BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ekosistem perairan tawar, pesisir dan lautan berbagai jasad hidup biotik dan lingkungan fisik abiotik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling
terkait. Dua komponen ini saling berinteraksi antara satu dengan lainnya, sehingga terjadi pertukaran zat energi diantara keduanya Dahuri et al., 2006, hlm : 64. Tidak
kurang dari 70 dari permukaan bumi adalah laut. Atau dengan kata lain ekosistem laut merupakan lingkungan hidup manusia yang terluas. Dikatakan bahwa laut
merupakan cadangan terbesar untuk bahan-bahan mineral, energi, dan bahan makanan. Selain itu masih banyak bahan-bahan mineral lain yang terdapat dalam
cairan air laut. Daerah laut yang produktif adalah daerah yang dalamnya maksimal 200 meter dari permukaan laut Thohir, 1991, hlm: 155.
Perairan Kuala Tanjung secara administrasi terletak di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara. Jarak Kota Medan dengan pantai ini sekitar 120 km.
Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan. Secara geografis Wilayah Kabupaten Batubara di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang
Bedagai, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Asahan, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.
Kawasan Perairan Kuala Tanjung memiliki potensi yang tidak kalah dengan potensi perairan lainnya di Batubara, karena dapat membawa daerah ini berkembang dan maju
dalam bidang ekonomi. Di kawasan ini telah berdiri perusahaan-perusahaan industri berskala besar seperti PT Inalum, dan PT Multi Mas Nabati. Perairan ini banyak
dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas diantaranya kegiatan pariwisata, pembuangan limbah pabrik dan terdapat juga muara sungai sebagai pertemuan antara air sungai
dan air laut http:bappedabatubara.com.
Aktivitas manusia di sekitar perairan erat kaitannya terhadap perubahan lingkungan baik perubahan fisik maupun kimia air. Kelayakan lingkungan untuk
usaha budidaya dapat diestimasi melalui pengukuran kuantitatif dan kualitatif terhadap biota yang menghuni perairan tersebut. Berbagai aktivitas manusia disekitar
laut tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas perairan yang dapat berpengaruh terhadap biota yang ada didalamnya Soemarwoto,
1990, hlm: 84 diantaranya adalah makrozoobenthos.
Makrozoobenthos merupakan kelompok benthos yang bersifat hewan yang berukuran 2 mm Barus, 2004, hlm: 34. Makrozoobenthos sering dipakai untuk
menduga ketidakseimbangan lingkungan fisik, kimia, dan biologi perairan. Perairan yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme makrozoobenthos
karena makrozoobenthos merupakan biota air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik bahan pencemaran kimia maupun fisik Odum, 1994, hlm:
385. Hal ini disebabkan karena makrozoobenthos pada umumnya tidak dapat bergerak dengan cepat dan habitatnya di dasar yang umumnya adalah tempat bahan
tercemar. Menurut Wilhm 1975 dalam Marsaulina 1994, hlm: 9 perubahan sifat substrat dan penambahan pencemaran akan berpengaruh terhadap kelimpahan dan
keanekaragamannya.
Sebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas makrozoobenthos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan.
Sifat fisik perairan seperti pasang surut, kekeruhan, substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen terlarut, pH, bahan organik dan faktor biologi
yang berpengaruh adalah komposisi jenis hewan dalam perairan diantaranya adalah produsen yang merupakan sumber makanan bagi makrozoobenthos dan hewan
predator yang akan mempengaruhi kelimpahan makrozoobenthos. Sifat-sifat fisika kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan
makrozoobenthos. Perubahan kondisi fisika kimia suatu perairan dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi makrozoobenthos yang hidup di ekosistem
perairan Setyobudiandi, 1997 dalam Darojah, 2005
Banyaknya bahan pencemar dapat memberikan dua pengaruh terhadap organisme perairan, seperti makrozoobenthos, yaitu dapat membunuh spesies tertentu
dan sebaliknya dapat mendukung perkembangan spesies lain. Pada perairan tercemar ada kemungkinan terjadi pergeseran jumlah populasi biota yang ada didalamnya. Oleh
karena itu, penurunan dalam keanekaragaman spesies dapat juga diakibatkan oleh pencemaran Sastrawijaya, 1991, hlm: 84.
Berbagai aktivitas manusia yang berlangsung di sekitar Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Batubara antara lain: kegiatan pariwisata, muara
sungai, dan pembuangan limbah pabrik PT Multi Mas Nabati dapat mempengaruhi faktor fisik-kimia perairan. Perubahan faktor fisik-kimia tersebut akan mempengaruhi
keberadaan makrozoobenthos di dalam ekosistem perairan. Namun sejauh ini belum diketahui keanekaragaman makrozoobenthos di kawasan perairan Kuala Tanjung dan
bagaimana hubungan keanekaragaman tersebut dengan nilai faktor fisik-kimia di Kawasan Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.
Sehubungan dengan itu, maka dilakukan penelitian tentang Keanekaragaman Makrozoobenthos di Kawasan Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras
Kabupaten Batubara.
1.2 Permasalahan