PENDAFTARAN, PEMBAYARAN, PEMOTONGAN DAN

Rp. 371.850,00

C. PENDAFTARAN, PEMBAYARAN, PEMOTONGAN DAN

PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 1. PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK Maka yang harus pertama sekali dilakukan oleh wajib pajak adalah mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor identitas wajib pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda pengenal wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-161PJ.2001, dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran wajib pajak adalah sebagai berikut: a. Mengisi formulir pendaftaran dan perubahan data Wajib Pajak yang dapat dilakukan oleh wajib pajak sendiri atau orang lain yang diberi kuasa khusus. b. Penyampaian formulir telah diisi dan ditandatangani, dapat dilakukan oleh wajib pajak sendiri atau orang lain yang diberi kuasa khusus. c. Melampirkan : 1 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP bagi penduduk IndonesiaPaspor. 2 Surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang, sekurang- kurangnya lurah atau kepala desa bagi orang asing. 3 Apabila wajib pajak menjalankan usaha bebas, harus melampirkan surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang, sekurang-kurangnya lurah atau kepala desa. 4 Apabila wajib pajak tersebut adalah pemungutpemotong pajak, misal bendaharawan pemerintah, harus melampirkan fotokopi surat penunjukan dari bendaharawan. 2. PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN Pembayaran pajak dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : a. Membayar sendiri pajak yang terutang yang dilakukan dengan 2 dua cara yaitu secara angsuran setiap bulan Pajak Penghasilan Pasal 25 dan pembayaran pelunasan pajak terutang pada akhir tahun. b. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain, yaitu pemberi penghasilan, pemberi kerja dan pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah. Pelaksanaan pembayaran dilakukan di Kantor Penerima Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP yang dapat diambil di Kantor Pelayanan Pajak KPP terdekat atau dengan pembayran secara elektronik e- payment. 3. PEMOTONGANPEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Selaina pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, ada pembayaran bulanan yang dilakukan dengan mekanisme pemotonganpemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Jenis Pajak Penghasilan yang pembayarannya melalui pemotonganpemungutan salah satunya adalah Pajak Penghasilan Pasal 21. Yang pemotongan pajaknya dilakukan oleh pihak ketiga atas penghsilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. 4. PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Suarat Pemberitahuan SPT merupakan sarana bagi Wajib Pajak untuk melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban perpajakan. Tata cara dalam penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah : a Bendahara menyetor Pajak Penghasilan Pasal 21 yang tidak ditanggung pemerintah dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP ke Bank Persepsi atau Kantor Pos paling lama tanggal 10 bulan takwim berikutnya. Apabila tanggal penyetoran hari libur maka dilakukan pada hari kerja berikutnya. b Atas Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil PNS, anggota Tentara Negara Indonesia TNI, dan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI yang Pajak Penghasilannya ditanggung pemerintah, Bendahara melaporkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang dalam daftar gaji kepada KPPN. c Bendahara melaporkan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang sekalipun nihil dengan menggunakan Surat Pemberitahuan SPT Masa paling lama tanggal 20 bulan takwim berikutnya

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. OBJEK DAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DI BADAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA 1. Objek pajak penghasilan pasal 21 di Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara adalah penghasilan yang diterima secara teratur maupun tidak teratur, baik final maupun tidak. Contohnya : gaji pokok, tunjangan-tunjangan, honor, uang rapel, gaji ke-13 dan tambahan penghasilan lainnya. 2. Wajib pajak penghasilan pasal 21 di Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara adalah Pegawai Negeri Sipil PNS, dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil golongan II samapai golongan IV.

B. SISTEM PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BADAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA Seperti yang telah disebutkan pada bab III tentang sistem pemotongan, kantor Badan Penelitian dan Pengembangan merupakan salah satu kantor yang menggunkan sistem tersebut. Dimana gaji para pegawai negeri sipil, baik gaji tetap maupun penghasilan lain yang berupa bonus, honor, ataupun gaji ke-13, pajak penghasilannya dipotong oleh pihak ketiga dalam hal ini adalah bendaharawan.