Pola manajemen laba Faktor-faktor manajemen laba

20 Biasanya CEO yang mendekati masa pensiun atau masa kontraknya menjelang berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk. Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan. 6. Initital public offering Penawaran Saham Perdana Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan. Hendriksen 1988 menyebutkan pada dasarnya, pihak manajemen melakukan manajemen laba didorong oleh adanya: 1. Kelemahan yang melekat dalam akuntansi itu sendiri Fleksibilitas dalam menghitung angka laba dapat disebabkan oleh metode akuntansi yang memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara berbeda. 2. Informasi asimetri antara manajer dengan pihak luar Faktor informasi juga menyebabkan timbulnya manajemen laba. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan lebih cepat dibanding pihak eksternal. Dalam kondisi yang demikian, manajer dapat menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya.

2.1.6.3 Pola manajemen laba

Ada empat pola manajemen laba yang dikemukakan oleh Scott,2000 yaitu : 1. Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang. 2. Income Minimization Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. Universitas sumatera Utara 21 3. Income Maximization Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang. 4. Income Smoothing Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

2.1.6.4 Faktor-faktor manajemen laba

Faktor-faktor manajemen laba yang diajukan Watt dan Zimmerman, 1996 adalah: 1. Bonus Plan Hypothesis Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus terbesar berdasarkan earnings lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan. 2. Debt to Equity Hypothesis Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba Sweeney, 1994. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal. Perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity cukup tinggi akan mendorong manajer perusahaan untuk menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba, menyebabkan perusahaan kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian hutang. 3. Political Cost Hypothesis Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan laba yang tinggi membuat pemerintah akan segera mengambil tindakan seperti: mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.

2.2 Penelitian terdahulu

Beberapa penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba telah banyak dilakukan oleh peneliti seperti Deni Darmawati Universitas sumatera Utara 22 2003 meneliti corporate governance dan manajemen laba : Suatu Studi Empiris, dengan variabel mekanisme GCG pelaksanaan RUPS, kualitas dewan komisaris, kualitas komite audit, kualitas hubungan stakeholders, transparansi dan akuntabilitas, kepemilikan saham oleh investor institusional. Hasilnya hanya satu variabel dalam mekanisme GCG, yaitu kualitas hubungan perusahaan dengan stakeholders yang berhubungan negatif dengan praktik manajemen laba. Wedari 2004 meneliti pengaruh proporsi dewan komisaris dan keberadaan komite audit terhadap manajemen laba dengan variabel komite audit, proporsi dewan komisaris, akuntan publik big 4, kepemilikan manajerial dan institusional, hasilnya komite audit dan dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Siregar dan Utama 2005 meneliti pengaruh Struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek corporate governance terhadap pengelolaan laba Earnings Management dengan variabel kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, praktek corporate governance ukuran KAP, proporsi dewan komisaris, keberadaan komite audit. Hasilnya kepemilikan keluarga dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan institusional dan tiga variabel praktek GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Halima Sathila Palestin 2006 meneliti Analis struktur Kepemilikan, Praktik corporate governance dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba dengan variabel Struktur kepemilikan, komposisi dewan komisaris, komite audit, dan auditor independen dengan proksi ukuran auditor, kompensasi bonus dan Universitas sumatera Utara 23 hasilnya struktur kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan kompensasi bonus berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan komite audit dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Nasution dan Setiawan 2007 meneliti pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia dengan variabel komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan. Hasilnya komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Nuryaman 2008 meneliti konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba dengan menggunakan variabel konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme GCG komposisi dewan komisaris dan spesialisai industri KAP, hasilnya konsentrasi kepemilikan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan komposisi dewan komisaris dan spesialisasi industri KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Tuti Sriwedari 2009 meneliti mekanisme good corporate govenance, manajeman laba dan kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia di Bursa Efek Indonesia dengan variabel dependen : manajemen laba, kinerja keuangan variabel Independen :Kepemilikan manajerial, kepemilikan Institusional, komite audit, dewan komisaris. Hasilnya mekanisme good corporate governance mempengaruhi manajemen laba dan manajemen laba, berpengaruh Universitas sumatera Utara 24 terhadap kinerja keuangan. Mekanisme good corporate governance mempengaruhi manajemen laba dan manajemen laba, berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Suryani 2010 meneliti pengaruh mekanisme corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan variabel independen dalam kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, jumlah rapat komite audit dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba dan hasilnya konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba; sedangkan komposisi komite audit, komposisi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Yohana 2010 meneliti tentang pengaruh kualitas auditor, corporate governance, leverage dan kinerja keuangan terhadap manajemen laba. Objek penelitiannya adalah perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia 2006-2008 yang terdiri dari 66 sampel. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kualitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. CAR sebagai proksi dari kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif. Universitas sumatera Utara 25 Rahmi Mardhatilla 2011 meneliti tentang pengaruh penerapan good corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur barang konsumsi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, leverage dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Beberapa hasil pengujian dari para penelitian terdahulu dapat dilihat dari Tabel 2.2 sebagai berikut: Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Variabel Hasil 1. Deni Darmawati 2003 Corporate governance dan Manajemen laba: Suatu Studi Empiris Mekanisme GCG Pelaksanaan RUPS,kualitas dewan komisaris, kualitas komite audit, kualitas hubungan stakeholders, transparansi dan, akuntabilitas, kepemilikan saham oleh investor institusional Hanya satu variabel dalam mekanisme GCG, yaitu kualitas hubungan perusahaan dengan stakeholders yang berhubungan negatif dengan praktik manajemen laba 2. Wedari 2004 Analisis Pengaruh Proporsi dewan komisaris dan Keberadaan Komite audit terhadap Manajemen laba Komite audit, proporsi dewan komisaris, akuntan publik big 4, kepemilikan manajerial dan institusional 1 Komite audit dan dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba Universitas sumatera Utara 26 2 Kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba. 3. Siregar dan Utama 2005 Pengaruh Struktur Kepemilikan,Ukuran Perusahaan,dan Praktek Corporate governance terhadap Pengelolaan Laba Earnings Management Kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional,ukuran perusahaan,praktek Corporate governance ukuran KAP, proporsi dewan komisaris, keberadaan komite audit 1 Kepemilikan keluarga dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 2Kepemilikan institusional dan tiga variabel praktek GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 4. Halima Sathila Palestin 2006 Analis struktur Kepemilikan, Praktik Corporate governance dan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen laba Struktur kepemilikan, komposisi dewan komisaris, komite audit, dan auditor independen dengan proksi ukuran auditor, kompensasi bonus 1Struktur kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan kompensasi bonus berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba 2Komite audit dan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba 5. Nasution dan Setiawan Pengaruh Corporate governance Komposisi dewan komisaris,ukuran dewan komisaris, 1Komposisi dewan komisaris dan Universitas sumatera Utara 27 2007 terhadap Manajemen laba di Industri Perbankan Indonesia komite audit, ukuran perusahaan ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba 2Komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba 6. Nuryaman 2008 Konsentrasi Kepemilikan,Ukur an Perusahaan,dan Mekanisme Corporate governance terhadap Manajemen laba Konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme GCG komposisi dewan komisaris dan spesialisai industri KAP 1Konsentrasi kepemilikan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba 2 Komposisi dewan komisaris dan spesialisasi industri KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 7. Tuti Sriwedari 2009 Mekanisme good corporate governance, Manajemen laba dan kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia di Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen: Manajemen laba,Kinerja Keuangan Variabel Independen:Kepe milikan manajerial, kepemilikan Institusional, Komite audit, Dewan Komisaris Mekanisme good corporate governance mempengaruhi manajemen laba dan manajemen laba, berpengaruh terhadap kinerja keuangan Universitas sumatera Utara 28 8. Suryani 2010 Pengaruh mekanisme Corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Variabel independen: kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris, jumlah rapat komite audit dan ukuran perusahaan.Sedangk an variabel dependen adalah manajemen laba Kosentrasi kepemilikan berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba; sedangkan komposisi komite audit, komposisi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba 9 Yohanna 2010 Pengaruh Kualitas Auditor,Corporate governance, Leverage dan Kinerja Keuangan terhadap Manajemen laba Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI Tahun 2006- 2008 Variabel Dependen: Kualitas auditor,kepemilikan manajerial,kepemili kan instusional,Proporsi dewan komisaris independen,Leverag e,kinerja keuangan perbankan.Sedangka n variabel Independen adalah manajemen laba Kualitas auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. CAR sebagai proksi dari kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan dan berhubungan Universitas sumatera Utara 29 negatif. 10 Rahmi Marthila 2011 Pengaruh Penerapan good corporate governance terhadap Manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : Proporsi dewan komisaris,ukuran dewan komisaris, leverage dan Return On Asset ROA. Sedangkan Variabel Dependen : Manajemen laba Proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, leverage dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI

2.3. Kerangka Konseptual

Manajemen laba merupakan salah satu bentuk akibat asimetri informasi dalam teori agensi. Hal ini dikarenakan manajer lebih mengetahui informasi tentang perusahaan yang dikelolanya. Kehadiran mekanisme corporate governance diharapkan dapat menciptakan iklim tata kelola yang baik dan lebih transparan. Menurut Barnhart dan Rosenstein 1998, mekanisme corporate governance meliputi mekanisme internal, seperti adanya struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif, dan mekanisme eksternal, seperti pasar untuk kontrol perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan hutang debt financing. Sedangkan menurut Veronica dan Bachtiar 2004, beberapa mekanisme corporate governance antara lain diwujudkan dengan adanya dewan direksi, komite audit, kualitas audit, dan kepemilikan institusional. Universitas sumatera Utara 30 Tindakan manajemen laba mengakibatkan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya perusahaan. Hasil kinerja perusahaan menjadi tidak diketahui dengan pasti oleh investor sehingga menyebabkan investor menyalah artikan laporan keuangan tersebut. Kontrak hutang leverage yang tinggi juga dapat menyebabkan manajer melakukan tindakan manajemen laba. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman dalam Sulistyanto, 2008 yang mengelompokkan leverage dalam debt covenant hypothesis. Berdasarkan penjelasan singkat di atas maka peneliti merumuskan kerangka pemikiran penelitian ini. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Ukuran Dewan Direksi X1 Manajemen laba Y Komite Audit X3 Kepemilikan Manajerial X4 Ukuran Dewan Komisaris X2 Leverage X5 Universitas sumatera Utara 31 2.4. Hipotesis Penelitian 2.4.1 Ukuran dewan direksi Dewan direksi mempunyai peran dan tanggung jawab yang penting dalam menentukan kebijakan yang akan dijalankan oleh perusahaan, baik dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka panjang. Ukuran dewan direksi juga sebagai salah satu komponen good corporate governance yang sangat berperan penting dalam mengatasi manajemen laba. Keberadaan dewan direksi tersebut sebagai mekanisme pengendali internal utama untuk memonitor para manajer perusahaan Subhan, 2011. Dengan adanya kebutuhan yang besar akan jumlah dewan direksi mengakibatkan munculnya permasalahan antara pihak principal dengan agent, karena perusahaan dengan jumlah dewan direksi yang besar tidak dapat melakukan koordinasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik dibanding dengan perusahaan yang memiliki jumlah dewan direksi yang lebih kecil Wardhani, 2007. Ukuran direksi yang besar mengakibatkan proses pengawasan kurang efektif dan dapat meningkatkan praktek manajemen laba oleh manajemen. Apabila jumlah dewan direksi sedikit, maka praktik manajemen laba dapat dikurangi karena komunikasi dan koordinasi pada ukuran dewan direksi yang kecil dalam aktivitas tersebut lebih efektif dibandingkan dengan ukuran direksi yang besar sehingga dapat meningkatkan pengawasan terhadap manajemen Purwandari, 2011. Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Universitas sumatera Utara 32 H1: ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap manajemen laba

2.4.2. Ukuran dewan komisaris

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 92 161

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 29 101

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Corporate Governance dan Leverage Ratio terhadap manajemen laba pada perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 42

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12