ANAK PENDERITA AUTISME II : ND

Universitas Sumatera Utara

4.3.2 ANAK PENDERITA AUTISME II : ND

Nama : ND Tempat Tgl Lahir : Medan, 5 April 2007 Nama Ayah Ibu : -SR Kriteria Autisme : Hyperactive dan Speech-delay ND adalah seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun penderita autisme kriteria hyperactive dan speechdelay. Hal ini bisa dilihat jika memperhatikan ND dengan seksama, melalui tingkah laku ND yang tidak bisa diam namun tidak banyak mengeluarkan suara atau berbicara. ND hanya berbicara beberapa kata, dan beberapa kata itu bahkan terkadang tidak ditujukan kepada orang disekitarnya, dan lebih berupa gumaman pada dirinya sendiri. Seperti kasus yang sering terjadi pada anak autis lainnya, pada awal kelahirannya sampai berumur sekitar tiga tahun, orang tua ND tidak merasakan ada yang aneh pada diri ND. Tingkah laku ND yang tidak bisa diam dan terus melakukan aktivitas malah dianggap sebagai tanda bahwa ND adalah anak yang sehat dan aktif. Ibu dari ND yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga akhirnya bisa merasakan ada yang aneh pada diri ND pada saat dia memperhatikan ND bermain sendiri di rumah, dan segera membicarakan hal tersebut dengan suaminya. Setelah beberapa hari memperhatikan ND dengan lebih seksama, akhirnya orang tua ND bisa benar-benar melihat beberapa hal yang menurut mereka berbeda dengan anak- anak lain seumuran ND. Setelah menyadari hal tersebut orang tua ND segera membawa ND ke dokter anak untuk diperiksa. Orang tua ND sempat tidak percaya saat pertama kali mendengar bahwa ND menderita gangguang spektrum autisme. Oleh karena itu, ND sempat dibawa ke beberapa dokter lainnya, dan semua dokter menyatakan hal yang sama, yaitu ND memang benar menderita gangguang spektrum autisme, dengan kriteria hyperactive dan speechdelay. Setelah hampir satu tahun dari pemeriksaan terakhir, akhirnya orang tua ND bisa menerima bahwa ND memang menderita Austime dan harus segera ditangani. Orang tua ND mencari sekolah terbaik untuk menangani ND, dan akhirnya memutuskan bahwa YAKARI adalah tempat yang paling baik untuk ND belajar. Selama bersekolah di YAKARI, ND mengalami banyak sekali perkembangan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pada saat peneliti melakukan pengamatan, sekilas peneliti tidak bisa melihat perbedaan ND dengan anak normal. Peneliti baru bisa melihat bahwa ND menderita autisme ketika berada di kelas melakukan proses belajar mengajar. Ketika di kelas, hampir semua pertanyaan dari guru pendamping bisa di jawab ND, meskipun dalam beberapa kesempatan ND tidak langsung menjawab dan harus dipanggil namanya beberapa kali dan pertanyaan yang diberikan juga harus di ulang. Jawaban dari ND memang tidak panjang, dan jawaban tersebut terkesan seperti di hapal. ND juga dalam beberapa kesempatan mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh guru-nya. Seperti pada saat guru pendampingnya menunjukkan gambar sambil mengucapkan “ ini mathari ”, setelah itu ND beberapa kali terdengar mengucapkan “ini matahari” secara berulang-ulang. Dan saat guru pendamping bertanya dan menunjukkan gambar lain, ND beberapa kali menjawab “ini matahari” , pada saat itu guru pendamping harus mengingatkan ND bahwa itu bukan lah “matahari” sampai ND menjawab pertanyaan guru pendamping dengan benar. Perilaku hyperactivepada ND terlihat sangat jelas saat di kelas, ND beberapa kali meninggalkan bangku-nya, dan berlarian di sekitar kelas mencari aktivitas lain. ND terlihat seperti tidak bisa berdiam diri di satu tempat dan aktivitas dalam waktu yang lama. Namun, saat ND melihat alat penyerut pensil, ND sempat selama beberapa saat memperhatikan benda tersebut dengan konsentrasi yang penuh. Saat berkonsentrasi pada benda tersebut, ND seakan masuk ke dalam dunianya sendiri, ketika di panggil namanya pun ND tidak mau menjawab, bahkan seperti tidak mendengar. Pada saat peneliti melakukan pengamatan, ND terlihat tidak mengalami masalah dalam melakukan kontak fisik dengan guru pendamping-nya. ND beberapa kali memegang tangan guru pendamping-nya, dan saat guru pendampingnya memegang tangannya, ND terlihat tidak merasa terganggu dan menghindar dari kontak fisik tersebut.

A. Komunikasi Antarpribadi pada ND dan Guru Pendamping PT

Menjadi guru untuk anak dengan gangguan spektrum autisme merupakan hal yang tidak pernah dipikirkan oleh PT saat pertama kali memasuki bangku kuliah. PT yang merupakan lulusan fakultas Pendidikan Luar Biasa di salah satu perguruan tinggi negeri di Medan, pertama kali mengenal dan mempelajari mengenai anak penderita autisme saat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kuliah. Pada awalnya, PT berpikir bahwa anak berkebutuhan khusus hanya terbatas pada kekurangan fisik saja, tetapi saat berkuliah PT mulai mempelajari berbagai jenis anak berkebutuhan khusus yang tidak hanya kekurangan dalam hal fisik saja, dan salah satunya adalah anak penderita autisme. PT merasa sangat tertarik dengan kasus yang diderita oleh anak penderita autisme. Menyadari bahwa komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan, tetapi hal tersebut justru tidak bisa dilakukan oleh anak penderita autisme, membuat PT ingin membantu anak-anak tersebut agar bisa diterima dan menerima orang-orang disekitarnya. Karena alasan ini lah PT kini bekerja di sekolah yang khusus mengangani anak penderita autisme. Dan semenjak mengajar dari tahun 2008 hingga kini, sudah banyak anak penderita autisme yang didampingi oleh PT mengalami perkembangan, dan salah satunya adalah ND. Menurut PT, ND merupakan salah satu anak yang perkembangannya cukup cepat dan signifikan.Umumnya, anak penderita autisme tidak mengalami masalah dalam bidang intelegensi, bahkan dalam beberapa kasus ditemukan anak autisme yang unggul dalam hal ini, dan ND adalah salah satunya. ND cepat dalam menangkap dan menghapal pelajaran yang baru diberikan. Kemampuan ND ini lah yang menurut PT sangat membantu, sehingga ND bisa lebih cepat dalam perkembangan komunikasinya. Pada saat pertama kali ND datang ke sekolah, PT tidak menemukan kesulitan yang berati dalam membantu ND untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah barunya. Pada minggu pertama, ND memang masih harus ditemani oleh ibu-nya di dalam kelas, dan pada minggu ke dua ND sudah mau ditinggal di kelas bersama PT tanpa dampingan ibu-nya. Melihat ND yang cepat beradaptasi dan bisa menerima kehadiran orang-orang baru, PT meyakini bahwa ND mempunyai potensi yang besar untuk sembuh. Setelah di lakukan observasi sesuai dengan prosedur yang ada, PT melihat bahwa ND adalah tipe anak yang bisa diajarkan dengan cara yang santai dan harus diselipkan dengan kegiatan-kegiatan yang membantunya untuk berkonsentrasi. “ Dia kan hyperactive ya, jalan kesana-sini, ngerjain ini itu, jadi konsentrasi dia mudah terpecah-pecah. Jadi, kami cari cara-cara yang bisa menarik perhatian dia, kayak gambar-gambar yang warnanya terang, atau mainan yang bentuk sama warnanya menarik, disesuaikan sama pelajaran dia lah. Ga bisa dipaksa konsentrasi sama sesuatu yang dia ga tertarik, jadi ya kita buat cara-cara biar dia bisa santai terus bisa sambil belajar juga ” Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan cara tersebut, PT mendekati ND secara perlahan-lahan. Warna dan bentuk gambar atau mainan yang ditunjukkan oleh PT sangat menarik perhatian ND, meskipun terkadang, ND malah tidak mendengarkan apa yang PT ajarkan dan malah lebih terfokus dengan gambar atau mainan tersebut. Ketertarikan ND akan suatu gambar atau benda juga dijadikan PT sebagai alat motivasi untuk ND belajar. PT sering mengajak ND untuk menjawab pertanyaannya dan sebagai gantinya jika ND mau menjawab PT akan memberikan mainan atau gambar tersebut sebagai hadiah. Hal ini membuat ND semangat untuk mau menjawab pertanyaan-pertanyaan PT. “ Dia kadang malah ga mau jawab pertanyaan lagi karena udah fokus kali sama satu mainan kan, jadi saya cari cara lain, kasi dia hadiah. Mau kasi snack ga bisa sembarangan kan, karena ada beberapa anak autis yang diet khusus, jadi ya mainan itu lah. Kalo dia udah mulai ga mau jawab lagi, kakak bilang, yang bisa jawab pertanyaan kakak anak baik, anak baik dapat mainan. Jadi dia liat terus ada motivasinya biar dia mau jawab. Habis itu kita kasi hadiah sama pujian” Perkembangan ND dalam berkomunikasi memang sangat terbantu dengan kemampuannya dalam menangkap dan mengingat suatu hal yang menarik perhatiannya dengan baik. Akan tetapi, terkadang hal tersebut malah menjadi masalah, seperti terkadang ND mendengar hal-hal yang tidak layak di dengar oleh anak seusianya, baik hal tersebut dari TV atau pun dari orang-orang di sekitarnya. ND yang sekarang ini mulai membeo atau mengikuti kata-kata yang dia rasa menarik, beberapa kali terdengar mengucapkan kata-kata yang tidak sesuai jika diucapkan oleh anak umur tujuh tahun. Jika hal ini terjadi, sikap tegas harus diterapkan pada ND. PT beberapa kali harus menjelaskan pada ND bahwa kata-kata yang dia ucapkan tersebut, meskipun tidak ditujukan pada siapapun, tidak baik. Dalam beberapa kejadian, ND mau langsung menuruti dan tidak lagi menggunakan kata-kata tersebut, tapi dalam beberapa kejadian lainnya, terlebih saat moodND sedang tidak baik, ND malah akan seperti sengaja mengulang kata-kata tersebut. Saat-saat seperti ini lah, PT harus menegaskan pada ND bahwa dia harus mendengarkan apa kata orang yang lebih tua. PT juga menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh ND bahwa kata-kata yang dia ucapkan dan melawan omongan orang yang lebih tua tidak baik. Mengubah intonasi suara menjadi lebih kuat tetapi tidak membentak merupakan cara yang digunakan PT untuk memberitahu ND, agar ND bisa mengetahui perbedaan saat dia berbuat baik dan saat dia berbuat tidak baik. “ Saya juga harus tegas kalo saya udah dengar dia membeo ucapan yang ngga pantas untuk umur dia. Kan saya dan keluarganya ga 24 jam mengawasi, jadi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mungkin dia entah dengar dari TV atau anak tetangga, diulang-ulang lah sama dia. Ga boleh di bentak, tapi ya suara saya buat agak besar, dan nadanya agak beda sama yang biasa. ND itu cakap jahat Atau, saya bilang, ND itu cakap anak bandel ” “ Namanya anak penderita autis dia kan ga tau kita ini kakaknya atau adeknya, sama aja semua nganggapnya. Disinilah saya ajarin, kalo dia melawan waktu di bilangin, saya pake cara yang tadi, pake bahasa yang simple, pokoknya biar dia ngerti kalo ngomong gitu sama saya atau orang tua-nya itu bukan anak baik. Tapi kalo dia ngomong sesuai dengan apa yang udah dia belajar, itu anak baik. Biar dia juga tau kan, kalo dia baik ga akan diginiin. Biar dia juga menghargai kita, ga bisa suka- suka” Setelah tiga tahun mendampingi ND dalam belajar, PT mengakui kini lebih banyak mengetahui dan mengerti keadaan ND. PT kini bisa menyesuaikan diri dengan mood atau pun suasana hati ND yang terkadang tidak baik. Menurut PT, ND sekarang juga mulai peka terhadap perasaan atau dampak dari perilakunya terhadap orang-orang sekitarnya. Meskipun belum sepenuhnya peka, akan tetapi ND mengatakan bahwa ini merupakan perkembangan yang cukup besar, karena seperti diketahui bahwa anak penderita autisme sangat tidak peka terhadap sekitarnya. PT yakin, jika terus didampingi dengan baik di sekolah dan di rumah, ND akan bisa lebih peka lagi terhadap sekitarnya. Rasa peka ND terhadap perasaan orang-orang disekitarnya, saat ini hanya bisa ia rasakan jika melihat efek langsung dari perbuatannya tersebut. Seperti, jika ND tidak mau menjawab saat di panggil namanya, atau tidak mau memperhatikan pelajaran dan malah bermain-main, PT akan berpura-pura menangis, atau mengatakan bahwa PT sedih karena ND tidak mau menjadi anak baik. Setelah melihat efek langsung dari tindakannya tersebut, ND akan mendekati PT dan menepuk-nepuk pundak PT, atau terkadang ND akan mengucapkan kata ‘jangan sedih’ kepada PT. Hal ini dipelajari ND dari tindakan-tindakan PT selama ini ketika ND menangis di kelas.

B. Komunikasi Antarpribadi pada ND dan Orang tua SR

Menjadi orang tua dari anak berkebutuan khusus bukan lah hal yang mudah, begitu banyak hal yang harus dipelajari dan dimengerti untuk membantu anak-anak tersebut agar bisa sembuh, atau setidaknya terbuka dengan orang-orang sekitarnya. Hal tersebut juga dirasakan oleh SR, wanita berusia 40 tahun tersebut merasakan bagaimana ia harus mempelajari hal-hal baru yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini, sangat terpukul dan sedih saat pertama kali diberitahu bahwa anak bungsu-nya menderita autisme. SR tidak pernah merasakan dan mengalami hal yang janggal selama mengandung ND. Begitupun setelah melahirkan ND, SR tidak merasakan keanehan apapun pada diri ND. ND yang lincah dan aktif, dianggap SR sebagai tanda bahwa ND adalah anak yang sehat. Keanehan mulai dirasakan SR saat ND berusia tiga tahun. Meskipun ND sangat lincah dan aktif, akan tetapi ND sering terlihat seakan bermain dengan dunianya sendiri, dan tidak mau melibatkan kakaknya nya atau pun orang-orang disekitarnya. Tidak seperti anak pertamanya, pada usia tiga tahun, ND masih belum bisa mengucapkan satu kalimat pun. ND memang terdengar beberapa kali seperti menggumam, namum gumaman tersebut tidak ditujukan pada orang sekitarnya. Setelah merasakan keanehan-keanehan tersebut, SR memutuskan untuk membicarakan hal tersebut dengan suaminya. Mereka sepakat untuk memperhatikan perilaku-perilaku ND dengan lebih seksama lagi. Setelah beberapa hari memperhatikan, selain perilaku-perilaku aneh yang sudah ia rasakan sebelumnya, SR juga menyadari bahwa ND tidak pernah mau melakukan kontak mata. Melihat semua keanehan tersebut, SR dan suami-nya akhirnya memutuskan untuk memeriksakan ND ke dokter. Pertama kali diberitahu bahwa ND menderita gangguan spektrum autisme, SR dan suaminya sempat merasa tidak percaya. Oleh sebab itu, mereka membawa ND ke beberapa dokter lainnya. Akan tetapi, hasil yang mereka terima tetap menunjukkan hasil bahwa ND memang benar menderita autisme. Dokter terakhir yang memeriksa ND menjelaskan kepada SR dan suami-nya, bahwa kriteria autisme yang diderita oleh ND merupakan kriteria autisme yang tidak terlalu berat, yaitu hyperactive dan speechdelay, dan ND mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi jika ditangani dengan baik dan benar. SR dan suami-nya membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk bisa benar-benar menerima bahwa ND menderita autisme. Mengingat perkataan dokter bahwa ND bisa sembuh jika ditangani dengan baik dan benar, membawa semangat dan keyakinan pada SR untuk memberikan yang terbaik bagi ND agar bisa berkomunikasi dengan baik. SR lalu mulai mencari berbagai informasi mengenai sekolah untuk anak berkebutuhan khusus, dan pada akhirnya memutuskan untuk memilih YAKARI sebagai tempat yang tepat untuk membantu ND. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Bekerja sebagai ibu rumah tangga menurut SR merupakan keuntungan dan memegang faktor yang sangat besar dalam membantu perkembangan komunikasi ND. SR yang tidak memiliki kewajiban untuk bekerja di luar rumah memiliki banyak waktu untuk memantau perkembangan ND. SR yang sering melakukan diskusi dengan guru pendamping ND, mendapat banyak sekali informasi mengenai apa saja yang harus ia lakukan untuk membantu ND. Dari diskusi tersebut, ND mendapatkan pengetahuan bahwa anak penderita autisme setidaknya harus belajar berkomunikasi setidaknya delapan jam per hari. Waktu belajar di sekolah yang hanya dua jam, menuntun SR untuk bisa membantu ND belajar setidaknya selama enam jam saat berada di rumah. Berprofesi sebagai ibu rumah tangga sekali lagi diyakini SR sangat membantu, karena waktu SR tidak tersita oleh pekerjaan dan bisa fokus dalam membantu ND. Perkembangan ND menurut SR termasuk sangat cepat dan sangat terasa. Perlahan- lahan ND sudah mau berkomunikasi dan menerima kehadiran orang-orang di sekitarnya. Dalam hal komunikasi, ND sudah mampu mengucapkan banyak kata, meskipun kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang sederhana. ND yang dulunya tidak bisa berbicara sama sekali, kini juga sudah bisa menjawab saat disapa atau dipanggil namanya, bahkan sudah bisa mengungkapkan keinginannya. ND sekarang juga sudah mulai mau melibatkan kakak-nya saat bermain. Bahkan ND juga sudah mulai peka dengan perasaan orang disekitarnya jika ND melakukan suatu hal yang membuat orang disekitarnya sedih atau senang. Jika akibat perbuatannya orang tersebut menangis, maka ND akan datang untuk menepuk pundak orang tersebut. Sebaliknya, jika orang tersebut tertawa karena perbuatannya, makan ND juga akan ikut tertawa. “ Udah banyak kali lah dek perubahannya kalo soal komunikasi. Dulu kan sama sekali ga bisa ngomong, sekarang di tanya nama udah jawab, di sapa juga mau jawa, ya biarpun singkat-singkat tapi ini udah buat senang. Bahkan sekarang dia udah mau bilang kalo dia lapar, atau mau ke kamar mandi, kalo dulu mana mau dia ” Dalam hal perilaku-nya yang hyperactive memang belum terlalu banyak perubahan, namun SR merasa perilaku hyperactive ND masih bisa ditangani. ND yang memang tidak bisa diam di suatu tempat atau aktivitas dalam waktu yang lama, membuat ND harus selalu memperhatikan setiap kegiatan yang ND lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika ND mulai melakukan kegiatan yang menurut SR bisa membahayakan ND, SR kini hanya harus mengganti intonasi suaranya untuk memperingatkan dan melarang ND Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara melakukan kegiatan tersebut. SR juga selalu mengingat pesan dari guru pendamping ND, bahwa membentak anak berkebutuhan khusus tidak akan membantu menyelesaikan masalah bahkan akan membuat anak tersebut menjadi takut. SR juga mencoba untuk mengerti bahwa sifat hyperactive ND adalah bagian dari gangguan spektrum autisme yang diderita oleh ND. Oleh karena itu SR selalu berusaha untuk bisa mentolerir perilaku ND yang memang tidak bisa diam, jika perilaku tersebut masih wajar dan tidak membahayakan ND. “ Harus selalu di perhatikan kalo dia ini, takutnya kan dia ngapain-ngapain yang bisa buat dia celaka juga.Tapi kan namanya anak hyperactive ya memang gitu, ga bisa diam, saya cuma bisa perhatikan, selama masih wajar ya gak apa-apa lah. Tapi kalo kerjaannya mulai ga bener ibu rasa, ibu ingatkan lah, ND kalo begitu itu anak nakal. Gitu aja dia udah ngerti kok, berarti ga boleh gitu lagi. Guru-guru disini selalu ingatkan, jangan dibentak dia nanti malah takut. Suara dikuatkan aja sedikit, nadanya juga naikkan, pokoknya jangan sampe buat dia jadi malah takut ” Selain karena perilaku hyperactive tersebut, sekarang SR juga harus lebih banyak memperhatikan segala sesuatu yang berada dan terjadi di sekitar ND. Hal ini disebabkan karena akhir-akhir ini. ND yang mempunyai ingatan kuat mulai membeo atau mengikuti kata-kata yang ND dengar dari TV atau orang-orang sekitarnya. SR sempat beberapa kali mendengar ND mengucapkan kalimat yang tidak seharusnya diucapkan oleh anak seumuran ND. Guru pendamping ND juga sempat melaporkan hal yang sama kepada SR. Pada awalnya, SR merasa heran, darimana ND bisa mendapatkan kata-kata tersebut. Sampai SR akhirnya mengetahui bahwa ND mendapatkan kata-kata tersebut dari acara TV yang ia tonton tanpa sepengetahuan SR. Mengetahui hal tersebut, SR langsung memberitahu ND bahwa kata-kata yang ND ucapkan bukan lah kalimat yang baik. Selain itu SR sekarang juga lebih memperhatikan lagi segala kegiatan yang dilakukan oleh ND dan untuk mencegah hal-hal tersebut. Selain mengingatkan dan memberitahu ND jika melakukan atau mengucapkan hal-hal yang tidak baik, SR percaya bahwa ND juga harus mengetahui jika dia berbuat sesuatu yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan memberikan hadiah berupa pujian atau pun barang. Dengan hadiah pujian atau pun barang SR bertujuan agar ND mengetahui ketika ND berbuat baik sesuai dengan yang diajarkan, makan ND akan mendapatkan hadiah. Dengan ini SR juga berharap agar ND bisa termotivasi untuk selalu menerapkan ajaran yang telah diberikan. TABEL 4.1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel Komunikasi Antarpribadi pada ZA No Keterangan ZA dan MR guru pendamping ZA dan DW orang tua 1 Openess openess - ZA mulai tidak menangis saat berada di kelas - Mau menjawab sapaan dan pertanyaan - Mau memeluk atau bersentuhan - Mulai kurang menangis - Sudah mulai mau bermain dengan kakaknya - Memberi tahu kebutuhannya : makan, ke kamari mandi,dll - Tidak lagi berontak dan menangis saat akan di sentuh 2 Empati emphaty - MR mencoba untuk masuk ke dunia ZA mencoba mengerti keadaan ZA - Bangga dan senang atas perkembangan ZA - DW mencoba mengerti keadaan dan kebutuhan ZA - Bangga dan senang atas perkembangan ZA 3 Dukungan supportive - Memberi pujian dan hadiah untuk memotivasi - DW mengumpulkan berbagai informasi dan belajar untuk dapat membantu ZA - Memberi pujian dan hadiah untuk motivasi 4 Rasa Postitif positiveness - Ingin membantu agar ZA bisa berkomunikasi - MR yakin akan kemampuan dirinya dalam membantu ZA agar bisa berkomunikasi - MR yakin ZA akan bisa berkomunikasi - DW berusaha untuk selalu berpikir positif - DW yakin ZA akan bisa berkomunikasi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 5 Kesamaan equality - MR menegaskan posisinya sebagai guru dan ZA sebagai murid, tetapi tetap menghargai ZA sebagai murid dan ZA menghargai Mr sebagai guru - DW menegaskan posisinya sebagai orang tua dan ZA sebagai anak, tetapi dengan tidak membentak ZA jika melakukan kesalahan, hal ini dilakukan agar ZA tidak menjadi takut kepada DW Sumber : Hasil Wawancara TABEL 4.2 Tabel Komunikasi Antarpribadi pada ND No Keterangan ND dan PT guru pendamping ND dan SR orang tua 1 Openess openess - ND mau tinggal di kelas tanpa SR - ND mulai mau memperhatikan gambar atau benda yang ditunjukkan PT - ND mau menjawab pertanyaan dari PT - Mau menjawab pertanyaan dari SR - Mau bermain dengan kakaknya - Memberi tahu kebutuhannya : makan, ke kamari mandi,dll 2 Empati emphaty - PT mencoba untuk mencoba mengerti keadaan ND - ND mulai peka terhadap akibat dari perbuatannya kepada PT, seperti menepuk bahu atau mengatakan ‘jangan sedih’ ketika melihat PT menangis karena perbuatannya - SR mencoba mengerti dan menerima keadaan ND - ND mulai peka terhadap perasaan orang disekitarnya, seperti menepuk pundak orang yang menangis dan tertawa saat orang lain juga tertawa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3 Dukungan supportive - Memberi pujian dan hadiah sebagai bentuk motivasi kepada ND - ND mengumpulkan berbagai informasi dan belajar untuk dapat membantu ND - Memberi pujian dan hadiah sebagai bentuk motivasi kepada ND 4 Rasa Postitif positiveness - Ingin membantu agar ND bisa berkomunikasi - PT yakin akan kemampuan dirinya dalam membantu ND agar bisa berkomunikasi - PT yakin akan kemampuan ND - SR yakin akan kemampuan dirinya dalam membantu ND agar bisa berkomunikasi - SR yakin ND akan bisa berkomunikasi 5 Kesamaan equality - PT menegaskan posisinya sebagai guru dan ND sebagai murid, tetapi tetap menghargai ND sebagai murid dan ND menghargai PT sebagai guru - SR menegaskan posisinya sebagai orang tua dan ND sebagai anak, tetapi dengan tidak membentak ND jika melakukan kesalahan, hal ini dilakukan agar ND tidak menjadi takut kepada SR Sumber : Hasil Wawancara

4.4 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Komunikasi Dengan Anak Autisme

0 38 7

Autisme Pada Anak

0 12 6

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 13

PENDAHULUAN Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 45

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 15

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA ANAK TUNARUNGU YANG MENYANDANG AUTISME.

0 0 2

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 19

BAB II URAIAN TEORITIS - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 6

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 13