Pelaksanaan di kelas eksperimen Jigsaw II

2015 minat belajar XI IPA 5 29 Rabu, 20 Mei 2015 Pengisian angket minat belajar, pre-test, penjelasan materi 29 Sabtu, 23 Mei 2015 Penjelasan materi, mengerjakan latihan soal 29 Rabu, 27 Mei 2015 Post-test , pengisian angket minat belajar Satu minggu sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan observasi dan mengajar terlebih dahulu pada setiap kelas yang akan digunakan. Hasil observasi menunjukkan bahwa kedua kelas yang disediakan sekolah memilik tingkat ketertarikan yang kurang lebih sama terhadap mata pelajaran fisika. Hal ini berdasarkan dari angket minat belajar siswa sebelum treatmen dapat dilihat pada rincian skor minat belajar lampiran 8. Proses pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan di kelas eksperimen Jigsaw II

a. Jumat, 15 Mei 2015 Pertemuan dilaksanakan di kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen, jam pelajaran di kelas ini dilaksanakan pada jam kedua sampai jam ketiga yaitu 08.20 – 09.40. Untuk kelas eksperimen jadwal pelajaran fisika pada hari jumat 2x40 menit. Pertemuan ini bukan pertemuan pertama, sebelumnya peneliti sudah mengajar terlebih dahulu. Pertemuan ini diawali dengan pemberian dan pengisian angket minat belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Jigsaw II. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian pre-test. Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa tes ini merupakan tes pemahaman awal mereka terhadap materi yang akan diajarkan. Hampir seluruh siswa mengeluh terhadap tes yang akan dikerjakan. Pre-test dilakukan selama 30 menit. Pada pelaksanaan pre-test ini terlihat banyak siswa yang berusaha ingin menyontek temannya atau melihat buku pelajaran, untuk mengantisipasinya peneliti sesering mungkin berkeliling dan mendekati siswa yang terlihat ingin menyontek. Pada Gambar 4.1 ditunjukkan aktivitas siswa mengerjakan post-test. Gambar 4. 1 Aktivitas siswa mengerjakan pre-test Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian penjelasan kepada siswa tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw II. Setelah siswa memahaminya kemudian dilanjutkan pembagian kelompok heterogen, dapat dilihat pada lampiran 14. Dalam kelompok heterogen masing-masing siswa diberikan materi belajar yang telah disiapkan oleh peneliti kepada siswa. Setelah siswa menerima materi belajar, peneliti memberikan kesempatan pada siswa untuk membaca materinya terlebih dahulu. Proses ini dilakukan selama 15 menit. Setelah siswa membaca materi, peneliti memberikan topik-topik yang berbeda kepada masing-masing siswa yang berada dalam kelompok heterogennya. Siswa-siswa yang mendapatkan topik yang sama menjadi kelompok homogen, dapat dilihat pada lampiran 14. Dalam kelompok homogen, siswa berdiskusi topik yang mereka dapatkan. Peneliti selalu memantau proses diskusi siswa agar tidak terjadi kesalahan komunikasi antar siswa. Proses diskusi dalam kelompok homogen dilanjutkan di pertemuan berikutnya. Setelah proses diskusi kelompok homogen pada hari itu selesai, peneliti menghimbau siswa agar di pertemuan selanjutnya setiap siswa sudah berada dalam kelompok homogennya masing-masing. b. Rabu, 20 Mei 2015 Pada pertemuan kedua setiap siswa sudah memposisikan diri di dalam kelompok homogen mereka masing-masing. Setelah mengucapkan salam peneliti memberitahukan bahwa hasil tes pada pertemuan sebelumnya sangat tidak baik, tetapi peneliti menjelaskan lagi bahwa tes tersebut bukan tes akhir. Siswa diminta agar serius belajar agar dapat memperbaiki hasil tes mereka dan peneliti memberitahukan bahwa akan ada penghargaan khusus bagi siswa yang mendapatkan nilai baik. Gambar 4. 2 Aktivitas siswa dalam kelompok homogen Kegiatan dilanjutkan dengan melanjutkan diskusi dalam kelompok homogen tentang hukum II Termodinamika yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Proses ini berlangsung selama ±30 menit. Setelah diskusi selesai dan siswa merasa jelas tidak ada lagi pertanyaan, maka para siswa kembali ke dalam kelompok heterogennya masing-masing. Dalam kelompok heterogen para masing-masing siswa saling mengajari materi yang mereka dapat kepada teman sekelompoknya dapat dilihat pada Gambar 4.3. Dalam kelompok heterogen ini pula para siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh peneliti. Proses ini berlangsung selama 50 menit. Banyak para siswa yang bertanya bagaimana mengerjakan latihan soalnya kemudian peneliti mengingatkan kembali untuk melihat ke papan tulis agar teringat bagaimana peneliti menjelaskan. Peneliti sering mungkin berkeliling untuk melihat perkembangan setiap kelompok dalam mengerjakan latihan soal. Proses ini berjalan cukup lancar, karena setiap siswa sibuk dengan kelompok heterogennya masing-masing untuk mengerjakan latihan soal, hanya saja ada beberapa siswa yang terlihat tidak bersemangat dalam bekerjasama dengan kelompoknya, melihat hal itu peneliti mendekatinya agar siswa kembali fokus dengan tugasnya masing-masing. Gambar 4. 3 Aktivitas siswa dalam kelompok heterogen Gambar 4.4 menunjukkan kegiatan siswa mengerjakan soal. Ketika waktu mengerjakan latihan soal telah berakhir setiap kelompok mengeluh kepada peneliti karena mereka belum selesai mengerjakan latihan soalnya, kemudian peneliti mengajak seluruh siswa untuk membahasnya bersama-sama di kelas agar setiap pertanyaan dapat terjawab. Banyak kelompok yang berantusias untuk mengerjakan latihan soal, peneliti menerima semua jawaban dan membenarkan kesalahan yang terjadi pada jawaban siswa yang salah kemudian membahasnya bersama siswa. Gambar 4. 4 Aktivitas siswa mengerjakan latihan soal Pada akhir pertemuan siswa diberi tahu bahwa pertemuan selanjutnya akan menjadi pertemuan terkahir dengan kegiatannya adalah mengerjakan post-test serta mengisi angket minat belajar. Peneliti menghimbau para siswa agar belajar dengan serius dan memberitahu bahwa nilai ini akan digunakan oleh guru kelas sebagai nilai ulangan karena guru tidak akan mengadakan tes lagi. c. Jumat, 22 Mei 2015 Pada pertemuan terakhir ini diadakan post-test. Sebelum dimulai siswa diperbolehkan belajar dan mengulang kembali selama 10 menit. Setelah itu siswa dibagikan soal dan diberi waktu untuk mengerjakan tes selama 60 menit, selama tes berlangsung peneliti sering berkeliling agar semua siswa mengerjakan dengan jujur. Sesekali ada siswa yang berusaha menyontek, melihat hal itu peneliti mendekati siswa tersebut dan menegurnya. Setelah waktu mengerjakan selesai, semua pekerjaan dikumpulkan di meja guru. Peneliti melanjutkan memberikan angket minat belajar kepada siswa untuk dikerjakan. Peneliti menjelaskan bahwa angket ini tidak berpengaruh terhadap nilai mereka. Oleh karena itu, siswa diminta untuk mengisi angket sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Seluruh kegiatan telah dijalankan dengan baik, peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh siswa di kelas dan menyampaikan kata-kata penutup sebelum mengakhiri pelajaran dan meninggalkan kelas. Aktivitas siswa mengerjakan post-test dan angket minat belajar dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4. 5 Aktivitas siswa mengerjakan post-test dan angket minat belajar

2. Pelaksanaan di kelas kontrol Ceramah Aktif

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATA

0 6 147

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN SISWA KELAS XI SMK YP COLOMADU KAR

0 0 15

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk menarik minat siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan termodinamika di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta.

1 2 205

Peningkatan minat dan prestasi belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir.

0 2 288

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PELAJARAN IPA KELAS II SD Contoh Penelitian Tindakan Kelas

0 2 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA PADA SISWA KELAS XI IPA SEMESTER II SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Istiana | Jurnal Pendidikan Kimia 5709

0 0 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8

PENGARUH PENERAPAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI DI KELAS XI SMA NEGERI 7 CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 22

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 0 137

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru

0 0 15