f. Yayasan termasuk yayasan dibidang kesejhteraan, rumah sakit, pendidikan,
kesenian, olahraga, kebudayaan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi massa, organisasi sosial politik, dan organisasi
lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidng kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan
dengan pekerjaan jasa dan kegiatan yang dilkukan oleh orang pribadi. g.
Perusahaan, badan, dan Bentuk Usaha Tetap yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan pemagangan.
h. Penyelenggara kegiatan termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk
organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan yang membayar honorarium, hadiah atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.
Penunjukan bendahara sebagai pemungut pajak sesuai ketentuan sebagaimana yang dimaksud dengan Pasal 5 ayat 4 huruf c dan Pasal 18 ayat 2 Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Pedoman Pelaksanaan APBN sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004
6. PENGURANGAN YANG DIPERBOLEHKAN
Untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan pasal 21 yang terutang kepada penerima penghasilan tertentu sebagai Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
diberikan pengurangan-pengurangan sebagai berikut.
a. Atas penghasilan yang dibayarkan kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri
Sipil, Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI dan para Pensiunan.
Untuk menentukan penghasilan neto Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI, penghasilan bruto
dikurangi: 1
Biaya jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang besarnya adalah 5 lima persen dari penghasilan
bruto, dengan jumlah maksimun yang diperkenakan sebesar Rp. 6.000.000,00 enam juta rupiah setahun atau Rp. 500.000,00 lima ratus
ribu rupiah sebulan; 2
Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau
Badan Penyelenggara Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan. b.
Untuk menentukan penghasilan neto penerima pensiun, penghasilan bruto dikurangi biaya pensiun sebesar 5 lima persen dari penghasilan bruto
berupa uang pensiun setinggi-tingginya Rp. 2.400.000,00 dua juta empat ratus ribu rupaih setahun atau Rp. 200.000,00 dua ratus ribu rupiah sebulan.
c. Penghasilan neto tersebut masih diperkenakan dikurangi lagi dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP, untuk menentukan besarnya
Penghasilan Kena Pajak PKP. Besarnya Penghsilan Tidak Kena Pajak PTKP ditentukan dengan pedoman sebagai berikut:
No. Penghasilan Tidak Kena Pajak Setahun
Sebulan 1.
Untuk Pegawai Negeri Sipil Rp15.840.000 Rp1.320.000
2. Tambahan untuk pegawai
Rp1.320.000 Rp110.000
yang kawin 3.
Tambahan untuk setiap anggota
Rp1.320.000 Rp110.000
keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat menjadi
tanggungan sepenuhnya paling banyak tiga
Tabel III.A.1 Tabel Penghasilan Tidak Kena Pajak
Buku Panduan Bagi KPPN Dan Bendahara Pemerintah, 2009:18 Penghasilan Tidak Kena Pajak bagi Karyawati:
1 Dalam hal karyawati kawin, Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP yang
dikurangkan hanya untuk dirinya sendiri, dan dalam hal tidak kawin, pengurangan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP selain untuk dirimya
sendiri juga ditambah dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. 2
Bagi karyawati yang menunjukkan keterangan tertulis dari Pemerintah Daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan bahwa suaminya tidak
menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP sejumlah Rp.1.320.000,00 sejuta tiga ratus dua
puluh ribu rupiah setahun atau Rp.110.000,00 seratus sepuluh ribu sebulan
ditambah Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP tanggungan keluarga paling banyak 3 tiga orang.
d. Pengurangan yang diperbolehkan atas penghasilan yang dibayarkan kepada
penerima penghasilan selain Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI dan para pensiunan yang
dibebankan kepada Keuangan NegaraDaerah APBNAPBD, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, uang saku harian adalah
penghasilan bruto yang dikurangi Rp. 150.000,- seratus lima puluh ribu rupiah sepanjang jumlah yang diterimanya dalam satu bulan takwin tidak
lebih dari Rp. 1.320.000,- satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah dan tidak dibayarkan secara bulanan. Apabila penghasilan bruto dalam satu bulan
takwim melebihi Rp. 320.000,- satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah atau dibayarkan secara bulanan, maka pengurangannya adalah Penghasilan
Tidak Kena Pajak PTKP sebenarnya dari penerima penghasilan tersebut, yaitu:
PTKP Harian = PTKP Sebenarnya 360
7. TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21