Analisis Terhadap Faktor Pola Distribusi Sekolah Menengah

4.3 Analisis Terhadap Faktor Pola Distribusi Sekolah Menengah

Langkah awal dalam menganalisis pola distribusi sekolah menengah yang ada di Kota Tebing Tinggi adalah dengan menganalisis persebaran jumlah sekolah menengah yang ada saat ini di setiap kecamatan, apakah sudah memenuhi jumlah minimum penyediaan fasilitas sekolah menengah atau belum. Pemenuhan jumlah minimum penyediaan fasilitas sekolah menengah ini dilihat dari standar- standar penyediaan fasilitas sekolah menengah yang ada. Teori Palander menyatakan bahwa setiap kegiatan jasa mempunyai pertimbangan ambang penduduk thereshold population, yaitu jumlah penduduk minimum untuk mendukung suatu penawaran akan kegiatan jasa. Sehingga yang dimaksud merata bukan berarti setiap wilayah kecamatan memiliki jumlah fasilitas sekolah menengah yang sama, namun jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, yaitu : didasarkan pada jumlah penduduk yang menggunakan fasilitas sekolah menengah ini. Sehingga untuk melakukan analisis terhadap fasilitas sekolah menengah ini terlebih dahulu harus diketahui sebaran jumlah penduduk yang ada. Persebaran jumlah penduduk di tiap kecamatan di Kota Tebing Tinggi tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 4.1 terlampir dan tabel 4.8 di bawah ini. Gambar 4.1 di atas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi yang tersebar di lima kecamatan dengan jumlah yang hampir berimbang satu sama lain. Simbol warna untuk tiap kecamatan adalah berbeda yang dibuat untuk membedakan antara satu kecamatan dengan kecamatan lain, selain sebagai pembeda tiap Universitas Sumatera Utara kecamatan warna yang berbeda tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan jumlah penduduk. Semakin gelap warnanya menunjukkan semakin banyak jumlah penduduk yang ada di kecamatan tersebut. Dengan mengetahui jumlah penduduk maka akan dapat diketahui jumlah minimum sekolah menengah yang dibutuhkan. Banyaknya jumlah minimum sekolah menengah yang dibutuhkan dihitung berdasarkan standar-standar perencanaan kebutuhan sekolah menengah yang ada. Penelitian ini menggunakan Standar Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Menurut standar ini setiap 6000 jiwa penduduk minimal membutuhkan 1 unit SMU. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dapat diketahui jumlah minimum sekolah menengah yang dibutuhkan untuk seluruh kota dan seluruh kecamatan di Kota Tebing Tinggi. Hasilnya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. Menurut data dari Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi tahun 2008, sampai tahun 2008 Kota Tebing Tinggi telah memiliki sebanyak 36 unit fasilitas sekolah menengah. Jumlah fasilitas sekolah menengah harus tersebar untuk memenuhi kebutuhan 141.056 jiwa penduduk akan kebutuhan fasilitas sekolah menengah di Kota Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Jumlah Penduduk dan Jumlah Minimum, Jumlah Eksisting, dan Selisih Jumlah Fasilitas Sekolah Menengah di Kota Tebing Tinggi Tahun 2008 Kecamatan Jumlah Penduduk jiwa Jumlah Minimal Sekolah Menengah Jumlah Eksisting Sekolah Menengah Selisih Jumlah Bajenis 30.641 6 6 - Tebing Tinggi Kota 30.133 6 13 7 Rambutan 27.974 5 11 6 Padang Hilir 27.742 5 4 -1 Padang Hulu 24.566 5 2 -3 Sumber : Tebing Tinggi Dalam Angka 2008, Profil Pendidikan 2008, Hasil Analisis 2009 Sebaran jumlah fasilitas minimal menurut standar di setiap kecamatan yang ditunjukkan pada tabel 4.8. Selisih jumlah sekolah menengah menunjukkan secara sederhana bagaimana kondisi sebaran sekolah menengah di Kota Tebing Tinggi, apakah sudah merata atau belum. Apabila selisih jumlah sekolah menengah di setiap kecamatan memiliki nilai yang sama maka dapat dikatakan bahwa sebaran jumlah sekolah menengah yang ada sudah merata, dan sebaliknya dikatakan belum merata sebarannya bila selisih jumlah sekolah menengah tidak memiliki nilai yang sama. Dari Tabel 4.8 dapat diketahui kondisi saat ini untuk Kota Tebing Tinggi, sebaran sekolah menengah eksistingnya belum memenuhi sebaran menurut Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas RI. Terdapat perbedaan selisih jumlah sekolah menengah eksisting dan minimal antara satu kecamatan dengan kecamatan lain. Adanya selisih berarti bahwa sebaran jumlah sekolah menengah di Kota Tebing Tinggi belum menunjukkan adanya pemerataan. Universitas Sumatera Utara Langkah selanjutnya dalam menganalisis pola distribusi ini adalah dengan menganalisis pemenuhan kebutuhan penduduk akan sekolah menengah. Analisis dilakukan dengan membandingkan kapasitas daya tampung sekolah menengah yang ada terhadap jumlah kelompok penduduk usia sekolah yang akan menggunakan fasilitas sekolah menengah, yaitu : 16-18 tahun. Daya tampung ini didasarkan pada jumlah siswa perkelas, jumlah siswa per sekolah, dan jumlah siswa tiap guru. Mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 053V2001 tentang Standar Pelayanan Minimal SPM menyebutkan bahwa setiap kelas untuk : SMA 40 orangkelas, MA 40 orangkelas, dan SMK 36 orangkelas. Sedangkan siswa persekolah : SMA 15 – 1080, MA 15-972, dan SMK 15-972, serta jumlah siswa tiap guru : SMA 23 siswaguru, MA 23 siswaguru, SMK 18 siswaguru. Jumlah fasilitas sekolah menengah di Kota Tebing Tinggi sampai tahun 2008 adalah sebanyak 36 sekolah yang tersebar di lima kecamatan dengan kapasitas 13.544 siswa dengan rincian kapasitas di setiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.8. Berdasarkan jumlah kelompok penduduk yang menggunakan sekolah menengah, yaitu penduduk dengan usia 16-18 tahun, maka persentase pemenuhan kebutuhan sekolah menengah di Kota Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Jumlah Sekolah Menengah, Jumlah Kelas, Jumlah Guru, Kapasitas, dan Persentase Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Sekolah Menengah Tahun 2008 Kapasitas Kecamatan Jlh SMU, MA, dan SMK Jlh Kelas Guru Siswa Usia 16-18 tahun Jlh Guru Saat Ini Pemenuhan Kebutuhan Siswa Kebutuhan Guru Bajenis 6 57 67 1.520 2.335 148 65 220 Tebing Tinggi Kota 13 141 303 6.960 2.298 314 303 103 Rambutan 11 152 234 5.360 2.132 431 251 184 Padang Hilir 4 17 54 1.240 2.114 50 59 92,3 Padang Hulu 2 22 39 880 1.873 65 47 167 Jumlah 36 389 697 13.544 10.752 1008 145 153,26 Sumber : Tebing Tinggi Dalam Angka 2008, Profil Pendidikan 2008, Dinas Pendidikan, 2009, Hasil Analisis 2009. Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa dengan 36 unit sekolah menengah, kebutuhan akan sekolah menengah menurut jumlah penduduk usia 16- 18 tahun di Kota Tebing Tinggi telah terpenuhi dengan baik, bahkan telah melampaui jumlah penduduk usia 16-18 tahun yang ada di Kota Tebing Tinggi yang sudah mencapai 145. Sebanyak 13.544 siswa telah terlayani oleh fasilitas sekolah menengah yang ada di Kota Tebing Tinggi mengindikasikan telah melayani penduduk usia 16-18 tahun yang berasal dari luar wilayah Kota Tebing Tinggi. Dari lima kecamatan ternyata hanya dua kecamatan yang telah memenuhi kebutuhan akan fasilitas sekolah menengah, yaitu : Kecamatan Tebing Tinggi Kota 303 dan Kecamatan Rambutan 251. Sementara tiga kecamatan lain, yaitu : Bajenis 65, Padang Hilir 59, dan Padang Hulu 47. Universitas Sumatera Utara Dari data keterpenuhan jumlah fasilitas sekolah menengah untuk penduduk usia sekolah 16-18 tahun yang ada di lima kecamatan tersebut mengindikasikan bahwa siswa sekolah menengah yang berasal dari luar Kota Tebing Tinggi bersekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Kecamatan Rambutan. Sejumlah siswa dari kecamatan lain Padang Hilir, Padang Hulu, dan Bajenis juga bersekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Kecamatan Rambutan. Sementara di Kecamatan Padang Hilir, Padang Hulu, dan Kecamatan Bajenis belum dapat menampung atau melayani kebutuhan penduduk usia sekolah menengah 16-18 tahun akan fasilitas sekolah menengah. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa fasilitas sekolah menengah yang ada di Kota Tebing Tinggi eksisting belum memenuhi kebutuhan penduduk usia sekolah menengah 16-18 tahun. Begitu pula dengan melihat persentase kebutuhan fasilitas sekolah menengah di tiap kecamatan yang sangat beragam menunjukkan adanya disparitas pemenuhan kebutuhan akan fasilitas sekolah menengah di tiap kecamatan menunjukkan bahwa persebaran lokasi sekolah menengah di sekolah menengah di Kota Tebing Tinggi belum merata. Secara spasial melalui peta sebaran sekolah dan peta sebaran penduduk dapat ditunjukkan bahwa sebaran sekolah menengah berdasarkan pola distribusi ini belum memenuhi kebutuhan penduduk usia sekolah menengah 16-18 tahun dan belum tersebar secara merata di Kota Tebing Tinggi. Peta tersebut ditunjukkan pada gambar 4.14 terlampir. Universitas Sumatera Utara

4.4 Analisis Terhadap Faktor Lahan Sekolah