Identitas Responden HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 61

VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Identitas responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, status keanggotaan dalam koperasi, tingkat pendidikan, pekerjaan utama, serta pekerjaan sampingan. Adapun identitas responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6.1 Identitas Responden Penelitian No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1. Umur Responden a. Produktif 15-64 th b. Non Produktif ≥65 th 55 5 91,6 8,4 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 57 3 95,0 5,0 3. Status keanggotan dalam koperasi a. Anggota b. pengurus 50 10 83,4 16,6 4. Tingkat pendidikan a. SD b. SLTP c. SLTA d. Diploma e. Sarjana S1 34 11 12 1 2 56,7 18,4 20,0 1,6 3,3 5. Jenis pekerjaan a. Pekerjaan utama: peternak sapi b. Pekerjaan sampingan: petani 60 60 100,0 100,0 Jumlah 60 100 Sumber : Analisis Data Primer 1. Umur Responden Berdasarkan tabel 6.1 diketahui bahwa sebagian besar 91,6 persen responden tergolong dalam usia produktif, sedangkan sisanya sebesar 8,4 persen tergolong usia non produktif. Usia mempengaruhi seseorang dalam merespon sesuatu yang baru, selain itu usia juga mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Petani atau peternak yang tergolong usia non produktif cenderung sulit menerima inovasi baru dan lebih kolot, begitu juga sebaliknya petani yang berusia produktif cenderung lebih mudah apabila diberikan pengetahuan baru, terkait dengan 61 commit to user 62 perawatan sapi, sehingga menghasilkan susu yang berkualitas baik. Golongan usia produktif lebih terbuka akan kemajuan. Pada umumnya responden yang memiliki usia produktif memiliki semangat yang lebih tinggi. 2. Jenis Kelamin Jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki. Anggota koperasi sebagian besar memang kaum laki-laki, sedangkan perempuan jumlahnya sangat kecil. Jabatan dalam koperasi pun seluruhnya diduduki oleh laki-laki. Keaktifan laki-laki juga lebih baik daripada perempuan dalam hal perawatan sapi dari masalah pakan sampai hasil susu yang berkualitas. Hal ini karena kaum laki-laki yang dianggap lebih cekatan dan terampil dalam urusan beternak sapi. Seperti pada tabel 6.1 terlihat bahwa 95 persen responden adalah berjenis kelamin laki-laki dan 5 persen berjenis kelamin perempuan. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam kegiatan usahatani, laki-laki lebih banyak berperan. Laki-laki juga dianggap sebagai pemimpin sehingga dalam keputusan usahatani pun lebih dominan daripada perempuan. 3. Status keanggotaan dalam koperasi Jabatan dalam koperasi mempengaruhi keaktifan dalam koperasi. Responden yang memiliki jabatan dalam koperasi memiliki tanggungjawab sesuai dengan posisi yang diambildiduduki. Penelitian ini mengambil responden yang terdiri dari 16,6 persen pengurus koperasi dan 83,4 persen merupakan anggota yang aktif didalam koperasi. Responden pengurus cenderung lebih memahami keadaan anggota daripada responden anggota biasa. Responden yang memiliki jabatan dalam koperasi memiliki keaktifan dan kesungguhan yang lebih baik daripada yang bukan pengurus. Pada umumnya semakin tinggi jabatan dalam koperasi organisasi, maka akan cenderung bertanggungjawab dan sungguh- sungguh memelihara organisasi tersebut. Sistem kerja koperasi ini dituangkan dalam hak dan kewajiban anggota yang diatur dalam ADART. Misalnya, seorang ketua kelompok akan lebih sungguh-sungguh commit to user 63 memahami dan mentaati peraturan yang berlaku supaya menjadi tauladan bagi anggotanya. 4. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang juga berpengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi. Pendidikan responden dalam penelitian ini beragam mulai dari SD hingga perguruan tinggi baik tingkat diploma ataupun sarjana. Sebagian besar 56,7 persen responden menempuh pendidikan hingga SD. Sebesar 18,4 persen responden lulusan SLTP, sebesar 20 persen lulusan SLTA, sebesar 1,6 persen adalah lulusan diploma, dan yang terakhir sebesar 3,3 persen responden lulusan sarjana. Tingkat pendidikan responden tergolong sedang dan meskipun sebagian besar hanya lulusan SD namun responden aktif dalam mengikuti kegiatan yang diadakan oleh KUD. Meski sebagian besar responden hanya sampai pada pendidikan dasar namun memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis yang baik. Setidaknya hal ini dapat menunjang kelancaran aktivitas kelompok, misalnya dalam hal memperhatikan kondisi ternak sapi untuk menghasilkan susu yang baik. 5. Jenis pekerjaan Responden dalam penelitian seluruhnya mempunyai pekerjaan utama sebagai peternak sapi perah. Pekerjaan sampingan yang dilakukan biasanya petani di ladang atau tegalan. Kedua jenis pekerjaan itu dilakukan oleh seluruh responden, hal ini berdasarkan tabel 6.1 yaitu 100 persen responden memiliki pekerjaan sebagai peternak sapi perah sekaligus sebagai petani. Responden sangat menggantungkan dari hasil beternak terutama dari hasil perahan susu, karena bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penjualan susu kepada koperasi. Bertani menjadi pekerjaan sampingan, karena hasil dari usaha tani kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan sistem pengairan masih menjadi kendala, yaitu belum lancarnya pembagian air melalui saluran irigasi ke semua lahan pertanian. Sehingga mereka lebih memilih mengandalkan pendapatan dari beternak sapi perah. commit to user 64 Kelas Kategori : kelas jumlah terendah nilai tertinggi nilai -

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas di KUD Musuk