Penetrasi Cahaya Intensitas Cahaya

b. Penetrasi Cahaya

Nilai penetrasi cahaya yang didapat pada keempat stasiun penelitian berkisar antara 13–28 m. Penetrasi cahaya tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu 28 m, sedangkan penetrasi cahaya terendah diperoleh pada stasiun II yaitu 13 m. Rendahnya nilai penetrasi pada stasiun II yang merupakan daerah mangrove karena adanya serasah- serasah yang mengendap dalam substrat dasar perairan, sehingga banyaknya partikel terlarut dalam perairan akan menyebabkan kekeruhan yang tinggi. Zat terlarut dalam air sering mempengaruhi penetrasi cahaya matahari, yang berakibat penetrasi terbatas akan membatasi organisme air untuk berfotosintesis. Dengan terbatasnya fotosintesis akan menyebabkan kandungan oksigen terlarut rendah. Tetapi jika kekeruhan disebabkan oleh organisme hidup dapat dipakai sebagai indikasi produktivitas perairan tersebut cukup tinggi Hariyanto et al., 2008, hlm: 112. Menurut Koesbiono 1979, hlm: 24 pengaruh utama dari kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok. Sehingga menurunkan aktivitas fotosintesis fitoplankton dan alga, akibatnya akan menurunkan produktivitas perairan. Penetrasi cahaya pada perairan turbulen lebih kecil dibandingkan dengan daerah laut terbuka. Kumpulan partikel-partikel sisa baik dari daratan, dari potongan- potongan kelp dan rumput laut, ditambah kepadatan plankton yang tinggi akibat melimpahnya nutrien, menyebabkan terhambatnya penetrasi cahaya sampai beberapa meter Nybakken, 1988, hlm: 169. Cahaya matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi bahan tersuspensi atau zat terlarut tinggi. Berkurangnya cahaya matahari disebabkan karena banyaknya faktor, antara lain adanya bahan yang tidak larut seperti debu, tanah liat maupun mikroorganisme air yang mengakibatkan air menjadi keruh Sastrawijaya, 1991, hlm: 56.

c. Intensitas Cahaya

Nilai intensitas cahaya yang didapat pada keempat stasiun penelitian berkisar antara 7500 - 46900 Candela. Intensitas cahaya tertinggi terdapat pada stasiun I sebesar 46900 Candela, sedangkan intensitas cahaya terendah diperoleh pada stasiun II yaitu 7500 Candela. Hal ini disebabkan karena pengukuran dilakukan pada siang hari yang sangat cerah. Intensitas cahaya terendah terdapat pada stasiun II yaitu 7500 Candela. Rendahnya nilai intensitas cahaya ini karena banyaknya vegetasi mangrove sehingga cahaya yang akan masuk menjadi terhalang oleh banyaknya vegetasi mangrove tersebut. Faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat- sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif Barus, 2004, hlm: 43.

d. pH Derajat Keasaman