Analisis statistik deskriptif Pengujian hipotesis

43 pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini.

3.5. Metode analisis

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan melakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui dispersi dan distribusi data. Sedangkan uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji kelayakan model regresi yang selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

3.5.1 Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum,minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness Ghozali, 2009. Skewness mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol Ghozali, 2009.

3.5.2. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi terdiri dari uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas Ghozali, 2009. 1. Uji multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau Universitas sumatera Utara 44 tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi sebagai berikut Ghozali, 2009: a. Nilai R2 yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi secara individual variabel- variabel independen banyak yang tidak signifikan dan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika cukup tinggi, maka terdapat multikolonieritas. c. Dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai tolerance value 0,10 dan nilai VIF 10.

2. Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2005. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson DW test. Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson DW test hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu: Universitas sumatera Utara 45 Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson DW-Test Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl d du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl d 4 Tidak ada korelasi negatif Tidak ada keputusan 4 - du d 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 – du

3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot dan uji gletser. Dasar analisis yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam grafik scatterplot adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu , seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 3. Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Glejser dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai Universitas sumatera Utara 46 probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali 2009 ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan cara analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik Histogram dan P-Plot kemudian uji statistik non-parametrik Kolmogorov- Smirnov K-S . a. Pada uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik, normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. b. Cara pengambilan keputusan pada uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S : 1. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 artinya data residual tidak berdistribusi normal. 2. Jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed 0,05 artinya data residual berdistribusi normal.

3.5.3 Uji hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis linear berganda. Analisis linear berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen Universitas sumatera Utara 47 dengan variabel dependen. Persamaan regeresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Y 1 = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 3 X 4 + β 3 X 5 + є Keterangan : Y 1 = Manajemen laba α = Konstanta β 1 ,β 2, β 3, β 4, β 5= koefisien regresi dan variable independen X 1 = Ukuran dewan direksi X 2 = Ukuran dewan komisaris X 3 = Komite audit X4= Kepemilikan manajerial X5 = Leverage Є = error Persamaan di atas kemudian dianalisis dengan SPSS dengan tingkat signifikansi 5 α = 0,05.

3.5.3.1 Uji koefisien determinasi

Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali,2006. Lebih lanjut Ghozali 2006 menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan sampai dengan satu. Nilai adjusted R 2 yang mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Universitas sumatera Utara 48

3.5.3.2 Uji signifikansi simultan Uji F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat Ghozali, 2005 : 84. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan cara sebagai berikut: a. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≤ 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≥ 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.5.3.3 Pengujian koefisien regresi parsial uji-t

Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Universitas sumatera Utara 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode 2009-2012. Berdasarkan data yang didapat dari Indonesia Capital Market Directory ICMD, terdapat 10 perusahaan manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode 2009-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Pemilhan Sampel No Kriteria Sampel Jumlah 1 Perusahaan manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-2012 30 2 Sampel dikeluarkan karena Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang mengalami kerugian pada tahun yang diteliti 4 3 Sampel dikeluarkan tidak memiliki kelengkapan, tidak mempublikasikan laporan keuangan yang diaudit secara lengkap untuk periode 31 Desember 2009-2012 dalam Bursa Efek Indonesia 16 4 Jumlah populasi yang masuk kriteria sampel 10 Universitas sumatera Utara 50 4.2 Analisis data 4.2.1 Analisis Statistik deskriptif Uji Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Berikut ini dijelaskan statistik data penelitian: Tabel 4.2 Analisis statistif deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Manajemen_Laba 40 -.096 .220 .02270 .058759 Dewan_Direksi 40 2.00 9.00 5.3500 2.27077 Dewan_Komisaris 40 2.00 10.00 4.3750 2.04673 Komite_Audit 40 3.00 4.00 3.1000 .30382 Kepemilikan_Manajerial 40 .00 17.97 1.7418 4.77567 Leverage 40 .13 .69 .3765 .15812 Valid N listwise 40 Gambar 4.2 Analistis statistik deskriptif Sumber : Hasil olahan SPSS 17.00 for windows Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tersebut, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut, yaitu : a. Variabel Manajemen laba menunjukkan nilai minimum -0.096 dan nilai maksimum 0,220 yang berarti perusahaan manufaktur barang konsumsi di Indonesia masih melakukan tindakan manajemen laba baik dengan cara menurunkan laba earnings management negative maupun menaikkan Universitas sumatera Utara 51 laba nilai earning management positif dengan rata-rata manajemen laba sebesar 0,02270 sedangkan standar deviasinya adalah 0,058759. b. Variabel ukuran dewan direksi menunjukkan nilai rata-rata perusahaan sampel memiliki jumlah dewan direksi rata-rata 5,3500 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki jumlah dewan direksi sebanyak 5,35 orang. Jumlah dewan direksi yang dimiliki oleh perusahaan paling sedikit 2 orang dan paling banyak 9 orang dan standar deviasi yang dihasilkan yaitu 2,27077. c. Variabel ukuran dewan komisaris menunjukkan rata-rata 4,3750 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki jumlah dewan komisaris sebanyak 4,3 orang. Jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahaan paling sedikit 2 orang dan paling banyak 10 orang dan standar deviasi yang dihasilkan 2,046673. d. Variabel komite audit menunjukkan rata-rata 3,1000 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki jumlah komite audit sebanyak 3,1 orang. Jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan paling sedikit 3 orang, paling banyak 4 orang dan strandar deviasi yang dihasilkan adalah 0,30382. e. Variabel kepemilikan manajerial yang dimiliki perusahaan mempunyai nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 17,97 dengan nilai rata-rata sebesar 1,7418 sedangkan standar deviasinya adalah 4,77567. Artinya kepemilikan manajerial yang dimiliki perusahaan sampel paling kecil 0 dan paling besar adalah 17,97 . Sedangkan rata-rata kepemilikan Universitas sumatera Utara 52 manajerial yang dimiliki perusahaan sampel adalah 17,4 dengan strandar deviasi 47,75 . f. Variabel leverage nilai minimum 0,13 dan nilai maksimum 0,69 dengan nilai rata-rata 0,3765 sedangkan standar deviasinya adalah 0,15812. Artinya leverage ratio yang dimiliki oleh perusahaan sampel paling kecil adalah 13 dan yang paling besar adalah 69 . Sedangkan rata-rata ratio leverage perusahaan sampel adalah 37,65 dengan standar deviasi 15,81. 4.2.2 Pengujian asumsi klasik 4.2.2.1 Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2005 : 110. Karena analisis grafik histogram dan P-Plot dapat menyesatkan, maka dilakukan juga uji statistic kolmogorov-smirnov dengan melihat tingkat signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah. Pendeteksian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi kolmogorov-smirnov 0,05. Universitas sumatera Utara 53 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00 for windows Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kanan atau kiri. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik normal P – P Plot of Regression Standardized. Gambar 4.2 Normal P Plot Sumber : Hasil Olahan SPSS 17.00 for windows Universitas sumatera Utara 54 Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tititk – titik scatterplot sudah mengikuti garis diagonal disepanjang garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik. Maka untuk itu dilakukan Uji one sample kolmogrov – smirnov test untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Tabel 4.3 Uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .04908335 Most Extreme Differences Absolute .146 Positive .146 Negative -.125 Kolmogorov-Smirnov Z .925 Asymp. Sig. 2-tailed .359 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Uji normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji statistik non - parametik one sampel kolmogrov sminornov. Data yang dimiliki berdistribusi normal, dapat dilihat dari tabel 4.2. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig 2 tailed adalah 0,359 dan diatas nilai signifikan 0,05 Universitas sumatera Utara 55 yang nilainya lebih besar dari tar af nyata α 0,05 yang artinya data telah berdistribusi normal.

4.2.2.2 Uji autokorelasi

Istilah autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diturunkan menurut waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan durbin watson statistik, dengan nilai d yang menunjukkan gejala autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak ada autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak autokorelasi. Kriterianya adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Kriteria pengambilan keputusan DW test Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif tidak ada keputusan dl d du Tidak ada korelasi negatif tolak 4 - dl d 4 Tidak ada korelasi negatif tidak ada keputusan 4 - du d 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif tidak ditolak du d 4 – du Universitas sumatera Utara 56 Hasil uji autokorelasi durbin watson terlihat seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5 Uji autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .550 a .302 .200 .052569 1.901 a. Predictors: Constant, Leverage, Kepemilikan_Manajerial, Komite_Audit, Dewan_Direksi, Dewan_Komisaris b. Dependent Variable: Manajemen_Laba Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai DW adalah 1,901. Kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut: jumlah sampel N 40 dengan jumlah variabel bebas K 5 pada tingkat signifikansi 5 diperoleh du 1,7859 Sehingga disimpulkan bahwa nilai DW sebesar 1,901 lebih besar dari batas atas du 1,7859 dan kurang dari 4 – 1,7859 4 – du, maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi. 4.2.2.3 Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi Ghozali, 2006. Model regresi yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak tanpa pola yang Universitas sumatera Utara 57 jelas serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Selain menggunakan grafik scatterplots, uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Jika probabilitas signifikan 0.05, maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

4.2.2.3.1 Grafik Scatterplot

Heteroskedastisitas melalui grafik plot scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak tanpa pola yang jelas serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Gambar 4.5 Scatterplot Dependen Variabel Sumber : SPSS 17 for windows Gambar 4.5 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak menunjukkan pola Universitas sumatera Utara 58 tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedasitas dalam model regresi ini.

4.2.2.4 Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari variance inflation factor VIF. Multikolieritas dapat diketahui dari besarnya tolerance dan variance inflation factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut : a. VIF 5, maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas dan jika VIF 5, maka tidak terdapat multikolinearitas b. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas dan jika tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas Tabel 4.6 Uji Multikonealiritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .049 .124 .391 .698 Dewan_Direksi -.017 .006 -.649 -2.958 .006 .427 2.341 Dewan_Komisaris .019 .009 .659 2.195 .035 .228 4.395 Komite_Audit -.014 .048 -.074 -.294 .771 .326 3.063 Kepemilikan_Manajerial -.004 .002 -.323 -2.070 .046 .842 1.188 Leverage .086 .056 .230 1.530 .135 .905 1.104 a. Dependent Variable: Manajemen_Laba Universitas sumatera Utara 59 Berdasarkan tabel 4.6 hasil output SPSS 17.00 for windows diatas dapat diambil keputusan bahwa semua data variabel tidak terkena multikolinearitas, karena nilai tolerance untuk ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan manajerial dan leverage 0,427, 0,228, 0,326, 0,842 dan 0,905 0,1 dan nilai variance inflation factor VIF untuk ukuran dewan direksi, dewan komisaris komite audit,kepemilikan manajerial dan leverage, 2,341, 4,395, 3,063, 1,188 dan 1,104 5. Sehingga pada model regresi tidak terjadi gejala Multikolinearitas.

4.2.3 Pengujian hipotesis

Hipotesis di uji dengan analisis linear. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan analisis linear berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPPS versi 17 maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil analisis regresi linear berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .049 .124 .391 .698 Dewan_Direksi -.017 .006 -.649 -2.958 .006 Dewan_Komisaris .019 .009 .659 2.195 .035 Komite_Audit -.014 .048 -.074 -.294 .771 Kepemilikan_Manajerial -.004 .002 -.323 -2.070 .046 Leverage .086 .056 .230 1.530 .135 a. Dependent Variable: Manajemen_Laba Universitas sumatera Utara 60 Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,049-0,017 X1 +0,019 X2 -0,014 X3 -0,004 X4 +0,086 X5 + ɛ Keterangan: 1 Konstanta sebesar 0,049 menunjukkan bahwa bila tidak ada variabel independen X1=X2=X3=X4=X5=0, akan terjadi manajemen laba sebesar 0,049; 2 Nilai b1 sebesar -0,017 menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran dewan direksi dalam perusahaan sebesar 1 akan diikuti penurunan tindakan manajemen laba sebesar 0,017 dengan asumsi variabel lainnya tetap; 3 Nilai b2 sebesar 0,019 menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran dewan komisaris sebesar 1 akan diikuti peningkatan manajemen laba sebesar 0,019 dengan asumsi variabel lain tetap; 4 Nilai b3 sebesar -0,014 menunjukkan bahwa setiap peningkatan anggota komite audit perusahaan sebesar 1 akan diikuti penurunan manajemen laba sebesar 0,014 dengan asumsi variabel lain tetap; 5 Nilai b4 sebesar -0,004 menunjukkan bahwa setiap peningkatan kepemilikan manajerial dalam perusahaan sebesar 1 akan diikuti penurunan tindakan manajemen laba sebesar 0,004 dengan asumsi variabel lainnya tetap; 6 Nilai b5 sebesar 0,086 menunjukkan bahwa setiap peningkatan leverage ratio perusahaan sebesar 1 akan diikuti peningkatan manajemen laba sebesar 0,086 dengan asumsi variabel lainnya tetap. Universitas sumatera Utara 61

4.2.4. Uji determinasi uji goodness of fit

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 92 161

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 29 101

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Corporate Governance dan Leverage Ratio terhadap manajemen laba pada perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 42

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12