pembaca potensial harian ini mencapai 64 laki-laki dan 36 wanita. Sedangkan tingkat pendidikan pembaca Republika adalah : a. SD-SLTP : 4 b. SMU-Diploma : 36,4 c. Sarjana : 36,8 d. Pasca Sarjana : 6,3 e. Pernah Kuliah : 17,4 Tingkat ekonomi pembaca Republika terbanyak yaitu 69 berpenghasilan di bawah satu juta, 12 diatas 1-2 juta dan sisanya diatas dua juta. Sebagai harian komunitas muslim terbesar, koran ini juga dibaca kalangan labil, luas. Dari data penelitian sejenis menampilkan fakta 92,1 pembaca tetap dari kalangan muslim. Sejumlah 5,8 pembaca tetap Republika beragama khatolik dan sebanyak 2,1 beragama protestan. Sementara pembaca potensial beragama islam sebesar 86, pembaca potensial khatolik 6, dan pemeluk protestan 8.

4.2.3 Kebijakan Operasional Republika

sejak berdiri dengan motto “bukan menjual berita”, Republika seakan terus ingin tahu keinginan pembaca akan berita yang ada. Upaya untuk mendekatkan diri dengan pembaca menjadi wujud mengemas keinginan itu menjadi suatu produk yang berkualitas dan inovatif. Visi Republika adalah menjadi perusahaan media cetak terpadu berskala nasional serta dikelola secara professional islami, sehingga berpengaruh pada proses pencerdasan bangsa, pengembangan kebudayaan, serta peningkatan keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia baru. Sajian yang bervisi diusahakan untuk ditampilkan sekalipun kadang gagal atau justru melenceng dari yang semestinya. Sedangkan misi dari harian ini adalah : 1 pencerdasan bangsa melalui pendalaman wawasan yang berbasis komunitas melalui pemberitaan yang akurat, aktual, terpercaya, edukatif serta label keadilan dan kebenaran, 2 meningkatkan dan menguatkan prestasi dan edukasi individu menjadi sebuah team, sebagai kunci untuk perkembangan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan. Ideologi Republika adalah ideology pemiliknya, PT. Abdi Bangsa, yaitu kebangsaan, kerakyatan dan ke-Islaman dengan tujuan mempercepat civil society. Orientasi inilah yang sehari-harinya dituangkan Republika dalam bentuk informasi dan sajian lainnya. Republika menampilkan islam dengan wajah moderet. Sebagai koran islam, Republika memang tergolong liberal, Republika banyak berupaya menyajikan islam sebagai agam yang dapat memberi inspirasi terhadap kesadaran sosial selaras dengan aspirasi kontemporer seperti keterbukaan dan rekor, dengan format tabloid 16 halaman, keduanya mengupas isu-isu seputar ke –Islaman dan olahraga. Suplemen yang ditampilkan cukup beragam seperti suplemen pendidikan, suplemen kesehatan, suplemen probes, suplemen otomotif dan managemen qolbu. Pada 4 Januari 2005 Republika melakukan perubahan mendasar pada sisi desain dan melakukan penajaman rubrikasi serta penambahan enam suplemen baru yaitu keuangan, mediak, telekomunikasi dan seluler, properti dan elektronika. Republika terus mencoba membuat perubahan yang positif untuk kemajuannya, tapi harian ini tidak ingin terjebak pada aura kebebasan yang berlebihan, Republika mencoba menjaga komitmen, dengan menyajikan informasi yang ramah dan aman untuk keluarga, santun dalam komunikasi. Menurut polling center 2005, dari hasil penelitian menyangkut kualitas redaksional menyatakan berita utama, aktualitas berita, tema, kelengkapan dan kepadatan serta rubrikasi dan gaya bahasanya, berada pada nilai good performance. Menyangkut artistic, penelitian menemukan fakta, tampilan muka menarik, kesesuaian foto dengan berita, jenis dan ukuran huruf, serta kualitas kertasnya mendapat nilai good performance. Masih berdasarkan hasil penelitian polling center, menjalani tahun ke-12 ini, Republika dilihat sebagai koran bernuansa islami dengan cakupan berita yang luas. Republika memiliki gaya bahasa yang sederhana sehingga mudah dibaca dan dimengerti oleh semua kalangan, dari ibu rumah tangga, anak-anak hingga orang dewasa dan cendikiawan Republika Media Replika, 11 Maret 2005. Deskripsi isi tiap harian Republika adalah sebagai berikut : Table 4.2 Format Umum Pemberitaan Republika Halaman 1 Memuat berita utama, baik nasional maupun internasional Halaman 2-3 Memuat halaman berita hukum dan politik Halaman 4 Memuat tajuk opini, kolom pembaca Halaman 5 Memuat halaman berita-berita nasional Halaman 6-7 Halaman city news, memuat berita-berita dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Batu, Madiun Halaman 8 Memuat berita-berita Internasinal Halaman 9 Memuat berita dunia sepakbola mancanegara dan nasional Halaman 10-11 Memuat berita-berita olahraga Halaman 12 Memuat berita nasional dan kolom penulis Halaman 13-14 Memuat berita ekonomi dan bisnis Halaman 15 Memuat berita ekonomi dan bisnis syariah yang sesuai dengan ekonomi islam Halaman 16-17 Memuat halaman harian seperti keuangan, elektronika, IPTEK dan lain-lain Halaman 18 Memuat berita-berita ekonomi dan bisnis komoditas Halaman 19 Memuat iklan Halaman 20 Halaman gerai, memuat artikel teknologi, informasi tv, film dan cerpen 4.3 Hasil dan Pembahasan 4.3.1 Analisis Data Berita Republika

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI MEDIA CETAK ATAS BERITA RENCANA KENAIKAN GAJI PRESIDEN (Analisis Framing pada Harian Media Indonesia dan Republika edisi 22-28 Januari 2011)

0 14 55

Konstruksi Pemberitaan Media Massa " Kasus Skandal Bank Century " ( Analisis Framing Surat Kabar Jawa Pos dan Republika Edisi 9 Desember 2009 - 20 Desember 2009 )

1 5 74

KONSTRUKSI MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN BOM SOLO (Analisis Framing Berita Harian Jawa Pos dan Republika Edisi 26-29 September 2011)

0 2 43

Analisis framing pemberitaan kasus gayus tambunan di Republika dan Media Indonesia periode November 2010

0 19 141

Pro kontra undang-undang pornografi di media cetak : analisis framing terhadap pemberitaan media Indonesia dan republika

0 6 101

Konstruksi Media Cetak Atas Berita Meninggalnya Soeharto : Analisis Framing Pada Koran Republika

0 5 100

PEMBINGKAIAN BERITA MEDIA ONLINE (Analisis Framing Dugaan Kasus Perkosaan Oleh Sitok Srengenge di Tempo Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Dugaan Kasus Perkosaan Oleh Sitok Srengenge di Tempo Online dan Republika Online Periode November-D

0 3 15

KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Dugaan Kasus Perkosaan Oleh Sitok Srengenge di Tempo Online dan Republika Online Periode November-Desember 2013).

0 2 14

ANALISIS FRAMING PERISITIWA TERROR DI JALAN MH. THAMRIN, JAKARTA PADA MEDIA ONLINE : STUDI DESKRIPSTIF PADA MEDIA JAWAPOS.COM DAN REPUBLIKA.CO.ID.

0 1 104

PEMBINGKAIAN BERITA KASUS ANGGODO PADA MEDIA JAWAPOS DAN REPUBLIKA (STUDI ANALISIS FRAMING KASUS ANGGODO PADA MEDIA CETAK JAWA POS DAN REPUBLIKA)

0 0 23