BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Free Cash Flow
Free cash flow adalah bentuk lain ukuran arus kas. Pengertian free cash flow bisa bermacam – macam. Menurut Ross et al 2000 , “ free cash flow
adalah kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada
asset ”. Keberadaan free cash flow tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan anatara manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan
dana tersebut diinvestasikan lagi pada proyek – proyek yang dapat menghasilkan keuntungan, karena alternatif ini akan meningkatkan insentif yang diterima
manajer, sedangkan pemegang saham menginginkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Free cash flow yang besar akan mengarah pada perilaku yang boros dari para manajer. Manajer akan menggunakan free cash flow untuk kepentingannya
sendiri dan bukan untuk kepentingan pemegang saham. Dengan kata lain, manajer memiliki insentif untuk memegang free cash flow dan menggunakannya untuk
membiayai kegiatan yang buruk. Free cash flow merupakan dana internal yang penggunaannya tergantung
pada kebijakan manajer. Dengan demikian penggunaan free cash flow memiliki dua kemungkinan, yaitu sesuai atau tidak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham. Jika sesuai dengan kepentingan pemegang saham tidak akan terjadi masalah, tetapi jika tidak sesuai akan menimbulkan konflik kepentingan antara
Universitas Sumatera Utara
pemegang saham dan manajer, konflik kepentingan ini dikenal sebagai agency conflict.
Manajer perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan rendah dengan free cash flow yang tinggi cenderung melakukan aktifitas yang tidak
meningkatkan nilai perusahaan. Alasannya karena keberadaan kas yang besar dalam perusahaan akan memberikan otonomi kekuasaan kepada manajer untuk
menggunakan dana tersebut dan peningkatan perusahaan akan memberikan prestise dan gaji yang lebih besar kepada manajer. Nilai perusahaan ditentukan
oleh persepsi investor tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka panjang. Nilai perusahaan adalah penjumlahan dari nilai tunai free
cash flow dengan nilai aktiva non – operasi. Pendekatan arus kas disukai oleh investor dalam menilai perusahaan, sehingga fokus manajer dalam free cash flow
dapat menaikkan harga saham Perusahaan yang memiliki free cash flow yang berlebih biasanya
menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam sejumlah proyek. Menurut Kristiani 2006 , manajer untuk menunjukkan kekuasaannya biasanya akan
mengalokasikan dananya ke sejumlah proyek. Dengan ketersediaan dana yang banyak, manajer bebas untuk mengalokasikan dananya pada proyek – proyek
yang ada. Hal ini akan menjadi masalah apabila proyek – proyek yang diambil tersebut adalah proyek yang tidak menguntungkan. Jika terjadi kerugian akan
mengurangi laba perusahaan yang pada akhirnya akan berakibat pada turunnya earning para pemegang saham.
Cara untuk mengatasi penggunaan free cash flow yang ceroboh oleh manajer dapat dilakukan dengan pembentukan utang yang disebut control
Universitas Sumatera Utara
hypothesis Dengan demikian pemegang saham perusahaan akan memiliki kontrol yang meningkat atas tim manajemen mereka. Sebagai contoh, jika perusahaan
mendapatkan hutang baru dan menggunakannya untuk menarik saham yang beredar atau membayar dividen, maka manajemen diwajibkan untuk
mengeluarkan kas untuk membayar pokok dan bunga atas hutang tersebut yang secara bersamaan akan mampu untuk mengurangi jumlah free cash flow.
B. Kepemilikan Manajerial