Sifat – sifat Beton pada Temperatur Tinggi

commit to user 8. Pengelupasan sloughing-off yang merupakan pemisahan bertahap yang tidak membahayakan yang terjadi pada balok dan kolom pada temperature rendah. 9. Retakan beton yang terbagi dalam retakan ringan atau retak rambut dan retak lebar atau besar. 10. Pada temperature sampai 300 C beton akan mengalami pengurangan kandungan air yang mengakibatkan pengurangan sedikit tertahap kemampuan menahan desak. 11. Pada temperature diatas 600 C beton menjadi warna putih keabu-abuan, sedangkan di atas 900 C warna beton menjadi lebih buram. Dalam kondisi kedua temperature tersebut beton telah menjadi lemah dan rapuh brittle. 12. Perilaku beton pada termperatur yang tinggi dalam hal-hal tertentu tergantung pada jenis agregat yang dikandung. Jenis beton ringan akan mengalami kerusakan akibat panas api yang tinggi, berupa pelemahan permukaan beton. Secara umum beton merupakan material bangunan yang memiliki ketahanan terhadap apipanas yang lebih baik dibanding dengan jenis material yang lain, seperti kayu atau baja. Selain keunggulan tersebut beton juga relative lebih mudah untuk diperbaiki karena kehilangan kekuatan beton akibat dehidrasi dapat terbatas pada lapisan permukaan.

2.2.7. Sifat – sifat Beton pada Temperatur Tinggi

Sifat dari bahan beton pada temperature tinggi dipengaruhi oleh jenis agregat yang digunakan pada campuran beton. Beberapa agregat yang digunakan pada campuran beton dapat mengalami perubahan sifat kimiawi pada temperature yang tinggi. Dari pengalaman visual dapat juga diperkirakan suhu yang pernah dialami oleh beton. Warna beton yang terbakar dapat menunjukkan tingkat kebakaran. Perubahan warna permukaan beton yang dipanaskan dipengaruhi temperature karena kandungan logam. Hubungan antar suhu, warna dan kondisi beton disajikan dalam tabel 2.8 commit to user Tabel 2.8 Hubungan antar suhu warna dan kondisi beton terbakar Suhu Warna Kondisi beton C – 300 C 300 C – 600 C 600 C – 900 C 900 C Normal Merah jambu Putih keabu-abuan Kuning muda Tidak mengalami penurunan kekuatan Mengalami penurunan kekuatan Tidak mempunyai kekuatan lagi Tidak mempunyai kekuatan lagi Sumber : Nugraha 1989 Perubahan warna dapat memberikan perkiraan suhu bakar, dan kekuatan beton residu. Perubahan warna beton dari abu-abu tua normal ke merah muda-merah bata bila terbakar pada suhu 300 C – 600 C, beton mengalami penurunan kekuatan 0-50. Warna abu-abu terjadi pada beton pasca bakar 600 C – 900 C dan sisa kekuatan 50-15 Neville, 1977: 440. Dari penelitian Mahotra 1982, disebutkan ada tiga sifat beton yang terpenting dalam hubungannya dengan meningkatnya termperatur yaitu sifat fisik, mekanik dan termal. 1. Sifat fisik Akibat pertama dari pemanasan beton adalah menguapnya air ke permukaan melalui saluran-saluran kapiler, jika terperatur beton lebih dari 100 C. Hilangnya kelembaban akan menyebabkan kepadatan beton sedikit berkurang tetapi hal ini dapat diabaikan. Beton akan mengalami retak atau kehilangan kekuatan bila dipanasi sampi suhu 250 C, karena senyawa C-S-H terhidrasi pada suhu tinggi serta tidak ada kesesuaian antara perubahan volume agregat dan pasta semen. Perbedaan koefisien muai panas bahan penyusun beton menimbulkan tegangan intern, bila melebihi tegangan ikat, maka timbul retak di antara pasta semen dan agregat. Warna beton yang terbakar akan mengalami perubajan seperti tabel 2.8 commit to user 2. Sifat Mekanis Hasil penelitian Neville menunjukkan bahwa kenaikan temperature mengakibatkan penurunan kuat desak beton. Pada beton dengan agregat alami terjadi kenaikan kuat desak pada temperature 200 C – 300 C, tetapi kuat desak pada temperature 400 C tidak lebih dari 90 dari kuat desak normalnya dan kuat tekan pada temperature 700 C tidak lebih dari 30 kuat tekan normalnya. Penurunan drastic juga akan terjadi pada tegangan lenturnya. Beton dengan agregat alami sangat lentur pada temperature 400 C tidak lebih dari 30 tegangan lentur normal. 3. Sifat Termal Thermal ceductivity adalah keadaan beton dalam kondisi kering. Thermal ceductivity beton ditentukan oleh faktor-faktor antar jenis agregat porosias beton dan kadar kelembaban. Peningkatan suhu beton menyebabkan keluarnya air yang terkandung di dalam pori-pori beton. Indikator secara fisis pasca bakar pasca reaksi kebakaran akan memberikan cirri bahwa beton tersebut sangat porous. Hal ini disebabkan keluarnya air-air Kristal dari fasa mineral untuk kebakaran yang hebat diperkirakan mempunyai suhu permukaan beton yang tinggi dan fenomena ini memungkunkan terjadinya reaksi dekomposisi dari massa semen dan hidrasi sangat besar commit to user

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Uraian Umum Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan suatu percobaan langsung untuk mendapatkan suatu data atau hasil yang menghubungkan antara variabel-variabel yang diselidiki. Metode ini dapat dilakukan di dalam ataupun di luar laboratorium. Dalam penelitian ini akan dilakukan di dalam laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan suatu pengujian terhadap beton ringan, beton ringan berserat alumunium dan beton ringan metakaolin berserat alumunium terhadap kuat tarik langsung pada pasca bakar dan setelah mendapat perawatan. Untuk uji kuat tarik langsung menggunakan sampel balok beton berdimensi 10 x 10 x 30 cm, dimana sampel dengan tulangan A s = 3 f 10 mm dan diuji pada umur 28 hari. Untuk uji kuat tarik langsung menggunakan mesin yang ada di laboratorium Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil. 3.2. Benda Uji Penelitian Benda uji yang digunakan untuk uji kuat tarik langsung adalah balok berukuran 10cm x 10cm x 30cm sebanyak 45 buah. 15 buah untuk beton ringan, 15 untuk beton ringan berserat alumunium dan 15 lagi untuk beton ringan metakaolin berserat alumunium untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel 3.1 23