Wilayah Penelitian Ruang Lingkup Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

3.1.1 Wilayah Penelitian

Berdasarkan UU No.32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah merupakan koordinator semua instansi, dinas, dan berbagai sektor yang ada di daerah. Bupati dan Walikota sebagai Kepala Daerah juga bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan di wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kota Tebing Tinggi sebagai kesatuan wilayah pemerintahan, melaksanakan pembangunan yang memiliki arah dan tujuan yang telah ditetapkan serta harus dicapai melalui pembangunan disegala bidang, termasuk dibidang pendidikan. Perencanaan pendidikan di Kota Tebing Tinggi tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan kota secara keseluruhan. Usaha dan kegiatan perencanaan di bidang pendidikan di kota harus berada di bawah koordinasi pemerintah daerah, untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Administrasi Pemerintahan Kota Tebing Tinggi No. Variabel Jumlah 1 Kota 1 2 Kecamatan 5 3 Kelurahan 35 4 Lingkungan 173 6 Luas Wilayah 38, 438 km² Sumber : Profil Pendidikan Kota Tebing Tinggi Tahun 2008 .

3.1.2 Ruang Lingkup Materi

Materi yang akan di bahas dalam penelitian ini meliputi, yaitu : 1. Penelitian ini hanya akan membahas sarana pendidikan menengah saja. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 18 dijelaskan bahwa pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk SMA, MA, SMK, dan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. 2. Menganalisis sebaran dan pelayanan sekolah menengah berdasarkan 3 faktor : a. Faktor Jangkauan Pelayanan. Yang dianalisis adalah disatu sisi terdapat wilayah yang belum ”terjangkau” oleh sekolah, tapi di sisi lain terdapat juga wilayah yang mengalami overlap pelayanan sekolah. Lokasi sekolah dan jarak yang jauh menambah beban transportasi baik bagi kota maupun bagi warga sekolah. Diharapkan wilayah terdekat yang Universitas Sumatera Utara mampu diakses sesuai peta jaringan jalan berdasarkan batasan jarak atau waktu minimum yang diberikan antara tempat tinggal-sekolah. b. Faktor Pola Distribusi. Yang ingin dianalisis adalah penyebaran sekolah adalah kesesuaian terhadap persediaan-permintaan sekolah supply- demand sekolah. Jumlah daya tampung sekolah supply berdasarkan jumlah siswa per kelas, dan jumlah siswa per guru. Sedangkan kebutuhan demand ditinjau dari jumlah penduduk usia sekolah menengah 16-18 tahun. c. Faktor Kondisi Lahan Sekolah. Kesesuaian lokasi sekolah ditinjau menggunakan standar yang berlaku atau dapat diterapkan di Indonesia mengenai tata guna lahan dan aktivitas lingkungan yang berbahaya, berdampak negatif, atau tidak mendukung proses pendidikan di sekolah. 3. Melakukan penentuan perencanaan lokasi sekolah di masa depan berdasarkan faktor : jangkauan pelayanan, pola distribusi, dan kondisi lahan sekolah. Proses perencanaan tersebut dilakukan dengan melakukan overlay : peta administrasi wilayah, peta tata guna lahan, peta sebaran sekolah, peta sebaran penduduk , dan peta jaringan jalan. Penelitian ini direncanakan menggunakan SIG dengan perangkat lunak ArcView GIS 3.2 sebagai media analisis data dan presentasi hasil studi. Universitas Sumatera Utara

3.2 Jenis Penelitian