hypothesis Dengan demikian pemegang saham perusahaan akan memiliki kontrol yang meningkat atas tim manajemen mereka. Sebagai contoh, jika perusahaan
mendapatkan hutang baru dan menggunakannya untuk menarik saham yang beredar atau membayar dividen, maka manajemen diwajibkan untuk
mengeluarkan kas untuk membayar pokok dan bunga atas hutang tersebut yang secara bersamaan akan mampu untuk mengurangi jumlah free cash flow.
B. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara
pemegang saham dan manajemen timbul karena adanya pemisahan wewenang perusahaan, antara pemilik dan pengelola manajemen . Pihak manajemen
cenderung menginginkan pembagian dividen yang kecil karena, mereka menginginkan kelebihan arus kas untuk membiayai investasi perusahaan,
sedangkan pemegang saham mengigninkan pembagian dividen yang besar sehinnga dapat meningkatkan kemakmurannya. Kelebihan kas tersebut jika
digunakan untuk membiayai investasi – invesatsi yang menguntungkan tidak akan menjadi masalah, tetapi seringkali manajer cenderung menggunakan dana tersebut
untuk memperkaya diri sendiri dan membiayai investasi – investasi yang tidak menguntungkan.
Kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen berkaitan erat dengan kontrol dan monitoring atas perilaku manajemen, sebagai konsekuensi
adanya konflik keagenan. Kepemilikan mnajerial dapat membantu untuk mensejajarkan kepentingan pihak manajemen dengan pemegang saham. Manajer
akan berhati – hati dalam setiap pengambilan keputusan, karena setiap keputusan
Universitas Sumatera Utara
yang diambil akan secara langsung berpengaruh terhadapnya. Tingkat kepemilikan manajerial yang rendah berarti pihak manajemen memiliki pengaruh
dan tingkat voting power yang terbatas. Investor luar sebagai pemilik saham mayoritas mempunyai kuasa untuk memonitor dan membatasi perilaku
oportunistik manajer, sehingga dapat mengurangi konflik keagenan. Konflik kepentingan dapat timbul di antara pemegang saham ketika
pemegang saham memiliki kendali lebih besar dari yang seharusnya. Apabila seorang pemegang saham memiliki kendali yang terlalu besar maka dia akan
cenderung memiliki insentif untuk memperoleh keuntungan pribadi, akibatnya kinerja perusahaan akan menurun. Kecenderungan ini meningkat ketika
kepemilikan pemegang saham pengendali berkurang. Pada perusahaan dengan kepemilikan saham terbagi – bagi, pemilik saham tersbesar akan mengendalikan
perusahaan. Pada perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat melalui kepemilikan institusi, pemegang saham pengendali akan mengendalikan perusahaan dengan
sedikit kepentingan. Kepemilikan manajerial dalam kaitannya dengan kebijakan hutang
memiliki peran yang penting, yaitu mengendalikan kebijakan keuangan perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham. Semakin tinggi
tingkat hutang, maka resiko keuangan juga akan semakin tinggi. Kepemilikan manajerial akan membuat pihak manajemen lebih berhati – hati dalam keputusan
pembentukan hutang. Pemegang saham akan berusaha untuk menyamakan kepentingan antara manajemen dengan pemegang sahm dengan mengikat
kekayaan pribadi manajemen ke dalam kekayaan perusahaan. Berdasarkan hal
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat dinyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
C. Hutang 1. Pengertian Hutang