permukaan luar agak kasar, agak mengkilat, warna kecoklatan sampai coklat kehitaman sedangkan permukaan dalam licin, berwarna coklat, dan terdapat sisa
sekat yang membagi buah menjadi 4 bagian atau lebih, bekas patahan tidak rata, tidak berbau dengan rasa pahit. Secara mikroskopik yang menjadi fragmen
penanda adalah sel batu, parenkim endokarp, parenkim eksokarp, periderm dan parenkim mesokarp DepKes RI, 2010.
2.6.4 Kandungan Kimia Kulit Buah Manggis
Penelitian melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis berpotensi sebagai antioksidan Moongkarndi et al., 2004. Kandungan kimia yang terdapat
dalam kulit buah manggis diantaranya senyawa golongan alkaloida, flavonoida, glikosida, saponin, tanin, steroid triterpenoid, xanthone, fenol, antosianin,
vitamin B
1
20,66 mg, vitamin B
2
1,79 mg, vitamin B
6
0,948 mg, dan vitamin C
17,92 mg Zhou et al., 2011; Pasaribu et al., 2012. 2.6.4.1
Xanthone
Xanthone merupakan salah satu flavonoid minor yang memiliki reaksi warna dan gerakan kromatrografi serupa dengan flavonoid. Antioksidan yang unik
dengan kadar tinggi pada kulit buah manggis adalah senyawa xanthone yang termasuk dalam kelas polifenol. Kulit buah manggis mengandung xanton yang
sangat tinggi yaitu mencapai 123,97 mg100 mL Yatman, 2012.
Senyawa xanthone yang telah teridentifikasi diantaranya adalah
α-mangostin dan -mangostin. Chaverri et al., 2008.
Xanthone bekerja mampu mengikat oksigen bebas yang tidak stabil yaitu
radikal bebas perusak sel di dalam tubuh sehingga Xanthone dapat menghambat proses degenerasi atau kerusakan sel. Xanthone juga berfungsi merangsang
regenerasi atau pemulihan sel tubuh yang rusak dengan cepat sehingga membuat tetap awet muda. Selain itu Xanthone juga efektif untuk mengatasi sel kanker
dengan mekanisme apoptosis bunuh diri sel yaitu dengan memaksa sel mengeluarkan cairan dalam mitokondria sehingga sel kanker mati. Senyawa
Xanthone juga mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dengan merangsang sel pembunuh alami natural killerNK cell dalam tubuh. NK cell inilah yang
berfungsi membunuh sel kanker dan virus yang masuk dalam tubuh manusia Miryati et al., 2011.
Xanthone yang diisolasi dari kulit buah manggis menunjukkan aktivitas
antioksidan, antitumor, antialergi, antiinflamasi, antibakteri, antifungal, dan antiviral Lim, 2012. Kemampuan antioksidan xanthone melebihi vitamin C dan
E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif Prihatman, 2000.
Gambar 2.7 Struktur Umum Xanton Obot et al, 2011
2.6.4.2 Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang mempunyai kecenderungan untuk mengikat protein, sehingga mempengaruhi proses
metabolisme Poeloengan et al, 2010
Gambar 2.8 Struktur Umum Flavonoid Poeloengan et al, 2010
2.6.4.3 Tannin
Tannin terdiri atas berbagai asam fenolat. Tannin mempunyai rasa sepat dan dapat digunakan dalam menyamak kulit. Beberapa senyawa tannin
mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor dan menghambat enzim seperti reverse transkriptase dan DNA topoisomerase,
antidiare, hemostatik dan antihemoroid Yunitasari, 2011. Tannin merupakan senyawa yang bersifat lipofilik sehingga mudah terikat pada dinding sel dan
mengakibatkan kerusakan dinding sel. Selain itu, tannin dapat menghambat sintesis kitin yang merupakan komponen penting dinding sel jamur Najib, 2009.
Tannin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu bertindak sebagai antibakteri dengan
cara mengkoagulasi atau menggumpalkan protoplasma bakteri sehingga terbentuk ikatan yang stabil dengan protein bakteri. Selain itu, pada saluran pencernaan
tannin mampu mengeliminasi toksin Poeloengan et al, 2010
2.6.4.4 α-mangostin
α-mangostin merupakan senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan
pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. Selain alfa-mangostin, senyawa xanton juga mengandung
-mangostin yang juga memiliki banyak manfaat dalam
memberikan proteksi atau melakukan upaya pencegahan terhadap serangan penyakit.
2.6.4.5 Antosianin
Antosianin memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang baik dan memiliki peranan yang cukup penting dalam mencegah beberapa penyakit seperti
kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan neuronal. Antosianin merupakan kelompok pigmen yang terdapat dalam tanaman dan biasanya ditemukan dalam bunga,
sayuran maupun buah-buahan seperti Manggis, Stroberry, Rasberry, Apel, dan lainnya.
2.6.4.6 Saponin
Saponin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi hemolisis sel. Apabila saponin berinteraksi dengan sel
bakteri atau sel jamur, maka bakteri tersebut akan rusak atau lisis Utami, 2013 Senyawa-senyawa ini diduga berperan dalam menentukan aktivitas
antioksidan pada kulit buah manggis. Xanthone bersama - sama dengan antioksidan lain yang berasal dari tumbuhan, seperti tannins, lignans, stilbenes,
coumarins, quinones, phenolic acids, flavones, flavonols, cathechins, anthocyanins and proanthocyanins
dapat berfungsi sebagai donor hidrogen dengan mekanisme memutus rantai pembentuk radikal dan mengikat ion logam
transisi sehingga menghambat pembentukan radikal bebas Salihoglu et al., 2010.
Hasil analisis fitokimia ekstrak etanol kulit buah manggis secara kualitatif yang dilakukan peneliti di Lab. Fitokimia Jurusan Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Udayana Jimbarana positif mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid dan fenol Lampiran 4. Analisa kuantitatif senyawa Flavonoid dan
Fenol dilakukan di Fakultas Teknologi Pertanian Unit Layanan Laboratorium Universitas Udayana masing-masing sebesar 118,27 mg100g QE dan 1197,12
mg100g GAE Lampiran 6. Analisis kuantitatif senyawa α-mangostin
dilakukan di UPT Laboratorium Forensik Sains dan Krimininologi Universitas Udayana
Jimbaran dengan hasil ekstrak kulit buah manggis sebanyak 200 mg2 ml mengandung 0,4524 mg
α-mangostin Lampiran 3.
2.6.5 Manfaat Kulit Buah Manggis