setelah pengeringan. Larutan akan stabil pada pH 3-11 Rowe et al., 2009.
2.7.2.7 Inkompatibilitas
HPMC tidak kompatibel dengan beberapa agen pengoksidasi. HPMC tidak membentuk kompleks dengan garam logam atau ion anorganik untuk
membentuk endapan Rowe et al., 2009.
2.7.3 Gliserin
2.7.3.1 Deskripsi
Gliserin merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higroskopis, dan rasa manis Rowe et al., 2009.
2.7.3.2 Penggunaan
Pada sediaan topikal dan kosmetik, gliserin digunakan terutama sebagai humektan pada konsentrasi
≤γ0 Rowe et al., 2009. Jika dibandingkan dengan propilen glikol maupun sorbitol, gliserin lebih nyaman dalam penggunaan
Yuliani, 2010. Selain itu gliserin mampu menurunkan kehilangan air transepidermal dengan baik setelah diaplikasikan pada kulit. Gliserin digunakan
dalam formulasi masker wajah gel peel off sebagai humektan dengan konsentrasi 2-15 Barel et al., 2009.
2.7.3.3 Titik lebur dan massa jenis
Gliserin memiliki titik lebur 17,8
o
C dan massa jenis 1,2620 gcm
3
pada suhu 20
o
C Rowe et al., 2009.
2.7.3.4 Kelarutan
Gliserin larut dalam air, etanol dan metanol; sedikit larut dalam aseton;
praktis tidak larut dalam benzen, kloroform, dan minyak; kelarutan dalam eter 1:500; kelarutan dalam etil asetat 1:11 Rowe et al., 2009.
2.7.3.5 Stabilitas
Gliserin bersifat higroskopis, tidak mudah dioksidasi oleh atmosfer di bawah kondisi penyimpanan biasa, tapi akan terdekomposisi oleh panas dan akan
berubah menjadi zat yang toksik. Campuran gliserin dengan air, etanol 96, dan propilen glikol stabil secara kimia. Gliserin membentuk kristal jika disimpan
pada temperatur rendah, kristal tidak meleleh sampai penghangatan hingga 20
o
C Rowe et al., 2009.
2.7.3.6 Penyimpanan
Gliserin dapat disimpan pada wadah kedap udara, di tempat sejuk dan kering Rowe et al., 2009.
2.7.3.7 Inkompatibilitas
Gliserin dapat meledak apabila dicampur dengan agen pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida, atau potasium permanganat. Adanya besi pada gliserin
bertanggung jawab menjadikan warna campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin menjadi lebih gelap Rowe et al., 2009.
2.7.4 Metil Paraben
2.7.4.1 Deskripsi
Metil paraben merupakan hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah Rowe et al., 2009.
2.7.4.2 Penggunaan
Metil paraben dengan persentase 0,02-0,3 digunakan sebagai bahan pengawet pada sediaan topikal. Metil paraben bersama dengan propil paraben
digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika Rowe et al., 2009.
2.7.4.3 Titik lebur dan pKa
Metil paraben memiliki titik lebur 125-128°C dan memiliki pKa 8,4 pada suhu 22°C Rowe et al., 2009.
2.7.4.4 Kelarutan
Metil paraben larut dalam 2 bagian etanol 96, larut dalam 3 bagian etanol 95, larut dalam 6 bagian etanol 50, larut dalam 10 bagian eter, larut dalam 60
bagian gliserin, praktis tidak larut dalam minyak mineral, larut dalam 200 bagian minyak kacang, larut dalam 5 bagian propilen glikol dan larut dalam 30 bagian air
suhu 80°C Rowe et al., 2009.
2.7.4.5 Stabilitas
Larutan cair metil paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf pada suhu 120°C selama 20 menit, tanpa terdekomposisi. Larutan pH 3-6 stabil
kurang dari 10 terdekomposisi sekitar 4 tahun pada temperatur ruangan. Sementara larutan pH 8 atau lebih akan terhidrolisis dengan cepat 10 atau lebih
sekitar 60 hari pada temperatur ruangan Rowe et al., 2009.
2.7.4.6 Penyimpanan
Metil paraben disimpan dalam wadah tertutup baik.
2.7.4.7 Inkompatibilitas
Aktivitas antibakteri metil paraben dan paraben lainnya akan menurun jika terdapat surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80, yang dapat menghasilkan misel.
Inkompatibilitas dilaporkan terjadi dengan substansi lain seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, sodium alginat, minyak essensial, sorbitol,
dan atropin. Metil paraben juga bereaksi dengan beberapa gula dan gula alkohol. Polietilen dengan berat jenis rendah dan tinggi tidak menyerap metil paraben.
Metil paraben kehilangan warnanya dengan keberadaan tembaga dan terhidrolisis dengan basa lemah dan asam kuat Rowe et al., 2009.
2.7.5 Propil Paraben