Polivinil Alkohol PVA Hydroxy Propyl Methyl Cellulose HPMC

Polimer pembentuk lapisan film yang umumnya dipergunakan adalah polivinil alkohol PVA dan polivinil pirolidon PVP. Lapisan film terbentuk melalui proses hidrasi komponen pelarut dan rantai polimer yang kemudian akan bergabung membentuk sebuah lapisan film ketika mengering Siepmann et al., 2007. b. Agen peningkat viskositas Agen peningkat viskositas yang dapat digunakan adalah HPMC, karbomer, gom guar, dan CMC Na Vieira, 2009; Septiani et al., 2011; Selviani, 2012. c. Humektan Humektan berfungsi menjaga kestabilan dengan cara mengabsorbsi lembap dari lingkungan dan mengurangi penguapan air dari sediaan. Selain menjaga kestabilan sediaan, secara tidak langsung humektan juga dapat mempertahankan kelembaban kulit sehingga kulit tidak kering. Jenis humektan yang banyak digunakan adalah gliserin, propilen glikol dan sorbitol Yuliani, 2010.

2.7.1 Polivinil Alkohol PVA

2.7.1.1 Deskripsi

Polivinil alkohol merupakan serbuk berwarna putih agak krem dan tidak berbau Rowe et al., 2009.

2.7.1.2 Penggunaan

Polivinil alkohol digunakan terutama dalam sediaan farmasi dalam bentuk topikal dan dalam formulasi masker wajah gel peel off sebagai pembentuk lapisan film dengan konsentrasi 10-16 Lestari et al., 2013. Polivinil alkohol PVA merupakan polimer yang bersifat biokompatibel, menghasilkan kekuatan tarik film yang baik, dan fleksibel Ogur, 2005. Polivinil alkohol dikembangkan dalam akuades panas suhu antara 80-90 o C dengan pengadukan yang konstan hingga mengembang sempurna Vieira, 2009.

2.7.1.3 Titik lebur dan pH

Polivinil alkohol memiliki titik lebur 180-190 o C serta pH 4,5-6,5 Rowe et al., 2009.

2.7.1.4 Kelarutan

Polivinil alkohol larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 96, dan tidak larut dalam pelarut organik Rowe et al., 2009.

2.7.1.5 Stabilitas

Polivinil alkohol stabil terhadap cahaya, namun akan mengalami degradasi pada suhu mulai dari 100 o C Rowe et al., 2009.

2.7.1.6 Penyimpanan

Polivinil alkohol disimpan dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering Rowe et al., 2009.

2.7.1.7 Inkompatibilitas

Polivinil alkohol inkompatibel terhadap garam-garam organik terutama sulfat dan fosfat Rowe et al., 2009.

2.7.2 Hydroxy Propyl Methyl Cellulose HPMC

2.7.2.1 Deskripsi

HPMC merupakan turunan dari metilselulosa yang memiliki ciri-ciri serbuk atau butiran putih, tidak memiliki bau dan rasa Rowe et al., 2009.

2.7.2.2 Penggunaan

HPMC digunakan sebagai agen pengental dalam sediaan gel dengan konsentrasi 2-4. HPMC yang diformulasikan dalam bentuk sediaan gel memiliki viskositas yang besar, stabil, jernih, dan pH netral Niyogi et al., 2012. HPMC dikembangkan dalam akuades panas suhu antara 80-90 o C dengan pengadukan yang konstan hingga mengembang sempurna Rowe et al., 2009.

2.7.2.3 Titik Lebur dan pH

HPMC memiliki titik lebur 190-200 o C dan pH 5,5–8,0 pada konsentrasi 2 bv dalam larutan air Rowe et al., 2009.

2.7.2.4 Kelarutan

HPMC sangat sukar larut dalam eter, etanol, atau aseton. HPMC dapat mudah larut dalam air panas dan akan segera menggumpal dan membentuk koloid Rowe et al., 2009.

2.7.2.5 Penyimpanan

HPMC bersifat higroskopis maka perlu disimpan dalam tempat kering dan jauh dari panas Rowe et al., 2009.

2.7.2.6 Stabilitas

HPMC merupakan bahan yang stabil, meskipun bersifat higroskopis setelah pengeringan. Larutan akan stabil pada pH 3-11 Rowe et al., 2009.

2.7.2.7 Inkompatibilitas

HPMC tidak kompatibel dengan beberapa agen pengoksidasi. HPMC tidak membentuk kompleks dengan garam logam atau ion anorganik untuk membentuk endapan Rowe et al., 2009.

2.7.3 Gliserin

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

MASKER EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) MENGHAMBAT PENINGKATAN TEBAL STRATUM KORNEUM DAN PENURUNAN TINGGI PAPILA DERMIS TIKUS WISTAR YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B.

0 4 71