Teori Lokasi TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Lokasi

Lokasi merupakan suatu area yang secara umum dapat dikenali atau dibatasi, dimana terjadi suatu kegiatan tertentu Gunawan 1981 dalam Iskandar, 2009. Penentuan suatu lokasi suatu sekolah perlu diperhatikan pemetaan sekolah. Pemetaan sekolah tidak hanya sekedar menunjukkan peta atau gambar lokasi lahan serta bangunan sekolah. Pemetaan sekolah tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi sekolah secara tepat berdasarkan kepadatan penduduk dan keadaan jumlah usia anak sekolah serta sarana dan prasarana sekolah secara lengkap. Berkaitan dengan pemilihan lokasi ini maka letak suatu sekolah diharapkan dalam suatu lokasi yang baik dan optimal. Teori Lokasi sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang kegiatan ekonomi, atau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain Tarigan, 2006 sangat berperan dalam menganalisis sebaran sekolah menengah ini. Teori laian yang dapat menganalisis sebaran lokasi sekolah adalah Teori Palander. Teori ini menjelaskan tentang pendistribusian lokasi fasilitas yang memberikan pelayanan jasa Agustin, 2006. Teori Palander menyatakan bahwa barang dan jasa dapat diproduksi berdasarkan pertimbangan batas penduduk minimal dan jangkauan pasar. Batas minimal Universitas Sumatera Utara penduduk adalah penduduk minimum yang dibutuhkan untuk kelancaran dan kesinambungan penawaran barang. Kalau jumlahnya di bawah jumlah tertentu maka pelayanan akan mahal dan kurang efisien, jika meningkat di atas jumlah standar maka pelayanan akan menjadi kurang baik dan kurang efektif. Sedangkan jangkauan pasar range adalah jarak yang diperlukan seseorang untuk mendapatkan jasa yang bersangkutan. Lebih jauh lagi dari jarak standar yang ditentukan maka orang akan mencari wilayah lain yang lokasinya lebih dekat untuk memenuhi kebutuhan akan jasa yang sama. Ada 2 dua faktor yang mempengaruhi dalam pendistribusian pusat pelayanan dipengaruhi Sujarto, 1989 dalam Agustin, 2006 :

1. Faktor Manusia :

Manusia yang dimaksud dalam hal ini adalah yang akan mempergunakan pusat-pusat pelayanan yang menyangkut pertimbangan jumlahnya, kepadatan penduduk, perkembangan penduduk, status sosial ekonomi masyarakat, nilai- nilai, potensi masyarakat, pola kebudayaan, dan antropologi.

2. Faktor Lingkungan :

Lingkungan yang dimaksud adalah tempat dimana manusia melaksanakan kegiatan kehidupannya. Hal ini menyangkut pertambangan skala lingkungan dalam arti fungsi dan peranan sosial ekonominya, jaringan pergerakan, letak geografis lingkungan dan sifat keterpusatan lingkungan. Universitas Sumatera Utara