c Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah
validitas yang diperoleh dengan menguji isi dari instrumen yang digunakan. Apakah item test sungguh mengukur isi dari
dominan yang mau diukur Suparno, 2010: 68. Pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan
kisi-kisi instrumen tes, argumentasi dari guru pembimbing dan angket minat belajar siswa.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Prestasi Belajar
a. Analisis Penskoran
Soal pre-test dan post test terdiri masing-masing 5 soal. Skor maksimal untuk masing-masing soal disesuaikan dengan
bobot soal. Kriteria pemberian skor dapat dilihat pada tabel berikut.
1 Soal nomor 1 mencakup aspek hafalan ingatan dengan
bobot soal 5 Tabel 3. 3 Skoring soal nomor 1
Keterangan Skor
Tidak mengerjakan Siswa memberikan jawaban salah
1
Siswa memberikan jawaban mendekati benar
3
Siswa menjawab dengan benar 5
2 Soal nomor 2 aspek pemahaman dengan bobot soal 10
3. 4 Skoring soal nomor 2 Keterangan
Skor Tidak mengerjakan
Siswa memberikan jawaban salah 2
Siswa memberikan jawaban kurang benar 3-5
Siswa memberikan jawaban mendekati benar
6-9
Siswa menjawab dengan benar 10
3 Soal nomor 3 dan 4 mencangkup aspek penerapan dengan
bobot soal 20. Tabel 3. 5 Skoring soal nomor 3 dan 4
Keterangan Skor
Tidak mengerjakan Siswa memberikan jawaban salah
2-4 Siswa memberikan jawaban kurang benar
5-9 Siswa memberikan jawaban mendekati 10-19
benar Siswa memberikan jawaban benar
20
4 Soal nomor 5 mencangkup aspek penerapan dengan bobot
soal 25. Tabel 3. 6 Skoring soal nomor 5
Keterangan Skor
Tidak mengerjakan Siswa memberikan jawaban salah
2-4 Siswa memberikan jawaban kurang benar
5-14 Siswa memberikan jawaban mendekati
benar 15-24
Siswa memberikan jawaban benar 25
Perhitungan skor siswa dapat dihitung dengan cara jumlah skor masing-masing siswa dibagi dengan skor maksimal dikali
seratus. Jumlah skor maksimal yaitu 80. Skor =
x 100
b. Analisis Kuantitatif Pre-test dan post-test
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan pre-test dan post-test. Kedua tes ini
dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun statistik yang digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar siswa
terhadap materi
termodinamika adalah
menggunakan uji t-test. 1
Untuk menguji apakah sampel kelas kontrol dengan kelas eksperimen sama dalam pemahaman awal tentang materi
termodinamika dengan menggunakan uji test-t untuk dua grup yang independen. Adapun rumus perhitungannya yakni
sebagai berikut :
t =
1 Dimana
= skor kelas kontrol = skor kelas eksperimen
= jumlah siswa kelas kontrol = jumlah siswa kelas eksperimen
= standar deviasi kelas kontrol = standar deviasi kelas eksperimen
t
critical
diperoleh dari tabel dengan level signifikan = 0,05; two tailed.
Jika |t
obs
| |t
critical
| maka signifikan, berarti ada perbedaan hasil pre-test
pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Jika |t
obs
| |t
critical
| maka tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan hasil pre-test.
2 Untuk menguji apakah sampel penelitian meningkat
pemahaman konsepnya tentang materi termodinamika. Dengan uji-t Dependen untuk:
1. Pre-test dan post-test pada kelompok kontrol dengan
metode ceramah aktif 2.
Pre-test dan post test pada kelompok eksperimen treatment
dengan model pembelajaran Jigsaw II. Tes-T dependen ini biasa digunakan untuk menguji satu
kelompok yang diuji dua kali. Adapun rumus perhitungan untuk uji T Dependen adalah sebagai berikut :
t
obs
=
2 = skor pre-test
= skor post-test = Perbedaan antara skor tiap subyek
=
- = Jumlah pasangan skor
= N – 1
T
critical
diperoleh dari tabel dengan level signifikan =
0,05.
Jika |t
obs
| |t
critical
| maka
signifikan, berarti
adapeningkatan prestasi
belajar tentang
materi termdinamika. Jika |t
obs
| |t
critical
| maka tidak signifikan, berarti tidak ada peningkatan prestasi belajar tentang materi
termodinamika. 3
Untuk mengetahui apakah prestasi belajar kelas eksperimen pada materi termodinamika lebih baik dari kelas kontrol atau
tidak dengan menggunakan uji-t independen. Adapun persamaan yang dapat digunakan dalam uji test-t dua grup
yang independen, dapat dilihat pada persamaan 1. Jika |t
obs
| |t
critical
| maka signifikan, berarti ada perbedaan hasil post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Jika |t
obs
| |t
critical
| maka tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan hasil post-test pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Untuk analisa uji-t digunakan bantuan SPSS. Dengan menggunakan empat kali uji t-tes seperti diatas,
peneliti dapat mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Jigsaw II sungguh-sungguh dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada materi termodinamika.
2. Analisis Minat belajar