commit to user
4.7. Pembahasan
1. Dari tabel 4.27 nilai kuat tarik beton ringan sebelum, setelah dibakar dan setelah dilakukan perawatan adalah
a. Suhu kamar
: 0.053 b. Suhu 30
00
C : 0.32
c. Suhu 400
C : 0.1133
d. Suhu 500 C
: 0.1067 e.
Suhu 500 C+curing : 0.26
2. Dari tabel 4.29 nilai kuat tarik beton ringan alumunium sebelum, setelah dibakar dan setelah dilakukan perawatan adalah
a. Suhu kamar : 0.2667
b. Suhu 300 C
: 0.275 c. Suhu 400
C : 0.0933
d. Suhu 500 C
: 0.0867 e. Suhu 500
C+curing : 0.1533 3. Dari tabel 4.31 nilai kuat tarik beton ringan alumunium metakolin sebelum,
setelah dibakar dan setelah dilakukan perawatan adalah a. Suhu kamar
: 0.323 b. Suhu 300
C : 0.1867
c. Suhu 400 C
: 0.11 d. Suhu 500
C : 0.1867
e. Suhu 500 C+curing : 0.14
Pada penelitian ini jelas terlihat bahwa serat berperan penting dalam proses peningkatan kuat tarik beton. Hal ini dibuktikan dengan penambahan serat nilai
kuat tariknya naik 80 dibandingkan dengan beton ringan tanpa serat hal ini dapat dilihat pada gambar 4.8 diatas. Seperti yang dikemukakan oleh suhendro
2002 disebabkan karena adanya dowel action aksi lekatan antar muka pada serat dengan beton. Dengan adanya mekanisme dowel action dalam beton telah
terbukti secara efektif menunda terjadinya retakan-retakan mikro beton yang pada akhirnya mampu meningkatkan secara dramatis berbagai sifat mekanik beton.
commit to user
Sementara setelah beton dibakar pada suhu 300 C, 400
C, 500 Cnilai kuat
tariknya mengalami penurunan berturut-turut niali tersebut sebesar 14.06; 17.65; 18.75. Hal ini disebabkan karena beton serat sangat komplek. Dengan
adanya serat panas rambatan menjadi lebih cepat, sehingga beton mengalami kenaikan suhu karena pengaruh induksi panas yang sangat kuat.
Untuk benda uji dengan penambahan metakaolin nilai kuat tarik beton juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 83.5 dapat dilihat pada tabel 4.22. Hal ini
sesuai apa yang dikemukakan oleh Jirawat S. 2001 bahwa metakaolin mempunyai ukuran rata-rata partikel yang lebih kecil dari pada ukuran rata-rata
partikel semen sehingga dapat bekerja untuk mengisi ruang antar butiran semen dan dapat memperkuat ikatan antar partikel-partikelnya.
Pada kondisi pasca bakar dengan suhu diatas 300 C baja tulangan akan cepat
memuai. Hal ini disebabkan karena baja akan cepat mengembang bila dikenai panas serta cepat menyusut bila panas yang ada dihilangkan. Inilah yang
menyebabkan adanya rongga antara baja tulangan dengan beton. Athur raharjo 2002
Dari data-data diatas pada setiap penambahan suhu pembakaran terjadi penurunan kuat tarik, baik pada beton ringan, beton ringan alumunium, maupun beton ringan
alumunium metakolin. Dapat terlihat jelas pada gambar 4.13 sampai 4.18 hubungan kuat tarik dengan kenaikan suhu pembakaran. Hal ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Al-Mutairi dan Al-Shaleh bahwa kekuatn tarik beton akan langsung berkurang dan berangsur-angsur berkurang dengan semakin
meningkatnya suhu.
Pada suhu 300 C terjadi penurunan kuat tarik pada beton ringan berserat
alumunium metakaolin yaitu besarnya penurunan adalah 42.47 hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pada suhu 300
C sudah terjadi transformasi bentuk beton, terjadi proses evolusi dalam struktur pori yang terdiri dari
kehilangan air bebas pada suhu kamar sampai suhu 100 C dan kehilangan air pada
commit to user
CSH atau air terikat mulai terjadi pada suhu 150 C serta tidak adanya kesesuaian
antara perubahan volume agregat.
Penurunan yang terjadi pada pembakaran suhu 400 C, terjadi karena pada suhu ini
terjadi tegangan internal yang disebabkan oleh perbedaan suhu antar lapisan beton. Besarnya penurunan berturut-turut adalah 64.58; 66.06; 41.07, pada
suhu ini pasta semen yang sudah terhidrasi terurai kembai, dari C-S-H menjadi kapur bebas CaO, SiO
2
, dan uap air pengisi pori-pori beton, sehingga dengan pengurangan jumlah unsure C-S-H tersebut, kekuatan beton mulai terganggu.
Selain itu juga terjadi proses karbonasi, yaitu terbentuknya kalsium karbonat yang berwarna keputih-putihan dan merubah warna pada beton menjadi lebih terang.
Pada pembakaran suhu 400 C-500
C terjadi penurunan nilai kuat tarik yang besranya berturut-turut 5.88; 7.14; 41.07 hal ini disebabkan karena kalsium
hidroksida mengalami dihidrasi dan berubah menjadi kalsium oksida yang kekuatannya menjadi lebih rendah sekali. Penurunan pada suhu ini juga
disebabkan volume agregat tidak stabil, hal ini menyebabkan beton mengalami ledakan spalling, selain itu meledaknya beton dipengaruhi oleh volume dan
permukaan pori meningkat serta menimbulkan tekanan pori yang menyebabkan beton mengalami spalling, hal ini mulai terjadi pada suhu 150
C-500 C.
Setelah dilakukan perawatan ulang, beton pada suhu 500 C, mengalami kenaikan.
Pada beton ringan kuat tariknya mengalami kenaikan sebesar 58.97, sedangkan pada beton ringan alumunium sebesar 43.478 dan pada beton ringan alumunium
metakaolin nilainya turun 33.03.
Kenaikan pada beton yang dilakukan perawatan ulang disebabkan adanya perubahan αCSH menjadi βCSH, dimana perubahan β ini menguntungkan, karena
nilainya lebih besar dari α, walaupun nilainya tidak bias kembali seperti sebelum
terbakar.
commit to user
73
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penambahan suhu pembakaran mengakibatkan penurunan kuat tarik pada beton. Nilai kuat tarik rata-rata beton sebelum dan setelah dilakukan
pembakaran berturut-turut adalah:
v Beton Ringan: a. Suhu kamar
: 0.053 MPa
b. Suhu 30
00
C : 0.32
MPa c. Suhu 400
C : 0.1133
MPa d. Suhu 500
C : 0.1067
MPa Penurunan kuat tarik beton ringan dalam dari nilai awal akibat kenaikan
suhu berturut-turut: 300 C, 400
C dan 500 C adalah berturut-turut: 83.33,
64.58, 5.88. Peningkatan nilai kuat tarik beton yang telah dilakukan curing
ulang adalah sebesar 0.26 MPa atau naik 58.97
v Beton Ringan Alumunium a. Suhu kamar
: 0.2667 MPa
b. Suhu 300 C
: 0.275 MPa
c. Suhu 400 C
: 0.0933 MPa
d. Suhu 500 C
: 0.0867 MPa
Penurunan kuat tarik beton ringan dalam dari nilai awal akibat kenaikan suhu berturut-turut: 300
C, 400 C dan 500
C adalah berturut-turut: 3.03, 66.06, 7.143. Peningkatan nilai kuat tarik beton yang telah dilakukan
curing ulang adalah sebesar 0.1533MPa atau naik 43.478