Mesin Pendingin Entropi Hukum II Termodinamika

Menurut Kelvin, perbandingan temperatur dua reservoir akan sama dengan perbandingan kalornya; = Dengan demikian, efisiensi mesin Carnot dapat diungkapkan dalam bentuk : η = 1 - 4

c. Mesin Pendingin

Saripudin, 2009 Prinsip kerja mesin pendingin atau lemari es berkebalikan dengan mesin kalor. Mesin pendingin menyerap kalor dari reservoir dingin Q 2 . Kompresor melakukan usaha mekanik W untuk membuang kalor ke reservoir panas. Dalam kasus ini juga berlaku persamaan Q 1 = W + Q 2 atau W = Q 1 – Q 2 5 Jika mesin kalor menghasilkan kerja positif, pada mesin pendingin terjadi sebaliknya; mesin pendingin menghasilkan kerja negatif. Mesin pendingin dapat berupa refrigerator maupun AC air conditioner. Tujuan setiap mesin pendingin adalah mengambil sebanyak mungkin kalor dari reservoir dingin Q 2 dengan kerja W sekecil mungkin. Jadi, dalam hal ini outputnya adalah kalor dari reservoir dingin, sedangkan inputnya adalah kerja W. Kerja yang diperlukan dapat diperoleh dari energi listrik yang kita bayar setiap bulan. Kita perlu memilih mesin pendingin yang efisien agar kita dapat mengehemat biaya listrik. Tingkat efektivitas mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien kerja K. Untuk sejumlah kerja W yang diberikan untuk mengalirkan kalor sebanyak Q c dari reservoir dingin, koefisien kinerjanya dirumuskan dengan K = 6 atau K = atau K = 7 Pada lemari pendingin refrigerator, reservoir dinginnya adalah ruang di dalam refrigerator, sedangkan reservoir panasnya adalah ruang di luar refrigerator. Kalor dari reservoir dingin Q 2 adalah kalor dari bahan makanan atau benda di dalam lemari pendingin yang akan dikeluarkan. Kalor pada reservoir panasnya Q 1 adalah kalor yang dilepas ke udara di luar lemari pendingin. Kerja W diperoleh dari energi listrik.

d. Entropi

Foster, 2011: 199 Hukum II Termodinamika dinyatakan dalam bentuk entropi: “Total entropi jagat raya tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel ” Proses termodinamika yang berlangsung secara alami seluruhnya adalah proses ireversibel. Proses ireversibel adalah proses yang berlangsung secara spontan ke satu arah, tetapi tidak ke arah sebaliknya. Aliran kalor dari benda panas ke benda dingin adalah ireversibel. Buku yang meluncur di meja mengubah energi mekanik menjadi kalor melalui gesekan. Proses ini ireversibel karena proses yang sebaliknya tidak pernah terjadi buku yang semula diam di meja tiba-tiba meluncur dan buku serta meja menjadi dingin kembali. Selain proses ireversibel, terdapat juga proses ideal yang dapat berlangsung secara bolak-balik yang disebut proses reversibel , yaitu perubahan keadaan apapun yang dapat terjadi dapat dibalik dibuat berlangsung pada arah sebaliknya hanya dengan membuat perubahan sangat kecil pada sistem. Contoh proses reversibel adalah kalor yang mengalir diantara dua benda dengan perbedaan suhu yang sangat kecil. Proses ini dapat dibalik hanya dengan membuat perubahan sangat kecil pada salah satu suhu atau yang lainnya. Aliran panas ireversibel menaikkan ketidakteraturan karena molekul yang pada awalnya tersusun pada daerah panas dan dingin menjadi hilang karena sistem mencapai keseimbangan termal. Penambahan panas dalam suatu benda akan meningkatkan ketidakteraturannya karena akan menambah kecepatan molekul rata-rata serta keacakan gerakan molekul. Entropi adalah suatu ukuran kuantitatif dari ketidakteraturan. Untuk mengenal konsep ini, tinjau suatu ekspansi pemuaian isotermal yang sangat kecil pada gas ideal. Kita tambahkan panas dQ dan kita biarkan gas berekspansi secukupnya untuk menjaga suhu agar konstan. Karena energi dalam suatu gas ideal hanya bergantung pada suhu, maka energi dalam juga akan konstan. Dari hukum pertama, dW yang dilakukan gas setara dengan panas dQ yang ditambahkan, yaitu : dQ = dW = p dV = dV maka : = Gas berada dalam keadaan lebih tidak teratur setelah berekspansi karena molekul bergerak dalam volume yang lebih besar dan memiliki keacakan posisi. Fraksi perubahan volume dVV adalah ukuran naiknya ketidakteraturan dan persamaan di atas menunjukkan bahwa hal itu berbanding lurus dengan dQT. Kita memakai lambang S untuk entropi sistem dan mendefinisikan perubahan entropi yang sangat kecil dS selama proses reversibel yang sangat kecil pada suhu T sebagai berikut dS = 8 Jika jumlah panas total Q ditambahkan selama proses isotermal reversibel pada suhu mutlak T, perubahan entropi total ∆S = S 2 – S 1 dinyatakan dengan ∆S = S 2 – S 1 = 9

E. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATA

0 6 147

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN SISWA KELAS XI SMK YP COLOMADU KAR

0 0 15

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk menarik minat siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan termodinamika di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta.

1 2 205

Peningkatan minat dan prestasi belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir.

0 2 288

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PELAJARAN IPA KELAS II SD Contoh Penelitian Tindakan Kelas

0 2 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA PADA SISWA KELAS XI IPA SEMESTER II SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Istiana | Jurnal Pendidikan Kimia 5709

0 0 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8

PENGARUH PENERAPAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI DI KELAS XI SMA NEGERI 7 CIREBON - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 22

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 LENDAH KULON PROGO PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOORDINASI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 0 137

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru

0 0 15