Booting menggunakan etherboot Proses Booting Pada Client

Gambar 4.1 Arsitektur Sistem LTSP

4.3 Proses Booting Pada Client

Proses Booting Pada Clien dapat dilihat sebagai berikut:

4.3.1 Booting menggunakan etherboot

Etherboot merupakan project open source yang dilindungi lisensi GNU. Software ini berfungsi untuk membuat image bootROM, dimana dalam impelementasinya image bootROM digunakan untuk komputer client Pentium I. Project ini mendukung lebih dari 250 tipe network card dengan kecepatan yang dimulai dari 10Mbit, 100Mbit, dan Gigabit. Biasanya image yang digunakan pada etherboot bootROM berukuran kecil, Universitas Sumatera Utara yaitu 16kb atau 32kb. Di dalam paket etherboot ini terdapat dua software kecil, yaitu bootROM image, yang berisi driver dari network card, DHCP client dan TFTP client. Dengan adanya dhcp maka pada saat komputer client melakukan proses booting, identitas berupa nomor ip akan diberikan pada komputer tersebut. Dalam hal ini administrator dapat melakukan penomoran ip sama dengan nomor workstation yang diberikan. Kemudian dengan menggunakan tftp maka sistem operasi dapat diload ke komputer client. Sehingga komputer client dapat memberikan tampilan yang sama dengan komputer server, walaupun sebenarnya proses tersebut berlangsung di file sistem server dan memori client. Agar dapat dipergunakan maka image ini diprogram ke EPROM atau dapat juga menggunakan disket. Hal yang perlu diperhatikan pada saaat memrogram image adalah kesesuaian image yang didownload dengan itpe ethernet card yang digunakan. Disket dapat digunakan sebagai langkah awal untuk membuat bootROM, Setelah selesai mengggunakan disket, maka image yang sesuai tersebut dapat di download untuk diprogram ke EPROM. Jika menggunakan disket berhasil, maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan ERPOM. Dalam implementasinya pada saat ini di Pusat SITI, semua komputer client Pentium I menggunakan EPROM untuk melakukan proses booting. Namun sebelum EPROM ditanam pada ethernet card, proses booting dilakukan melalui disket. Hal ini dilakukan karena dengan menggunakan disket maka image booROM dapat dikonfigurasi berulang-ulang kali hingga mendapatkan image yang sesuai dengan ethernet card . Sedangkan jika menggunakan EPROM, jika terjadi kesalahan pengisian image , maka untuk menghapus programnya diperlukan alat tambahan, yaitu sinar ultraviolet. Tentunya ini lebih membuang waktu dan tenaga. Namun jika image yang benar sudah didapat, baru kemudian image tersebut diprogram pada EPROM lalu EPROM tersebut ditanam di ethernet card. Mengingat usia penggunaan disket yang Universitas Sumatera Utara tidak tahan lama dan mudah rusak jika digunakan terus-menerus, maka penggunaan EPROM yang lebih tahan lama dari segi fisiknya, lebih baik untuk proses booting.

4.3.2 Booting Dengan PXE