Ciri-ciri dan Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Universitas Sumatera Utara 2.2.2 Komunikasi Antarpribadi 2.2.2.1 Definisi Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi interpersonal communication adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiappesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal Mulyana, 2007 : 81. Menurut DeVito 1976 ,komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung Liliweri, 1991 : 12. Dari beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli mengenai komunikasi antarpribadi , dapat kita ketahui bahwa komunikasi antarpribadi terjadi secara tatap muka dan umpan balik dapat diterima secara langsung, oleh sebab itu dianggap sebagai cara paling ampuh dalam merubah atau mempengaruhi sikap seseorang . Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Effendy dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi 2003 : 61 yang mengatakan bahwa dibandingkan dengan bentuk – bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antar pribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.

2.2.2.2 Ciri-ciri dan Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut De Vito 1976 dalam Liliweri 1997 : 13 adalah sebagai berikut : 1. Keterbukaan openess Dalam hal ini keterbukaan atau openess diartikan sebagai kemauan untuk menerima seseorang dalam menjalankan komunikasi antarpribadi. Keterbukaan seseorang dalam berkomunikasi menjadi salah satu pengaruh dalam terbentuknya komunikasi antarpribadi yang efektif. Dapat dilihat dari bagaimana seseorang individu mau membuka diri atau mengungkapkan perasaannya mengenai suatu hal atau kejadian kepada orang lain , sehingga orang tersebut merasa mengenal lebih dekat dan aman sehingga akhirnya mau membuka dirinya juga. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Empati emphaty Empati adalah kesediaan invidu untuk menghayati dan memahami perasaan indivu lain. Ketika sudah dapat berempati, maka individu tersebut dapat menempatkan dirinya dalam suasana perasaan, pikiran , dan keinginan orang lain secara lebih dekat. Apabila dalam proses komunikasi empati tersebut berkembang maka suasa hubungan komunikasi antarpribadi juga akan ikut berkembang, karena akan tumbuh sikap saling menerima, mengerti dan memahami. 3. Dukungan supportive Dalam komunikasi antarpribadi sikap supportive atau mendukung sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang memotivasi agar tercipta komunikasi antarpribadi yang efektif. Dalam hal ini komunikator berperan dalam menciptakan suasana yang memotivasi tersebut, hal ini bertujuan untuk memberikan komunikan dorongan atau semangat agar turut berpartisipasi dalam proses komunikasi antarpribadi. Ketika hal ini berhasil maka komunikasi antarpribadi dapat berjalan secara efektif, karena dengan adanya sikap supportive akan tercipta suasana yang memotivasi komunikator dan komunikan untuk ikut dalam proses komunikasi tersebut. 4. Rasa positif positiveness Memiliki perasaan positif merupakan awal dari komunikasi yang baik. Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya terlebih dahulu sehingga tercipta situasi komunikasi yang positif pula. Dengan situasi komunikasi yang positif , maka komunikan akan terdorong untuk lebih aktif berpartisipasi dalam proses komunikasi tersebut. Rasa positif dapat ditunjukkan dan diciptakan dengan beberapa cara yaitu : percaya dengan kemampuan diri sendiri, mampu memberi dan menerima pujian tanpa berpura-pura, peka terhadap kebutuhan dan kepentingan orang lain, dan mampu menerima kesalahan. Rasa positif dapat dimulai dari diri sendiri, ketika kita memandang dan merasakan diri kita postif maka akan lahir pola perilaku yang postif. Ketika komunikator dan komunikan bisa saling menunjukkan sikap positif maka akan tercipta suasana komunikasi yang menyenangkan dan efektif. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 5. Kesamaan equality Kesamaan merupakan perasaan bahwa kita sama dengan orang lain, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah meskipun terdapat beberapa perbedaan, baik dalam hal kemampuan, latar belakang ataupun sifat. Kesamaan ini dapat dicapai ketika keduabelah pihak mampu menghargai satu sama lain. Ketika kita bisa saling menghargai, maka tidak akan ada yang merasa dirinya lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain, sehingga saat proses komunikasi berlangsung tidak ada pihak yang merasa dikecilkan atau tidak dihargai. Hal ini dapat membantu proses komunikasi berjalan dengan efektif karena komunikator dan komunikan bisa saling menghargai dan merasa nyaman. Richard L.Weaver 19930 menyatakan terdapat delapan karakteristik dalam komunikasi antarpribadi, yaitu Budyatna,2011 : 15 : 1. Mellibatkan paling sedikit dua orang 2. Adanya umpan balik atau feedback 3. Tidak harus tatap muka 4. Tidak harus bertujuan 5. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect 6. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata 7. Dipengaruhi oleh konteks 8. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise Terdapat tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antar pribadi yang terangkum dari pendapat-pendapat Reardon 1987, Effendy 1986, Porter dan Samovar 1982 dalam Liliweri 1991 : 31, yaitu : 1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal 2. Melibatkan pernyataanungkapan yang spontan, scripted, dan contrived 3. Komunikasi antarpribadi tidaklah statis melainkan dinamis 4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi 5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik 6. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan 7. Melibatkan di dalamnya bidang persuasif. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.2.3 Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi

Dokumen yang terkait

Komunikasi Dengan Anak Autisme

0 38 7

Autisme Pada Anak

0 12 6

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 13

PENDAHULUAN Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 45

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 15

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA ANAK TUNARUNGU YANG MENYANDANG AUTISME.

0 0 2

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 19

BAB II URAIAN TEORITIS - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 6

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 13