Program Kerja dan Kegiatan Yayasan Ananda Karsa MandiriYAKARI A . Program Kerja

Universitas Sumatera Utara

D. Landasan Hukum

Yayasan Ananda Karsa Mandiri yang membawahi Sekolah Autis YAKARI didirikan berdasarkan Akte Pendirian Yayasan No. 62 tertanggal 30Maret 2002 yang disahkan oleh Notaris Adi Pinem SH.Klinik YAKARI didirikan berdasarkan Surat Izin Sarana PelayananKesehatan Dasar Swasta SISPKDS No : 4455441IX03 tertanggal 23September 2003 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.

4.1.3 Program Kerja dan Kegiatan Yayasan Ananda Karsa MandiriYAKARI A . Program Kerja

1. Assesment dan Diagnosa oleh Tim Medis 2. Penyusunan program Individua

3. Terapi Perilaku 4. Terapi Wicar 5. Terapi okupasi Sensori Integras 6. Terapi Bio Medis, meliputi pemeriksaan Laboratorium Jakarta-Bandung-USA Diet, Suplementasi dan Detoksifikasi. 7. Pengadaan Obat, Vitamin dan Suplemen. 8. Pengadaan Bahan Makanan Diet Khusus Autis 9. Pengadaan Referensi dan buku 10. Menyelenggaran Diskusi, seminar, sharing dan Workshop B . Implementasi Program Kerja 1. Setiap anak yang akan menjalani terapi akan didiagnosa oleh suatu tim yang meliputi Psikiater, Konsultan pendidikan, manajemen dan Kepalasekolah. Hasil dari diagnosa ini akan disampaikan kepada orang tua danterapis untuk keperluan assessment lanjutan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Penyusunan program disusun oleh Terapis dibantu oleh Kepala sekolahdan akan dievaluasi secara periodic. 3. Program terapi perbaikan perilaku anak didik bagi anak yang mempunyaigangguan perilaku. 4. Program terapi perbaikan wicara dan komunikasi anak didik bagi anakyang mempunyai gangguan komunikasi. 5. Program Terapi perbaikan system motorik dan perkembangan fisik anak. 6. Program terapi Medis dengan obat dan suplemen untuk perbaikan systemmetabolisme tubuh dan detoksifikasi. 7. Menyediakan dan menginformasikan obat dan suplemen untuk keperluanmedis. 8. Membantu orang tua untuk mendapatkan bahan makanan yang bebas cafein dan gluten. 9.Menyediakan buku-buku bacaan dan referensi bagi para pihak yangberkepentingan. 10. Sebagai bagian dari tanggung jawab social yayasan dalam memberikaninformasi yang benar kepada masyarakat umum tentang autisme. C . Prosedur Kerja Terapis 1. Berpakaian Rapi dan sopan. 2. Memiliki pengetahuan tentang Autisme dan integritas diri yang baik 3. Memahami kondisi psikologi dan suasana hati anak pada saat pertama datang 4. Mencairkan suasana agar anak dapat lebih dekat dengan terapis. 5. Memberikan treatment yang sesuai dengan individual program yang telahdisusun terapis. 6. Membuat catatan perkembangan harian anak pada buku penghubung dandaftar penilain prestasi anak. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 7. Selesai waktu treatment, memberikan penjelasan lisan singkat mengenaikeadaan emosi anak pada hari itu. 8. Membuat Laporan Perkembangan Bulanan anak setiap akhir bulan.

4.2 Gambaran Umum Wawancara

Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang informan, yang terdiri dari 2 orang guru dan 2 orang tua yang memiliki anak penderita Autisme. Penelitian ini dilakukan hanya sampai kepada empat orang informan dikarenakan data yang diperoleh dianggap sudah cukup dan jenuh yang artinya bahwa penambahan informan lagi tidak menambah informasi baru bagi penelitian yang dilakukan. Informan adalah guru danorang tua yang memiliki anak penderita Autisme usia 5 – 10 tahun yang sudah bersekolah di Sekolah Khusus Autisme Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI minimal selama 1 tahun . Mereka yang menjadi informan dipilih beradasarkan teknik pemilihan sampel purposive sampling, yaitu guru dan orang tua suami maupun istri yang memiliki anak penderita Autisme usia 5 – 10 tahun dan sudah bersekolah di YAKARI minimal selama 1 tahun Peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada guru dan orang tuadari anak penderita Autisme yang bersekolah di YAKARI dikarenakan sekolah ini merupakan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus Autisme yang pertama di kota Medan dan sudah banyak orang tua dengan anak penderita Autisme yang merasakan perubahan sikap pada anaknya setelah bersekolah di YAKARI. Penelitian ini dimulai dengan mencari sekolah yang khusus menangani anak penderita Autisme di Medan. Sebelum menemukan sekolah YAKARI, penulis sempat mendatangi beberapa sekolah untuk anak berkebutuhan khusus di Medan, namun tidak ada sekolah yang benar-benar memfokuskan untuk menangani anak penderita Autisme. Setelah beberapa hari mencari, akhirnya penulis menemukan sekolah yang benar-benar fokus untuk menangani anak penderita Autisme, yaitu YAKARI. Peneliti lalu mencari anak penderita Autisme dikisaran umur lima sampai dengan sepuluh tahun yang bersekolah di YAKARI sesuai dengan karakterisitik subjek penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Setelah peneliti menemukan subjek penelitian yang sesuai dengan karakterisitik yang ditetapkan, selanjutnya peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada informan-informan yaitu guru pendamping dan orang tua dari anak tersebut, yang telah ditetapkan berdasarkan kepada Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pedoman wawancara yang telah disusun. Wawancara yang pertama dilakukan terhadap informan pertama yaitu pada guru pendamping dari ZA anak penderita autisme yaitu MR , pada hari sabtu, tanggal 8 Mei 2014 pukul 08.00 WIB yang dilaksanakan di sekolah YAKARI. Wawancara ini berlangsung disaat proses belajar mengajar dilakukan di kelas.Peneliti sudah menghubungi informan beberapa hari sebelumnya untuk membuat janji agar dapat bertemu langsung. Wawancara berlangsung dengan sangat akrab antara peneliti dan informan. Informan yang sudah berpengalaman dalam membimbing anak penderita autisme sangat terbuka dan membantu informan dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian. Pada proses wawancara ini peneliti juga berkesempatan untuk melihat langsung proses interaksi antara MR dan ZA saat di kelas. Pada hari itu juga, seusai kelas pada pukul 10.00 WIB peneliti langsung melakukan wawancara dengan DW, ibu dari ZA. Seperti wawacara pertama, wawancara dengan ibu DW berlangsung dengan sangat santai. Ibu DW yang berprofesi sebagai seorang guru, sangat terbuka dan bisa menjelaskan dengan sangat baik mengenai keadaan ZA. Setelah selesai mewawancarai informan pertama yaitu guru pembimbing MR dan orang tua dari AZ, selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan informan kedua yaitu guru pendamping yaitu PT dan orang tua dari ND,yaitu ibu SR Wawancara ini di lakukan dengan jarak yang cukup lama dengan wawancara pertama karena beberapa hambatan, seperti WL yang sempat sakit selama seminggu dan pergi keluar kota selama beberapa hari . Wawancara bisa dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2014, pukul 10.00 WIB di sekolah YAKARI. Wawancara dilakukan saat PT dan ND sedang melakukan proses belajar mengajar di kelas.Wawancara dengan PT berlangsung dengan sangat baik, bahkan diselingi dengan candaan yang membuat suasana semakin akrab dan santai. Selama wawancara FL juga banyak bercerita mengenai pengalamannya dalam mendampingi anak penderita autisme, khususnya dalam mendampingi ND. Selama wawancara peneliti juga bisa melihat langsung bagaimana proses komunikasi antara PT dan ND di kelas. Setelah kelas selesai, peneliti menunggu orang tua dari ND yaitu ibu SR untuk melakukan wawancara seperti yang sudah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Setelah menunggu sekitar satu jam, peneliti diberi kabar ternyata ibu tidak bisa menjemput karena harus pergi mengurus sesuatu. Wawancara dengan ibu SR akhirnya bisa dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2014, pukul 12.00 di sekolah YAKARI. Wawancara berlangsung dengan sangat baik, ibu SR yang sehari-harinya bekerja sebagai ibu rumah tangga sangat komunikatif dan terbuka mengenai keadaan ND sebelum dan sesudah bersekolah di YAKARI. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Selama penelitian, peneliti mengalami beberapa kesulitan. Pada awalnya, beberapa orang tua menolak untuk di wawancara, dan tidak mengizinkan anak nya dijadikan sebagai subjek penelitian. Setelah menemukan subjek penelitian yang sesuai dan orang tua anak tersebut juga sudah menyetujui, hambatan selanjutnya adalah kesulitan untuk melakukan wawancara langsung dengan orang tua karena kesibukannya, sehingga wawancara harus dibatalkan beberapa kali, dan membuat janji ulang dengan orang tua dari anak tersebut. Pendekatan dengan informan dilakukan selama proses wawancara antara peneliti dan informan sesuai pedoman wawancara yang telah ditentukan. Setelah wawancara selesai dilakukan, selanjutnya peneliti melakukan analisis data, dimana peneliti menguraikan hasil wawancara terhadap informan penelitian dan selanjutkan melakukan reduksi data. Pada tahap ini, peneliti merangkum, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting sesuai penelitian. Lalu peneliti melakukan penyajian data dan penarikan kesimpulan. Informan dalam penelitian ini melakukan komunikasi antarpribadi dengan anak penderta autisme dengan cara penyesuaian yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan anak tersebut.Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan informan untuk membantu anak penderita autisme agar kemampuan komunikasinya dapat lebih berkembang . Berikut hasil wawancara peneliti dengan keempat keluarga yang menjadi informan:

4.3 Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme

4.3.1 ANAK PENDERITA AUTISME I : ZA

Dokumen yang terkait

Komunikasi Dengan Anak Autisme

0 38 7

Autisme Pada Anak

0 12 6

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 13

PENDAHULUAN Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 45

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 15

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA ANAK TUNARUNGU YANG MENYANDANG AUTISME.

0 0 2

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 19

BAB II URAIAN TEORITIS - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 6

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 13