Sebagaimana diketahui Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan jenis pelunasan pajak melalui pihak ketiga. Yang dimaksud dengan pihak ketiga disini
adalah pemotong pajak sebagaimana diatur dalam pasal 21 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. Sebagai pemotong pajak maka pihak ketiga tersebut
dalam tahun berjalan mempunyai kewajiban untuk memotong, menyetorkan dan melaporkan pajak yang terutang setiap bulanmasa pajak serta menghitung
kembali jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang dalam waktu 3 bulan setelah tahun takwim berakhir dan melaporkan melalui Surat Pemberitahuan
SPT tahunan Pajak Penghasilan Pasal 21. Dengan memperhatikan hal diatas, penulis tertarik untuk mempelajari,
memahami dan mendalami bagaimana sebenarnya proses pemotongan dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil yang
menggunakan sistem withholding tax system. Maka penulis mengangkat judul tentang
“SISTEM PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BALITBANG PROVINSI SUMATERA UTARA”.
B. Tujuan dan Manfaat PKLM
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah sebagai berikut :
Untuk lebih mengetahui cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai di Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang Provinsi
Sumatera Utara. 1.
Untuk lebih mengerti dan memahami prosedur pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan PKLM yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Perpajakan,
khususnya tentang mekanisme pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai negeri sipil.
b. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari di bangku
perkuliahan ke dalam permasalahan yang timbul pada saat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM.
c. Agar menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan
dirinya menjadi mahasiswa yang siap memasuki dunia kerja yang semakin hari semakin sulit karena telah dibekali dengan
keterampilan-keterampilan, pengalaman-pengalaman dunia kerja dalam proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri tersebut.
d. Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. Dalam
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan PKLM mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan mengaplikasikan
dengan baik tugas-tugas yang berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah yang timbul.
e. Memperluas pandangan mahasiswa dalam melihat kondisi perpajakan
yang sesungguhnya. 2.
Bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang Provinsi Sumatera Utara
a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara instansi
Pemerintah dengan dunia pendidikan sehingga instansi tersebut dapat mengetahui tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di
lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara b.
Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pikiran kepada Badan Penelitian dan Pengembangan
Balitbang Provinsi Sumatera Utara sebagai masukan dan
evaluasi pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan pasal 21. C. Uraian Teoritis
Menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro. SH pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat
ditujukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Resmi, 2008:1.
Undang-Undang Nomor. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 angka 1 menyebutkan arti pajak adalah
kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Fidel, 2008 : 1.
Fungsi pajak yang dikenakan pada masyarakat ada 2 dua yaitu : 1.
Fungsi Finansial Budgeter Adalah mengumpulkan dana yang diperlukan pemerintah untuk membiayai
keperluan negara guna kepentingan dan keperluan seluruh masyarakat. 2.
Fungsi Mengatur Regulerend Bertujuan agar memberi kepastian hukum. Terutama dalam menyusun
undang-undang pajak senantiasa perlu diusahakan dirumuskan agar tidak menimbulkan interprestasi Resmi,2008:3
Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan pajak yang terutang atas penghasilan yang menjadi kewajiban wajib pajak untuk membayarnya.
Penghasilan yang dimaksud dapat berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Pajak Penghasilan Pasal 21.
Penghasilan berdasarkan pasal 4 1 Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 atau diringkas Undang Undang Pajak Penghasilan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan
dalam bentuk apapun. Beberapa teori yang mendukung hak negara untuk memungut pajak dari
rakyatnya, antara lain : 1.
Teori Asuransi Menyatakan bahwa negara bertugas untuk melindungi orang dan
segala kepentingannya, meliputi keselamatan jiwa, dan juga harta bendanya. Dalam hubungannya dengan masyarakat pajak inilah
yang dianggap sebagai premi yang sewaktu-waktu harus dibayar oleh masing-masing individu.
2. Teori Kepentingan
Teori ini awalnya hanya memerhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian beban ini harus
didasarkan kepentingan masing-masing orang dalam tugas-tugas pemerintah.
3. Teori Gaya Pikul
Menyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa-jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu
perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Untuk kepentingan itu diperlukan biaya-biaya yang harus dipikul oleh segenap orang yang
menikmati perlindungan itu, yaitu dalam bentuk pajak. 4.
Teori Kewajiban Pajak Mutlak
Teori ini mendasarkan pada paham organische staatsleer. Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara maka timbullah hak
mutlak untuk memungut pajak. 5.
Teori Asas Gaya Beli Teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut pajak,
melainkan hanya efeknya, dan memandang efek yang baik itu atas dasar keadilannya. Menurut teori ini, fungsi pemungutan pajak
disamakan dengan pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga negara, dan kemudian
menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara hidup masyarakat untuk membawanya ke arah tertentu
Resmi,2008:6. Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana
yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang Undang Nomor 10 Tahun 1994, Undang Undang Nomor 17 Tahun 2000 dan yang terakhir
diubah Undang Undang Nomor 36 tahun 2008, maka sistem pemungutan pajak di Indonesia khususnya Pajak Penghasilan mengalami perubahan yang mendasar
yaitu dari Sistem Official Assesment menjadi Sistem Self Assesment. Dalam sistem self assessment system, masyarakat diberikan kepercayaan
dan tanggung jawab yang lebih besar untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. Dalam sel
assesment system, masyarakatlah yang paling menentukan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, mulai dari mendaftarkan diri sebagai wajib pajak,
menghitung besarnya pajak yang terutang, membayar pajaknya sendiri ke bank atau ke kantor pos, dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak KPP.
Pemerintah berharap dengan adanya self assesment system, pelaksanaan pemungutan pajak penghasilan dapat berjalan dengan lebih mudah dan lancar.
Sehingga atas penghasilan karyawan akan dilakukan penghitungan sendiri besarnya pajak yang akan dikenakan terhadap penghasilannya. Dalam
penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 karyawan, biasanya akan dilakukan oleh perusahaan setempat karyawan tersebut bekerja Resmi,2008:21.
Selain self assesment juga dikembangkan withholding tax system. Withholding tax system yaitu suatu sistem yang mewajibkan Wajib Pajak
untuk melakukan pemungutan dan pemotongan atas pajaknya pada pihak lain. Dengan sistem ini, pihak yang melakukan transaksi ekonomi wajib menghitung
pajak dan melakukan pemotongan atau pemungutan. Sehingga setelah dilakukan penghitungan besarnya pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima oleh
karyawan, maka akan langsung dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 oleh perusahaan tersebut.
Pihak-pihak yang termasuk dalam golongan pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pihak pemberi kerja yang terdiri atas orang pribadi dan badan,
perusahaan, Bentuk Usaha Tetap BUT, bendaharawan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerahpemdadana pensiun badan
penyelenggara Jamsostek, yayasan asosiasi, lembaga, organisasi massa, organisasi sosial politik, kepanitianan, perkumpulan dan organisasi lainnya serta organisasi
internasional yang telah ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.
Sedangkan pihak-pihak yang yang tergolong penerima penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pegawai tetap, penerima
honorariumhonor, tenaga kerja lepas seperti seniman, penceramah, pengelola proyek, peserta perlombaan, olahragawan, pemberi jasa, petugas dinas luar
asuransi, distributor Multi Level Marketing MLM atau direct selling dan kegiatan lain sejenis, penerima pensiun, mantan pegawai, termasuk orang pribadi
atau ahli warisnya yang menerima Tabungan Hari TuaJaminan Hari Tua, tenaga ahli seperti pengacara, arsitek, notaris, aktuaris, konsultan, akuntan, dokter dan
lain sebagainya. Seperti halnya Pajak Penghasilan Pasal 25 Pajak Penghasilan,
pemotonganpemungutan merupakan angsuran pajak. Untuk pajak penghasilan dikreditkan pada akhir tahun. Apabila wajib pajak tidak melakukan
pemotonganpemungutan tidak melakukan sesuai ketentuan yang berlaku, maka dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 dua persen maksimal 24
dua puluh empat bulan atau kenaikan 100 seratus persen. Surat Pemberitahuan SPT merupakan sarana bagi wajib pajak untuk
melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. SPT harus diisi dengan benar, lengkap dan jelas dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan
huruf latin dan angka arab, satuan mata uang rupiah dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak KPP atau tempat yang telah
ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak. Fungsi Surat Pemberitahuan SPT bagi wajib pajak PPh adalah sebagai
sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pajak yang sebenarnya terutang. Bagi pemotong pajak atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan SPT adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau yang disetorkannya.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri