umum pemerintah yang melayani penderita rujukan Tifus abdominalis yang menggunakan askes, jamkesmas dan jamsostek di Kota Siboga.
5.8 Titer O
Proporsi penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal berdasarkan uji titer antibodi O di RSU Dr. F. L.Tobing Sibolga Januari 2010-Juli
2012 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.12. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Tifus abdominalis Dengan Pemeriksaan Test Widal Berdasarkan
Uji Titer O di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga Januari 2010-Juli 2012
Dari gambar 5.12. dapat diketahui bahwa proporsi penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal berdasarkan uji titer O tertinggi berdasarkan hasil
laboratorium uji titer O tertinggi adalah penderita dengan angka titer O =1160 54,7. Hal ini berarti dari 100 orang penderita Tifus abdominalis terdapat 55 orang
dengan titer O =1160. Test Widal diyatakan + pada penderita Tifus abdominalis apabila hasil diagnosa ditemukan titer O =1160 atau lebih, akan tetapi tidak
54,7 30,9
14,4
1160 1 320
180
Universitas Sumatera Utara
menutup kemungkinan penderita dengan titer 1160 dinyatakan + Tifus. Hal tersebut disesuaikan dengan acuan standar yang digunakan di berbagai rumah sakit
atau laboratorium tertentu.
13
Agar diagnosa dinyatakan pasti maka Test Widal tidak hanya dilakukan satu kali saja melainkan perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan 5-7
hari setelah pemeriksaan pertama untuk melihat kenaikan titer 4 kali sehingga dapat memastikan diagnosa Tifus abdominalis.
44
5.9 Titer H
Proporsi penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal berdasarkan berdasarkan uji titer antibodi H di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga Januari
2010-Juli 2012 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Tifus abdominalis Dengan Pemeriksaan Test Widal Berdasarkan
Uji Titer H di RSU Dr. F. L. Tobing Sibolga Januari 2010-Juli 2012
Dari gambar 5.13. dapat diketahui bahwa proporsi penderita Tifus abdominalis dengan pemeriksaan Test Widal berdasarkan hasil laboratorium uji titer H tertinggi
adalah penderita dengan angka titer H = 1320 37,6. Kenaikan titer H yang tinggi
37,6
35,9 26,5
1 320 1160
180
Universitas Sumatera Utara
belum dapat dipastikan memiliki arti diagnostik yang penting untuk Tifus abdominalis. Namun masih dapat membantu menegakkan diagnostik.
44
. Peningkatan titer aglutinin H saja tanpa disertai peningkatan aglutinin O tidak dapat dipakai untuk mendiagnosis penyakit Tifus abdominalis. Penyebab hal tersebut
antara lain; penderita pernah terinfeksi atau sering terinfeksi dengan S. typhi dosis rendah, penderita berada dalam masa penyembuhan Tifus abdominalis atau pernah
mendapat imunisasi antitifoid.
43
5.10. Analisa Statistik 5.10.1. Umur Berdasarkan Status Komplikasi