BAB II LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen Rusman, 2010: 202.
Nurulhayati dalam Rusman, 2010: 204 mengemukakan lima unsur dasar model cooperative learning, yaitu : 1
ketergantungan yang
positif, 2
pertanggungjawaban individual, 3 kemampuan bersosialisasi, 4 tatap muka dan
5 evaluasi proses kelompok. Ketergantungan yang positif adalah suatu bentuk kerjasama
yang sangat erat kaitan antara anggota kelompok. Kerja sama ini dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Siswa benar-benar
mengerti bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya.
Maksud dari pertanggung jawaban individual adalah kelompok tergantung pada cara belajar perseorangan seluruh
anggota kelompok dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok siap
menghadapi aktivitas lain di mana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok. Kemampuan bersosialisasi
adalah sebuah kemampuan bekerja sama yang biasa digunakan dalam aktivitas kelompok. Kelompok tidak berfungsi secara
efektif jika siswa tidak memiliki kemampuan bersosialisasi yang dibutuhkan.
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi siswa
bentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Guru menjadwalkan waktu bagi kelompok untuk mengevaluasi proses
kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama lebih efektif.
Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni : 1 cooperative task
atau tugas kerja sama dan 2 cooperative incentive
structure atau
struktur insentif kerja sama. Tugas kerja sama berkenaan dengan suatu hal yang menyebabkan anggota kelompok kerja
sama dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Sedangkan struktur insentif kerja sama merupakan sesuatu hal
yang membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut. Dalam
pembelajaran kooperatif kecuali ada peningkatan prestasi belajar siswa student achievement, ada dampak lain yaitu sikap
toleransi dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila: 1
guru menekankan pentingnya usaha bersama di samping usaha secara individual, 2 guru menghendaki pemerataan perolehan
hasil dalam belajar, 3 guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri, 4 guru menghendaki
adanya pemerataan
partisipasi aktif
siswa, 5
guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai
permasalahan Sanjaya dalam Rusman, 2010: 206.
2. Model Pembelajaran Jigsaw II