Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kontruksi bangunan, beton mempunyai peranan yang sangat penting dan dominan. Oleh karena itu saat ini teknologi beton banyak mengalami penyempurnaan dalam hubungannya dengan kekuatan, umur, manfaat dan jenisnya. Yang menjadi dasar penelitian ini adalah bagaimana memadukan keunggulan semua material penyusun untuk mendapatkan hal yang baru. Dalam penelitian ini menggunakan beton ringan, karena selama ini beton ringan belum mendapatkan tempat yang luas dalam penggunaanya sebagai elemen struktur. Penyebab sedikitnya pemakaian beton ringan sebagai elemen struktur adalah adanya anggapan bahwa beton ringan mempunyai kuat tekan yang rendah dibandingkan dengan beton normal. Hal ini tidak dapat dibenarkan seluruhnya karena beton ringan dapat dibuat dengan kekutan mencapai 65 Mpa koyati et a,1999. Bukti berikut dapat digunakan sebagai pendukung yaitu Dhir et. Al 1984 dengan kuat desak maksimum yang dihasilkan sebesar 60 Mpa pada umur beton satu tahun, Vincent 2003 yang melakukan penelitian dengan menguji campuran beton lightweight high strength 55 MPa dan Mediyanto dkk 2003 menguji campuran alumunium beton lightweight 33 MPa, 28 hari. Parameter kuat tarik beton secara tepat sulit untuk diukur. Biasanya untuk mendapatkan nilai kuat tarik beton dilakukan dengan pengujian kuat tarik belah beton yang hasilnya digunakan untuk menentukan nilai kuat tarik beton. Selain itu dengan mencari nilai modulus of rupture modulus runtuh, yang hasilnya digunakan untuk mengetahui batas beban yang bekerja pada struktur tanpa mengalami keruntuhan. 1 commit to user Seperti beton normal, selain mempunyai keunggulan, beton ringan juga mempunyai kekurangan. Yaitu reduksi kuat tarik beton yang mencapai 30, modulus elastisitas yang berkisar 0,5 – 0,75 kali beton normal pada kuat desak yang sama. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk memperbaiki kuat tariknya, misalnya dengan menambahkan baja tulangan pada elemen struktur yang mengalami tegangan tarik sehingga terbentuk suatu struktur komposit yang dikenal dengan sebutan beton bertulang. Selain itu dapat dipakai serat sebagai bahan tambah pada beton ringan,seperti dilaporkan mediyanto dkk. 2004 bahwa serat-serat alumunium telah dapat meningkatkan kuat tekan, kuat belah, modulus elastisitas, MOR, dan meningkatkan kinerja beton bertulang. Pada beton serat, analisis kontribusi kuat tarik beton serat pada tulangan bajanya belum banyak dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan uji tarik langsung yaitu beton dengan baja tulangan. Pada uji ini, diharapkan dengan membandingkan antara grafik tegangan-regangan baja dan komposit antara baja dan beton ringan dapat diketahui besarnya nilai kuat tarik langsung beton akibat penambahan serat alumunium. Disamping itu akan dapat dievaluasi pula peningkatan beban tarik baik leleh maupun maksimum, daktilitas, kekakuan dan serapan energy baja tulangan yang diselimuti oleh beton ringan metakaolin berserat alumunium. Untuk meningkatkan kekuatan beton biasanya diberikan bahan tambah tertentu. Salah satunya adalah metakaolin, metakaolin merupakan hasil pembakaran kaolin china clay pada suhu 450 C – 900 C. Metakaolin yang digunakan dalam campuran beton memberi konstribusi yang cukup signifikan baik sifat fisik maupun durabilitasnya sambowo,2003. Hal ini terlihat dari kenaikan kuat tekan, modulus elastisitas dan modulus runtuh dari beton dimana metakaolin ditambahkan untuk menggantikan semen sampai kadar optimumnya. Disamping dapat meningkatkan kekuatan beton, metakaolin juga berkonstribusi dalam memperkecil permeabilitas dan meningkatkan kepadatan. Sebagai bahan tambah, metakaolin mempunyai ukuran partikel metakaolin lebih kecil dari semen tetapi lebih besar dari silika fume. commit to user Kebakaran merupakan salah satu fenomena yang setiap saat bisa terjadi kapan saja, panas atau kenaikan suhu pada saat terjadi kebakaran menjadi beban beton yang menerimanya. Dalam penelitian ini akan membahas kuat tarik langsung beton ringan metakaolin berserat alumunium yang terjadi pada saat pasca bakar dan setelah perawatan. Suhu pembakaran diberikan berdasarkan suhu leleh aluminium yaitu kira-kira 660 C dan suhu pembakaranya adalah 300 C, 400 C, dan 500 C. Perawatan yang dimaksud adalah dengan membasahi beton dengan karung basah selama 28 hari. Beton yang mengalami perawatan setelah dibakar papa suhu 500 C. Pada penelitian ini diharapkan diperoleh kombinasi keunggulan yakni beton ringan metakaolin berserat alumunium yang memiliki sifat mekanis tinggi terhadap kuat tarik langsung.

1.2. Rumusan Masalah