Universitas Sumatera Utara
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Paradigma Kajian
Penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Cara untuk mencari kebenaran dilakukan para peneliti dan praktisi
melalui model yang biasa dikenal dengan perspektif atau paradigma. Bogdan dan Biklen Moleong,2005:49 mendefenisikan paradigma sebagai kumpulan longgar dari sejumlah
asumsi yang di pegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Sedangkan Beker dalam Paradigsms: The Business of Discovering the Future
mendefenisikan paradigma sebagai seperangkat aturan tertulis atau tidak tertulis yang melakukan dua hal : 1 hal itu membangun atau mendefinisikan batas-batas; dan 2 hal itu
menceritakan kepada bagaimana seharusnya melakukan sesuatu di dalam batas-batas itu agar bisa berhasil Moleong,2005:49.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan paradigma konstruktivisme. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi
hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipidahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subjek sebagai faktor
sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan sosialnya. Subjek memiliki kemampuan melakukan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu Ardianto
Bambang,2007:151. Robyn Penmann Ardianto Bambang,2007:159 merangkum kaitan
konstruktivisme dalam hubungannya dengan ilmu komunikasi : 1.
Tindakan komunikatif sifatnya sukarela. Pembuat komunikasi adalah subjek yang memilki pilihan bebas, walalupun lingkungan sosial membatasi apa yang dapat
dan telah dilakukan. Jadi, tindakan komunikatif dianggap sebagai tindakan sukarela, berdasarkan pilihan subjeknya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Pengetahuan adalah sebuah produk sosial. Pengetahuan bukan sesuatu yang objektif
sebagaimana positivisme, melainkan diturunkan dari interaksi dalam kelompok sosial. Pengetahuan itu dapat ditemukan dalam bahasa, melalui bahasa itulah
konstruksi realitas tercipta.
3. Pengetahuan bersifat kontekstual, maksudnya pengetahuan merupakan produk yang
dipengaruhi ruang waktu dan akan dapat berubah sesuai dengan pergeseran waktu. 4.
Teori-teori menciptakan dunia. Teori bukanlah alat, melainkan suatu cara pandang yang ikut mempengaruhi pada cara pandang kita terhadap realitas atau dalam batas
tertentu teori menciptakan dunia. Dunia di sini bukanlah ‘segala sesuatu yang ada’ melainkan ‘segala sesuatu yang menjadi lingkungan hidup dan penghayatan hidu
manusia’, jadi dunia dapat dikatakan sebagai hasil pemahaman manusia atas kenyataan di luar dirinya;
5. Pengetahuan bersifat sarat nilai.
2.2 Kajian Pustaka