Mesin Kalor Siklus Carnot

benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya” 2. Hukum II Termodinamika dinyatakan dalam bentuk entropi : “Total entropi jagat raya tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel ” 3. Kelvin dan Planck menyatakan rumusan yang setara sehingga dikenal rumusan Kelvin-Planck tentang hukum II termodinamika tentang mesin kalor : “Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar”.

a. Mesin Kalor

Saripudin,2009 Mesin kalor adalah mesin yang mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Ide dasar mesin kalor adalah fakta bahwa energi mekanik dapat diperoleh dari energi termal dengan membiarkan sejumlah kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. Dalam proses ini, sebagian kalor akan diubah menjadi kerja mekanik. Mesin kalor bekerja melalui suatu proses siklus meliputi langkah-langkah berikut ini.  Kalor diserap dari reservoir suhu tinggi sehingga meningkatkan energi dalam gas pada mesin  Energi dalam itu dikonversi menjadi usaha mekanik menggerakkan piston  Sisa energi kalor dialirkan ke reservoir suhu rendah Gambar 2. 1 Skema mesin kalor. Mesin menyerap kalor Q H dari reservoir panas suhu tinggi, menghasilkan kerja W, dan melepas kalor Q C ke reservoir dingin suhu rendah. Jika kalor diberikan oleh reservoir suhu tinggi yang bersuhu T 1 adalah Q 1 , kalor yang diterima reservoir suhu rendah pada suhu T 2 adalah Q 2 ; pada mesin kalor berlaku persamaan Q 1 = W + Q 2 atau W = Q 1 – Q 2 1 Suatu mesin kalor memiliki efisiensi atau nilai daya guna tertentu. Efisiensi menunjukkan banyaknya porsi kalor yang diserap mesin dari reservoir suhu tinggi Q 1 yang berhasil diubah menjadi kerja mekanik W. Efisiensi mesin kalor η dirumuskan dengan : η = 2 Dengan W = Q 1 – Q 2 , rumus efesiensi mesin kalor dapat pula dinyatakan dengan η = = 1 - 3

b. Siklus Carnot

Foster, 2009: 194-195 Pada tahun 1824, seorang insinyur Prancis bernama Sadi Carnot 1796-1932 memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin. Metode itu menggunakan siklus yang melibatkan dua proses isotermik dan dua proses adiabatik. Siklus semacam itu disebut siklus Carnot dan mesin yang menerapkan siklus itu disebut mesin Carnot. Perhatikan skema siklus Carnot pada gambar 2. Gambar 2. 2 Siklus Carnot 1 Proses A-B merupakan pemuaian ekspansi secara isotermal pada T 1 . Selama proses ini, gas menyerap kalor Q 1 dari reservoir bersuhu tinggi T 1 dan melakukan uaha W AB . 2 Proses B-C merupakan pemuaian secara adiabatik. Selama proses ini, suhu gas turun dari T 1 menjadi T 2 sambil melakukan usaha W BC . 3 Proses C-D adalah merupakan pemampatan kompresi secara isotermal pada suhu T 2 . Selama proses ini, gas melepas kalor Q 2 ke reservoir bersuhu rendah T 2 dan melakukan usaha W CD . 4 Proses D-A merupakan pemampatan secara adiabtik. Selama proses ini, suhu gas naik dari T 2 ke T 1 sambil melakukan usaha W DA. Proses pemuaian isotermal A-B menyerap kalor Q 1 dan proses pemampatan isotermal C-D melepas kalor Q 1 . Usaha yang dilakukan sama dengan : W = Q 1 – Q 2 . Efisiensi mesin Carnot η, seperti pada mesin kalor, merupakan perbandingan antara kerja yang dilakukan W dan kalor yang diserap mesin Q 1 . η = 1 - Menurut Kelvin, perbandingan temperatur dua reservoir akan sama dengan perbandingan kalornya; = Dengan demikian, efisiensi mesin Carnot dapat diungkapkan dalam bentuk : η = 1 - 4

c. Mesin Pendingin

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATA

0 6 147

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN SISWA KELAS XI SMK YP COLOMADU KAR

0 0 15

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk menarik minat siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan termodinamika di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta.

1 2 205

Peningkatan minat dan prestasi belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir.

0 2 288

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PELAJARAN IPA KELAS II SD Contoh Penelitian Tindakan Kelas

0 2 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA PADA SISWA KELAS XI IPA SEMESTER II SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Istiana | Jurnal Pendidikan Kimia 5709

0 0 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8

PENGARUH PENERAPAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI DI KELAS XI SMA NEGERI 7 CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 22

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 0 137

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru

0 0 15