Analisis Sistem Secara Umum

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem Secara Umum

Sistem yang dimaksud pada tugas akhir ini terbagi atas tiga bagian, yaitu jaringan komputer, LTSP Linux Terminal Server Project, dan komputer-komputer tanpa hardisk. Dalam hal ini LTSP adalah metoda yang digunakan agar dapat memanfaatkan komputer-komputer tersebut. Sedangkan jaringan komputer yang merupakan gabungan perangkat keras dan perangkat lunak, merupakan suatu teknik agar sistem dapat berjalan dengan baik dengan menghubungkan client dan server. Berikut adalah gambar arsitektur LTSP secara sederhana yang dihubungkan ke jaringan Client Gamabar 3.1 Arsitektur LTSP Sederhana Client yang digunakan pada sistem ini sama seperti ‘dump terminal’, yang tidak dapat digunakan sebagai stand alone PC, karena tidak menggunakan disk diskless. Jadi di dalamnya tidak terdapat hard disk, floppy dan CD-ROM drive. Agar komputer- Universitas Sumatera Utara komputer ini dapat berjalan digunakanlah LTSP yang diinstal pada komputer server, komputer-komputer tersebut berjalan dengan interface grafis maupun karakter dan mampu menjalankan aplikasi-aplikasi yang terdapat di server pada masing-masing mesin. Didalam jaringan pada saat LTSP bekerja terdapat empat utiliti tambahan berupa protokol yang berfungsi pada saat proses booting, yaitu DHCP, TFTP, NFSdan XDMCP. Agar sistem dapat berjalan dengan baik, dimana workstation dapat menjalankan aplikasi-aplikasi yang terdapat pada server maka utiliti-utiliti tersebut juga harus berfungsi dengan baik. Pada tugas akhir ini semua utiliti tambahan yang telah disebutkan tersebut sudah termasuk di dalam paket sistem operasi yang digunakan, tetapi juga memungkinkan utiliti-utiliti tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu baru kemudian dapat digunakan. DHCP Dynamic Host Control Protocol merupakan protokol pertama yang digunakan, yaitu pada saat workstation melakukan proses booting. Fungsi protokol ini adalah agar komputer workstation mendapatkan identitas atau lebih dikenal dengan IP address. Pengkonfigurasian untuk settingan DCHP dilakukan di komputer server, yaitu pada file dhcpd.conf. Nomor IP yang diberikan kepada workstation dilakukan secara dinamis, sehingga setiap workstation diaktifkan kembali maka ia akan menerima nomor IP yang baru. Sedangkan untuk komputer server diberikan nomor IP yang tetap dengan melakukan konfigurasi pada dhcpd.conf. Pemberian nomor IP yang tetap juga dapat dilakukan untuk workstation dengan melakukan konfigurasi pada dhcpd.conf. Hal ini tentu mudah dilakukan jika workstation yang dilakukan jumlahnya sedikit, namun jika dalam jumlah besar tentunya ini memakan waktu. Jadi pemberian nomor IP yang tetap ini tergantung dari administrator, apakah memang kebutuhan untuk memberi nomor IP yang tetap untuk setiap workstation. Pada saat workstation pertama kali diaktifkan, Universitas Sumatera Utara maka ia akan meminta identitas kepada komputer server. Apabila DHCP tidak berfungsi dengan baik maka workstation akan menyampaikan pesan bahwa sistem tidak dapat berjalan karena tidak memiliki identitas No IP Address. TFTP Trivial File Transfer Protocol merupakan protokol yang digunakan oleh workstation untuk mendownload kernel dan initrd selama proses booting berlangsung, dimana DHCP-lah yang memberitahu workstation bahwa file tersebut yang harus di-download. Secara default konfigurasi TFTP sudah terdapat pada file inetd.conf dalam sistem, namun jika diperlukan pengkonfigurasian dapat dilakukan. Agar sistem dapat berjalan dengan baik, dimana workstation dapat menjalankan aplikasi-aplikasi yang terdapat pada server maka utiliti-utiliti tersebut juga harus berfungsi dengan baik. Pada tugas akhir ini semua utiliti tambahan yang telah disebutkan tersebut sudah termasuk di dalam paket sistem operasi yang digunakan, tetapi juga memungkinkan utiliti-utiliti tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu baru kemudian dapat digunakan. DHCP Dynamic Host Control Protocol merupakan protokol pertama yang digunakan, yaitu pada saat workstation melakukan proses booting . Fungsi protokol ini adalah agar komputer workstation mendapatkan identitas atau lebih dikenal dengan IP address. Pengkonfigurasian untuk settingan DCHP dilakukan di komputer server, yaitu pada file dhcpd.conf. Nomor IP yang diberikan kepada workstation dilakukan secara dinamis, sehingga setiap workstation diaktifkan kembali maka ia akan menerima nomor IP yang baru. Sedangkan untuk komputer server diberikan nomor IP yang tetap dengan melakukan konfigurasi pada dhcpd.conf. Pemberian nomor IP yang tetap juga dapat dilakukan untuk workstation dengan melakukan konfigurasi pada dhcpd.conf. Hal ini tentu mudah dilakukan jika workstation yang dilakukan jumlahnya sedikit, namun jika dalam jumlah besar tentunya ini memakan waktu. Jadi pemberian nomor IP yang tetap ini tergantung dari Universitas Sumatera Utara administrator, apakah memang kebutuhan untuk memberi nomor IP yang tetap untuk setiap workstation. Pada saat workstation pertama kali diaktifkan, maka ia akan meminta identitas kepada komputer server. Apabila DHCP tidak berfungsi dengan baik maka workstation akan menyampaikan pesan bahwa sistem tidak dapat berjalan karena tidak memiliki identitas No IP Address. TFTP Trivial File Transfer Protocol merupakan protokol yang digunakan oleh workstation untuk mendownload kernel dan initrd selama proses booting berlangsung, dimana DHCP-lah yang memberitahu workstation bahwa file tersebut yang harus di-download. Secara default konfigurasi TFTP sudah terdapat pada file inetd.conf dalam sistem, namun jika diperlukan pengkonfigurasian dapat dilakukan. Jika TFTP tidak berfungsi dengan baik maka workstation juga tidak dapat berfungsi. Saat workstation pertama kali diaktifkan, ia akan meminta identitas berupa nomor IP, dan jika hal tersebut sudah dipenuhi maka dilanjutkan dengan mendownload file yang telah ditunjukkan oleh DHCP, menggunakan TFTP. Maka jika TFTP tidak berfungsi proses booting akan berhenti dengan menyampaikan pesan seperti “kernel panic”. NFS Network File System merupakan protokol yang berfungsi agar workstation dapat me-mount file sistem LTSP yang ada di server, sehingga seolah-olah file sistem tersebut berada di workstation . Apabila protokol ini tidak berfungsi dengan baik, maka proses booting pada workstation juga terhenti dengan menyampaikan pesan “server not responding”. XDMCP merupakan protokol yang berfungsi untuk memberikan tampilan grafis pada workstation . Selama proses booting protokol inilah yang paling akhir digunakan setelah protokol- protokol sebelumnya berjalan dengan baik, sehingga setelah semua proses berjalan lancar workstation akan memberikan tampilan yang sama seperti server. Apabila protokol ini tidak berfungsi dengan baik, maka pada saat workstation Universitas Sumatera Utara selesai melakukan proses booting pada layar tidak muncul tampilan grafis, melainkan hanya layar kosong gray screen. Gambar 3.2 Cara Kerja LTSP

3.2 Alat-alat Yang Akan Digunakan