beberapa karateristik dasar yang dapat diukur dari modal ini yaitu training programs, credential, experience, competence, recruitment,
mentoring, learning programs, individual potential, dan personality. Human capital antara lain terdiri dari: know-how, pendidikan,
pengetahuan, dan kompetensi yang berhubungan dengan pekerjaan, kualifikasi kejuruan, semangat kewirausahaan, kemampuan reaktif,
inovatif, proaktif, dan kemampuan merubah. b.
Structural Capital atau Organizational Capital modal organisasi Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya; sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang
individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka
intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
c. Relational Capital atau Customer Capital modal pelanggan
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan
hubungan yang harmonisassociation network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok
yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal
dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai
bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut.
Relational capital antara lain terdiri dari: merk, pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi
bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan perjanjian franchise.
2. IB-VAIC Islamic Banking-Value Added Intellectual Capital
Metode value added intellectual coefficient VAIC dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation
efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible asset yang dimiliki perusahaan. VAIC merupakan instrumen untuk mengukur
kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan, karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan
keuangan.
5
Akun - akun yang digunakan dalam menghitung VAIC adalah akun-akun
5
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konep dan Kajian Empiris Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 111.
yang lazim digunakan pada perusahaan konvensional. Namun, di sisi lain belum ada instrumen sejenis yang dapat digunakan untuk
menilai kinerja IC perbankan syariah. Padahal perkembangan bank syariah cukup signifikan. Terbukti bahwa aset perbankan syariah per April 2013 mengalami
pertumbuhan sebesar 44 yaitu menembus angka Rp 207.800 trilyun. Lalu angka pembiayaannya sudah mencapai Rp 163.407 trilyun. Penghimpunan dana pihak ke
tiga sebesar Rp 158.519 trilyun. Serta tingkat FDR yang mencapai 103,08.
6
Sehingga seharusnya model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah ini diperlukan mengingat eksistensinya.
Dalam penelitiannya, Ulum 2013 memformulasikan model penilaian kinerja IC untuk perbankan syariah yang dinamakan IB-VAIC Islamic Banking Value
Added Intellectual Coefficient yang mana merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja IC perusahaan–
perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara perbankan syariah memiliki jenis transaksinya sendiri yang relatif berbeda dari perbankan
umumkonvensional. Berikut tiga rumus yang digunakan dalam IB-VAIC yaitu:
7
1. Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added IB-VA. IB-
VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut: IB-VA = OUT – IN
6
http:m.detik.comramadanread2013081807523423331371522 diakses pada 10
Oktober 2013 pukul 22:57
7
Ihyaul Ulum, “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”, Jurnal Inferensi Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 7 No. 1 Juni 2013,
h.199.
OUT output : Total pendapatan, diperoleh dari: a.
Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utana kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya –
hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer. Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri:
1 Pendapat penyalur dana a Pendapatan dari jual beli pendapatan marjin
murabahah b Pendapatan bersih salam parallel
c Pendapatan bersih istishna parallel d Pendapatan sewa ijarah
e Pendapatan bagi hasil musyarakah f Pendapatan bagi hasil mudharabah
g Pendapatan dari penyertaan h Lainnya
2 Dari Bank Indonesia a Bonus SBIS
b Lainnya 3 Dari bank-bank lain di Indonesia
a Bonus dari bank syariah lain b Pendapatan bagi hasil mudharabah